Dehaman seseorang mengejutkan Bagas. Dia tersenyum kala Bimo menatapnya dengan tatapan penuh intimidasi. Bagas yakin banget kalau dirinya sebentar lagi akan diwawancarai oleh ayahnya.
"Samuel nangis. Katanya dibentak sama kamu. Apa yang sudah adik kamu lakukan sampai kamu tega bentak Samuel? Kamu sendiri pasti tahu kalau Samuel itu orangnya baperan, Bagas," kata Bimo.
"Bagas cuma gak mau Samuel bohong, Ayah." Bagas duduk di salah satu sofa. "Ayah," panggil Bagas.
Bimo mengerutkan dahi. "Ada apa?"
"Pertunangan kapan dilaksanakan?" tanya Bagas sedikit malu. Dia memperlihatkan deretan giginya.
"Maunya kapan?"
"Lusa."
Bukan Bagas yang menjawab. Melainkan Raka. Cowok itu baru saja menginjakkan kaki di lantai rumah. Dia memang sudah biasa pulang malam-malam seperti ini. Sebenarnya belum terlalu malam karena ini masih jam sembilan malam. Raka duduk di sofa yang sama dengan Bagas. Dia membuka kancing kemejanya.
"Kalau lo tunangan. Gue yang atur semuanya," kata Raka.
"Gak! Nanti acaranya bakal hancur," tolak Bagas.
"Udah! Jangan berantem!"
Bimo bangkit dari duduknya. Lelaki yang mengenakan kaos hitam polos dan kacamata menatap Bagas dan Raka secara bergiliran sebelum akhirnya Bimo pergi meninggalkan Bagas dan Raka di sana.
"Ka," panggil Bagas setelah Bimo menjauh.
"Ada berita bagus?"
Bagas menggeleng. "Raja--"
"Raja kerajaan mana? Lo anak IPS masa gak--"
Bagas memejamkan matanya sejenak. Sekadar untuk meredakan emosi yang akan bergejolak. Dia menarik napasnya dalam-dalam, lalu dia hembuskan secara perlahan. "Bukan itu maksud gue, Ka!" geram Bagas.
"Lo tahu geng motor Trabax? Nah, dulu ketuanya itu Erlangga, tapi sekarang jadi Raja. Raja Laskar Aditama yang jadi ketua Trabax. Dia itu orang yang--"
"Yang apa?" potong Raka.
"Jangan dipotong dulu kalau gue lagi ngomong! Gak sopan lo sama orang tua!" ucap Bagas kesal.
"Orang tua pala lo kotak! Di sini umur gue yang lebih tua dari lo! Lo lahir Desember dan gue--"
"Gak nanya! Udah gak mood ngomong sama manusia modelan kayak lo!" Bagas bangkit dari duduknya. Dia memilih untuk segera pergi ke kamar.
Raka menyandarkan punggungnya ke sandaran sofa. Dia mengeluarkan ponselnya dari saku. Bibirnya berkedut membentuk lengkungan tipis yang manis.
"Raja," gumamnya.
Kevin berdecak sebal karena sejak tadi Lia tidak membuka pintu kamar. Cowok yang mengenakan sweater hitam pun mendobrak pintu dan ternyata mata Kevin menangkap Lia yang tertidur di meja belajar.
"Kayaknya bocil bosen tidur di tempat empuk."
Kevin mendekati Lia. Dia memangku adiknya menuju kasur. Cowok itu juga tidak lupa menyelimuti adiknya terlebih dahulu sebelum kembali keluar.
"Mimpi indah." Kevin mengecup kening Lia.
****
"Satu titik dua koma eh ada yang cantik ternyata sudah ada yang punya," goda Zidan ke cewek yang tengah beli kupat tahu di warung depan sekolah atau anak SMA Bramasta sering menyingkatnya menjadi WDS."Maaf ada orang gila kehabisan otak," kata Dimas.
"Neng tahu gak yang berat itu apa?"
"Emangnya apa? Pasti Bang Zidan, soalnya Bang Zidan itu beban keluarga," ucapnya yang mampu membuat anggota Graxtual tertawa kecuali Bagas dan Arya.
![](https://img.wattpad.com/cover/297930898-288-k268827.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
A&B | Kita Belum Usai [Ending]
Teen FictionYang sudah membaca cerita ini, tolong jangan spoiler alur cerita dan endingnya! "Kalau kita usai, aku boleh kangen pelukan kamu yang bikin nyaman? Aku boleh kangen kamu?" Agrilia atau kerap disapa Lia, tidak pernah menduga kalau dirinya akan kembali...