Bagas mempercepat langkahnya. Cowok yang mengenakan Jersey basket warna biru dengan headband yang melingkar indah di kepalanya itu sejak tadi terus mendribel bola basket. Cowok dengan nomor punggung delapan itu menatap tajam lawannya yang ada di hadapannya.
Lawannya berusaha merebut bola basket itu tetapi, gagal karena saat itu juga Bagas melompat tinggi dan berhasil memasukkan bola basket itu ke ring.
"BAGUS, GAS!" seru Arya.
Suasana lapangan basket benar-benar sangat ramai karena guru-guru sedang ada rapat jadi siswa-siswi SMA Bramasta lebih memilih untuk menonton pertandingan basket anggota inti Graxtual gang.
Hap!
Bagas berhasil menerima bola yang dilemparkan. Cowok jangkung itu berjalan sembari mendribel bola. Gerakan Bagas yang lambat membuat tim lawan tidak segan-segan merebut bola itu. Namun, di luar dugaan ternyata dengan cepat Bagas melemparkan bola itu dan hasilnya mulus sekali! Bola yang dilempar sembarangan berhasil masuk ring.
"Huaaa keren banget Bagas!"
"Huaaa pengen gue lap keringatnya"
"Bagas lo ganteng!"
"Kak Bagas!"
"Zidan oii!"
"Arya huaaaaa keren!"
"Dimas sayang keren banget!"
"Maaf mbak dia cowok saya," balas Tari. Gadis itu berdiri di samping cewek itu. Tangannya memegang botol air mineral dan satu bungkus roti.
"Novaldi Arya Buana kece banget!"
"Dahlah inti Graxtual gang bikin gue pingsan!"
Bunyi peluit tanda pertandingan berakhir telah terdengar. Bagas berjalan menuju pinggir lapangan. Cowok jangkung itu dikejutkan dengan seorang gadis yang tiba-tiba menarik pergelangan tangannya.
"CIE YANG MAU PDKT!" teriak Zidan.
"Buat lo!" Lia menyerahkan satu bungkus roti cokelat dan susu vanilla ke Bagas. Namun, cowok itu malah terdiam lama. Hal tersebut membuat Lia bingung.
"Lo gak suka roti cokelat? Sukanya apa? Kalau suka yang lain biar gue beliin lagi deh." Lia melenggang pergi. Namun, dengan cepat Bagas mencekal tangan gadis itu. Lia menoleh, ia mengerutkan keningnya.
"Kenapa?"
"M-makasih, Lia," ujar Bagas.
"Itu tanda makasih gue karena Lo udah ngobatin luka gue, Bagas. Gue mau tanya kenapa lo nyuruh gue buat jauhin cowok gue?" Lia menatap intimidasi Bagas.
Ada rasa getaran di hati Bagas. Cowok berparas tampan itu mengulas senyum tipis sebelum akhirnya pergi meninggalkan Lia seorang diri.
"Lia!" Terdengar suara seseorang yang memanggilnya. Gadis dengan rambut yang dikuncir kuda itu menoleh, ia memutar bola matanya malas kala melihat seseorang yang berdiri di belakangnya.
"Erlangga nungguin lo di warung yang ada di dekat sekolah. Cowok lo nyuruh lo ke sana sekarang katanya sih ada hal penting," ujar Lea.
"Hmmm" Lia hanya membalas dengan dehaman saja.
Lea mendekatkan wajahnya dengan Lia, gadis dengan rambut yang dibiarkan terurai itu menepuk bahu Lia beberapa kali. "Kak Lia jangan nekat! Jangan main-main di belakang Erlangga." Selepas mengatakan itu, Lea melenggang pergi dari sana.
"Siapa yang main-main? Gue setia sama El," ucap Lia sedikit mengeraskan suaranya.
"WAH! ADA ROTI KESUKAAN NENENG HUAAAAA ABANG BAGAS TAHU AJA!" Zidan merampas roti yang ada digenggaman Bagas. Tanpa ragu cowok itu menghabiskan rotinya saat itu juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
A&B | Kita Belum Usai [Ending]
Ficção AdolescenteYang sudah membaca cerita ini, tolong jangan spoiler alur cerita dan endingnya! "Kalau kita usai, aku boleh kangen pelukan kamu yang bikin nyaman? Aku boleh kangen kamu?" Agrilia atau kerap disapa Lia, tidak pernah menduga kalau dirinya akan kembali...