3. Jangan Bandel

3.1K 396 74
                                    


Erlangga mendorong tubuh Lia dengan kasar sehingga hal tersebut menyebabkan lutut Lia bersentuhan dengan aspal. Lia mengiris pelan kala melihat lututnya yang berdarah.

"Aduh! Lukanya parah banget tuh biar ibu obattin mau? Sekarang kamu ikut ibu dulu." Kinan mengulurkan tangannya ke Lia.

Lia mendongak, ia langsung menerima uluran tangan tersebut. "Hmmm makasih sebelumnya, Tan. Lia mau pulang saja nanti ayah marah kalau Lia pulang telat. Sekali lagi Lia minta maaf," ucap Lia.

"Udah! Pokoknya kamu ikut ke rumah ibu dulu biar nanti diobatin kalau pulang mah gampang banget soalnya ibu punya anak cowok tiga," jelas Kinan.

"Udah! Pokoknya kamu ikut ke rumah ibu dulu biar nanti diobatin kalau pulang mah gampang banget soalnya ibu punya anak cowok tiga," jelas Kinan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Eh! Ayo masuk, Lia," ajak Kinan.

"Iya, Tante." Lia mengikuti Kinan yang mulai melangkah memasuki rumah mewah tersebut.

"Ayo masuk! Kamu tunggu di sana dulu, ya? Tante mau ngambil kotak P3K dulu," titah Kinan.

"ADUH! ABANG LAMA BANGET SIH! KATANYA MAU CARI JANDA HUAAAAA! ABANG BOHONG HUA! AYAH! AYO CARI JANDA HUAAAAA!"

Bimo yang kini duduk di ruang keluarga memijat pelipisnya yang terasa pening. Bahkan sekarang telinganya telah dikejutkan suara anak bungsunya.

"Ngomong apa tadi? Ayah gak salah denger?"

Samuel yang mengenakan baju kaos gambar si botak kembar naik ke pangkuan Bimo. Samuel melingkarkan tangannya di leher Bimo.

"Ayo! Ayo Ayah ayo!"

"Ayo apa, El? Ayah masih banyak kerjaan nih. Kalau mau main sama bang Raka atau bang Bagas jangan sama Ayah soalnya sibuk——"

"EL BUKAN MAU MAIN!" potong Samuel.

Bimo menutup laptopnya. Lelaki itu terlebih dahulu meneguk kopi susu buatan Kinan sebelum akhirnya mendudukan Samuel.

"Terus apa?" Dahi lelaki itu mengerut.

"El mau cari janda." Samuel memperlihatkan giginya.

Bimo menepuk keningnya secara kasar. "Astagfirullah ini anak didikan siapa sih? Capek! Gue capek Gusti!"

Bimo mengerutkan keningnya kala matanya menangkap istrinya yang turun dari tangga dengan membawa kotak P3K.

"Itu buat siapa? Bagas luka? Atau siapa? Parah gak lukanya? Perlu dibawa ke RS?"

Kinan menghentikan langkahnya. "Oh ini, ada anak cewek yang tadi didorong dari mobil terus Bunda  mau obattin lukanya." Bimo yang mendengar itu hanya mengangguk, lalu lelaki yang mengenakan kaos dan kacamata itu beranjak duduknya.

Erlangga memarkirkan mobil di depan markas yang jadikan tempat nongkrong dirinya dengan anggota geng motor pimpinannya. Cowok yang mengenakan kaos hitam dengan rambut acak-acakan dan mengenakan kalung besi itu keluar dari mobil dengan gaya angkuhnya.

A&B | Kita Belum Usai [Ending]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang