Bagas merentangkan kedua tangannya. Cowok itu meregangkan otot-otot lehernya terlebih dahulu sebelum akhirnya ia bangkit dari tempat tidurnya.
Pintu kamar terbuka menampilkan seorang bocah lima tahun yang menekuk bibirnya sebal.
"Kenapa lagi?"
Samuel lari menghampiri Bagas. "Huaaaa tadi Samuel ditendang sama Bang Agas Huaaaaa!" Samuel terus menarik rambut Bagas sehingga hal tersebut membuat Bagas terjungkal.
"Kapan Abang nendang Samuel? Ini Abang baru bangun tidur loh!" Bagas menggaruk kepala yang tak gatal.
Samuel menghela napasnya panjang lalu, ia mendaratkan pantatnya di tempat tidur Bagas. Bocah lima tahun itu menatap sinis Bagas. "ABANG BAGAS NENDANG SAMUEL!" pekik Samuel.
"Astagfirullah kapan sih? Fitnah Mulu lo, Cil!"
Samuel melototkan. "Bilang apa tadi? Samuel itu udah dewasa jadi gak boleh dipanggil bocil! Abang Bagas udah nendang Samuel tadi, huaaaaa mana tendangan keras banget!" Bocah lima tahun itu menangis meraung-raung.
"Kapan? Gue tanya kapan?"
"TADI DI MIMPI HUAAAAA! ABANG JAHAT HUAAAAA! BUNDA! ABANG NENDANG SAMUEl HUAAAA!" Bocah lima tahun itu lari terbirit-birit hendak menghampiri bundanya.
"Masih pagi udah bikin gue emosi." Bagas menggeleng. Cowok itu lalu meraih ponsel yang ada di meja belajar. matanya menyipit kala membaca pesan masuk.
Bagas membulatkan bola matanya. Cowok yang masih mengenakan kaos putih polos dan celana kolor warna hitam itu mengambil kunci motornya. Dengan langkah cepat ia menuju luar rumah.
"Mau ke mana, Den?" tanya penjaga.
"Ada urusan penting cepat buka!"
Bagas melajukan motornya dengan kecepatan tinggi. Saking paniknya ia hanya mengenakan balutan kaos tipis tanpa jaket padahal udara sangat dingin.
Berbeda dengan Lia. Gadis itu masih meringkuk sembari menangis tersedu. Tubuhnya kedinginan karena semalaman di kamar mandi.
"Mama tolongin Lia ... Lia takut!"
Farah sejak tadi mondar-mandir menunggu kedatangan anaknya. Wanita itu memijat pelipisnya yang terasa pening. "Lea! Tadi pulang sekolah Lia bilang mau ke mana?"
"Apa Mama? Lea masih ngantuk nih," balas Lea.
"Kakak kamu ke mana? Udah mau subuh gak balik-balik apa dia diculik?"
"Lea gak tahu Mamih. Coba telepon deh atau hubungi temen sekelasnya," jelas Lea.
Bagas membelokkan setir motornya memasuki pekarangan rumah yang lumayan luas. Suasana rumah itu benar-benar sangat sepi. Namun, langkah Bagas terhenti kala seseorang memanggilnya.
"Hei! Kau siapa?"
Bagas tidak memedulikan itu dengan cepat cowok itu segera masuk ke rumah tersebut untuk menolong Lia. Erlangga kini sedang berada di rumah Ervan. Cowok itu sedang asik bermain game online. Erlangga berdecak sebal kala ada panggilan masuk dengan cepat cowok itu mengangkatnya.
"Aduh den El di mana? Den lagi di rumah?"
"Kenapa bi? Kaya panik gitu!"
![](https://img.wattpad.com/cover/297930898-288-k268827.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
A&B | Kita Belum Usai [Ending]
Novela JuvenilYang sudah membaca cerita ini, tolong jangan spoiler alur cerita dan endingnya! "Kalau kita usai, aku boleh kangen pelukan kamu yang bikin nyaman? Aku boleh kangen kamu?" Agrilia atau kerap disapa Lia, tidak pernah menduga kalau dirinya akan kembali...