"Mana Noval?"
Satu pertanyaan dari mulut Lia mengalihkan atensi siswa-siswi kelas XII IPS 3 yang tengah asik dengan aktivitas masing-masing. Raut wajah Lia kini benar-benar tidak bersahabat.
"Lo pada lihat Noval, gak?" tanya Lia.
"Noval belum datang ke kelas. Mungkin dia enggak sekolah atau dia lagi nongkrong di rooftop."
Lia meletakkan tas di meja, lalu dia kembali ke luar kelas untuk menghampiri Noval yang diyakininya ada di rooftop. Angin berembus sehingga rambut Lia seolah terbang. Lia mengeratkan kepalannya kala manik matanya menangkap dua remaja yang tengah berbicara.
"Berengsek lo, Val!" Lia menampar pipi Noval.
"Lo kenapa--"
"Lo benar-benar berengsek! Gara-gara lo Ratu jadi pergi! Noval yang gue kenal mana?" Sorot matanya mengunus tajam memasuki netra hitam Noval.
"Lo ngomong apa?" tanya Noval bingung.
"Lo jahat, Val!" Lia memukul dada bidang Noval berkali-kali. Jujur saja, Noval tidak mengerti dengan apa yang dikatakan Lia. Gadis cantik yang berdiri di dekat Noval hanya bisa menunduk dalam. Dia tidak mau membuat suasana semakin kacau.
Lia mendongak. Setetes air keluar dari mata cantik Lia. Lia menatap Noval dengan pandangan sulit diartikan.
"Gue kecewa sama lo!"
"Kecewa kenapa?" Noval menggaruk kepalanya yang tak gatal. Dahinya mengernyit. "Salah gue apa?"
"Lo sudah bikin Ratu pergi, Val!"
"Ratu mana?"
Lia tertawa pelan. "Peduli?"
"Lia." Noval menggenggam tangan Lia. "Ratu mana?"
Lia melepaskan tangan Noval dari pergelangan tangannya. Lia maju tiga langkah. Gadis cantik itu mengembuskan napasnya dengan kasar.
"Ratu pergi, Val."
Sungguh kaki Noval seketika seolah tidak memiliki tulang. Noval menggeleng tidak percaya dengan apa yang dikatakan Lia. Tanpa basa-basi, Noval memutar badannya, lalu pergi dari sana. Namun, tubuh Noval tidak sengaja menabrak tubuh Bagas.
"Mau ke mana?"
"Gue mau cari cewek gue!"
Bagas tersenyum tipis. "Peduli?"
"Gue takut dia Kenapa-kenapa."
Lia menghampiri Noval dan Bagas. Air mata masih menetes membasahi pipi. "Dia sudah kenapa-kenapa, Val. Ini semua gara-gara lo!" Lia menunjuk Noval.
"Salah gue apa?" tanya Noval.
"Mikir!" Selepas mengatakan itu, Bagas menarik Lia untuk pergi dari sana dan meninggalkan Noval.
****
"Sayang, kamu sudah pamit sama sahabat kamu?"Ratu mengangguk. "Sudah,Pa. Ratu sudah pamit."
Dava tersenyum tipis. Lelaki itu bangkit dari duduknya, lalu berjalan menuju dekat jendela. "Suasananya bagus banget. Kamu bisa cari teman baru di sini."
"Ratu masih belum bisa melupakan mereka, Pa."
Dava menoleh. "Kenapa? Mereka juga sewaktu-waktu bisa melupakan kamu, Nak. Jadi mulai besok sebaiknya kamu cari teman baru di sini," saran Dava.
Ratu mengangguk. "Ratu istirahat dulu, Pa."
"Papa keluar dulu mau ketemu rekan bisnis."
Belum satu hari Ratu berada di Singapura, tetapi Ratu sudah merindukan Indonesia tepatnya orang-orang yang ada di sana. Ratu merindukan Noval yang selalu meminjamkan bahu untuk bersandar.
KAMU SEDANG MEMBACA
A&B | Kita Belum Usai [Ending]
Подростковая литератураYang sudah membaca cerita ini, tolong jangan spoiler alur cerita dan endingnya! "Kalau kita usai, aku boleh kangen pelukan kamu yang bikin nyaman? Aku boleh kangen kamu?" Agrilia atau kerap disapa Lia, tidak pernah menduga kalau dirinya akan kembali...