15. Samuel hilang?

1.6K 214 22
                                    

"Ih lama banget sih cowok jelek datangnya." Samuel Pradipta bocah lima tahun yang mengenakan seragam TK sejak tadi terus menunggu kedatangan Bagas di depan sekolah. Bagas janji akan menjemput Samuel tapi, sampai saat ini Bagas belum datang.

"ABANG HUAAA ABANG DI MANA? ABANG LAGI PACARAN SAMA KAKAK CANTIK SAMPAI MELUPAKAN SAMUEl YANG GANTENG, PLAYBOY, HUAAAAA." Samuel Menghentakkan kaki mungil yang dibalut sepatu warna hitam dengan kesal. Raut wajah Samuel sudah memerah seperti menahan tangis karena suasana sekolah sepi.

"Loh? Ngapain Dek di sini?" Seseorang datang menghampiri Samuel. Orang itu mengajak Samuel untuk duduk di kursi panjang yang ada di depan warung.

"Kenapa belum pulang?"

Samuel menghela napasnya panjang. "Belum ada yang jemput. Abang katanya mau jemput tapi, sampai sekarang enggak datang juga huaaaaa! Samuel mau pulang huaaaaa Samuel pengen bobo siang pokoknya Samuel mau pulang huaaaaa."

"Abang kamu siapa?" tanyanya.

"Abang Bagas dia itu jelek, bodoh, galak, sok dingin , cerewet, centil, manja, kaya banci, pokoknya abang Bagas itu nyeremin banget ih serem!" jelas Samuel.
Senyum miring kian terukir di wajahnya. Orang itu terus menatap wajah polos Samuel yang sudah berlepotan karena es krim. Bocah lima tahun itu mulai merasakan ngantuk yang luar biasa setelah memakan habis es krim yang tadi dikasih oleh orang yang duduk di sampingnya.

"Abang! Samuel ngantuk bisa anterin pulang? Samuel mau bobo di rumah," pinta Samuel.

"Okeh let's go!" Orang itu memangku Samuel menuju mobil warna putih yang terparkir di pinggir jalan. Di lihat dari raut wajahnya orang itu merasa senang kalau Samuel tertidur dengan pulas berarti dia bisa dengan segera melaksanakan aktivitas selanjutnya.

****
Anggota inti Graxtual gang tengah nongkrong di warung depan sekolah atau biasa disebut dengan WDS. Lima cowok berparas tampan ini tengah sibuk dengan urusannya masing-masing. Bagas sejak tadi terus memerhatikan ke arah gerbang sekolah.

"Lo nungguin apa sih?" tanya Noval yang datang dengan satu piring mie goreng. "Lo nungguin L-"

"Abang Agas nungguin Idan. Iya, kan Akang!" Zidan merangkul pundak Bagas. "Kita itu udah jadian tapi-"

"Jangan kebanyakan halu!" Bagas Menepis tangan Zidan yang merangkul pundaknya. "Gue suka cewek bukan suka lo!" Selepas mengatakan itu Bagas pergi menghampiri seseorang yang tengah berdiri di gerbang.

"Sakit hatiku huaaaaa ayang Agas jahat sama aku huaaaaa sakit hatiku huaaaaa sak-"

"Enak?" tanya Arka setelah menyumpal mulut Zidan dengan pisang cokelat.

Zidan mengangguk antusias. "Suappin lagi dong." Mengedipkan matanya genit. "Ayang cepetan suapin Idan lagi dong huaaaaa mau disuapin ayang."

"Mii disiiipin iying," ejek Dimas.

"Diem lo!" ketus Zidan.

Sebuah botol plastik mengenai kepala seorang cowok yang mengenakan kaos hitam polos yang dibalut seragam SMA dengan semua kancing yang terlepas. Peluh cowok itu kian bercucuran dari dahi. Zidan menyugarkan rambut tebalnya membuat cewek-cewek yang kebetulan lagi jajan menatap kagum Zidan.

"Cantik." Zidan Mengedipkan mata genit.

"Eh ada Kak Zidan." Gadis cantik dengan surai sebahu yang dikepang duduk di kursi panjang. "Kakak Zidan ganteng tapi, bukan pacar aku."

Zidan berdeham. Cowok itu duduk di samping gadis cantik itu. "Ya udah kita pacaran."

"Ogah sama modelan buaya kaya Kak Zidan mah lebih baik modelan abang Bagas meskipun nyeremin tapi, diantara Kakak-kakak yang ada di sini cuma kak Bagas yang nantangin buat dideketin." Gadis itu berdiri kala pesannya sudah siap. "Shalom Kakak-kakak. Aku duluan, ya?" pamit gadis itu.

A&B | Kita Belum Usai [Ending]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang