41. Ferfect

1K 124 10
                                    

"Lo bisa kasih alamat Bagas?" tanya Salsa ke seseorang yang saat ini tengah bertelepon dengannya.

"Hmmm." Orang itu hanya membalas dengan dehaman saja. Selang beberapa menit kemudian ada pesan masuk ke ponsel Salsa. Bibirnya berkedut membentuk senyuman kala ia menerima alamat Bagas.

Hujan telah reda. Salsa memutuskan untuk pergi ke alamat yang tadi dia terima. Dia tidak berangkat sendiri. Melainkan akan ditemani beberapa pengawalnya.

"Bagaskara Antonie Pradipta. Pokoknya lo harus jadi milik gue." Salsa melirik ke arah jendela mobil. Dia membayangkan kalau dirinya tengah berboncengan dengan Bagas. Namun, bayangan yang indah itu tiba-tiba buyar kala netra gadis itu menangkap sepasang remaja yang tengah asyik menikmati permen kapas.

"Sial! Pelakor!" geram Salsa.

Lia dan Bagas sejak tadi selalu menjadi pusat perhatian orang-orang. Bagaimana tidak menjadi pusat perhatian kalau sepasang remaja ini selalu memperlihatkan keromantisan di depan umum. Bahkan, Bagas sejak tadi terus menyuappi permen kapas ke Lia.

"Udah ih! Manis banget," kata Lia.

"Manis kayak kamu," balas Bagas.

Lia memukul lengan Bagas. "Nyebelin!"

Bagas memutar bola matanya kala Samuel tiba-tiba berlarian menghampiri dirinya dan Lia. Bocah menggemaskan itu datang diantar Raka.

"Kalian malah asyik pacaran di sini!" Samuel berkacak pinggang. Dia melotot ke arah Bagas. "Bos muda ini padahal tadi nyuruh you untuk beliin permen kapas, tapi kalian malah asyik suap-suapan," kata Samuel.

"Sini makan sama Kakak cantik," ajak Lia.

Samuel menggeleng. Lia menghela napasnya pelan. Gadis itu langsung memangku Samuel yang sejak tadi terus berdiri di hadapannya. Lia mendudukan Samuel di kursi plastik yang ada di pinggir Lia.

"Katanya mau permen kapas," ujar Lia.

"Cuci tangan dulu! Soalnya Kakak cantik sudah suappin Abang Agas. Nanti Samuel bisa kena virus," balas Samuel membuat bocah itu mendapat pelototan dari Bagas.

"Awas ya! Gue tinggalin lo di sini!" Bagas berdiri. Cowok itu langsung menggendong Lia menuju mobil yang terparkir sekitar dua meter dari sana.

Raut wajah Samuel memerah. Dia celingak-celinguk mencari keberadaan Raka. Namun, orang yang dia cari tidak ada. Samuel kira, Bagas hanya bercanda ternyata Bagas benar-benar meninggalkannya.

"Kasian Samuel."

"Biarrin. Biar tahu rasa," balas Bagas.

"Padahal Samuel cuma bercanda."

Bagas menoleh. Dia menatap gadis kesayangannya. Cowok itu hendak menggenggam tangan Lia. Namun, Lia langsung menghindari hal tersebut.

"Sayang," panggil Bagas.

"Ok. Kita putar balik buat jemput Samuel," putus Bagas.

Samuel sejak tadi tidak henti-hentinya terus menggerutu. Bahkan kaki mungilnya pun sampai menendang kaleng soda yang ada di hadapannya. Kaleng soda itu melayang hingga mengenai kepala seorang pengendara motor. Samuel berjalan mundur kala pengendara motor itu berhenti.

"Astaga! Jantung Samuel berdetak tidak karuan. Sepertinya aku jatuh cinta," kata Samuel ngaco.

"Semoga itu cewek cantik." Samuel mengangkat kedua tangannya. "Kabulkan doa Samuel," ucap Samuel.

Orang itu melepaskan helm. Dia menyugar rambut tebalnya terlebih dahulu. Selepas itu, dia turun dari motor dan menghampiri Samuel yang berusaha kabur.

"Jangan takut."

A&B | Kita Belum Usai [Ending]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang