33. Why?

1.2K 158 6
                                    

Dari mana bisa nyasar ke cerita ini?

WhatsApp?

Tiktok?

Facebook?

Instagram?

Telegram?

Jangan lupa untuk vote dan komen!

Happy reading

'Dia ada. Namun kenapa dia berbeda?'
~Bagaskara Antonie Pradipta~

"Adik gue nangis. Lo apain dia?" tanya Kevin langsung pada intinya. Bagas mengerutkan keningnya. Dia sama sekali tidak paham dengan apa yang dikatakan Kevin.

"Na-nangis? Nangis kenapa?" tanya Bagas.

Kevin mengacak rambutnya frustrasi. "Lo bego atau gimana? Gue nanya malah balik nanya! Kalau gue tahu penyebabnya juga gak bakal nanya lo, sat!" geramnya.

"Tapi, gue enggak tahu Lia nangis kenapa," kata Bagas.

"Lo serius enggak tahu?" Bagas mengangguk. Cowok itu ingin tahu langsung alasan Lia menangis. Bagas mengeluarkan ponselnya dari dalam saku. Cowok itu mengetikkan pesan yang akan dikirimkan ke Lia.

To : my girl
[Sayang, kamu kenapa?]

***
"Dunia benar-benar jahat banget sama gue!" Lia melemparkan gelas kaca ke sembarang arah. Pecahan gelas itu memekakkan telinga. "Gue cuma mau bahagia. Apa itu gak bisa?" tanya Lia entah ke siapa.

Air mata Lia masih menetes. Dia masih tidak menyangka kalau Bagas sudah mengkhianatinya. Lia membuka laci meja belajar untuk mencari sesuatu. Bibirnya terangkat membentuk lengkungan tipis. matanya tertuju ke benda kecil yang ada di genggamannya.

Lia memejamkan matanya kala silet menyentuh permukaan paha putih mulusnya. Ini bukan pertama kalinya Lia melakukan ini semua. Lia selalu melukai dirinya kala berada di titik terendah.

Jam sudah menunjukkan pukul dua dini hari. Namun, Bagas belum bisa menutup matanya. Cowok yang mengenakan kaos putih polos dengan celana kolor warna hitam melangkah menuju balkon kamarnya.

Mata Bagas terpejam kala angin menerpa kulit wajahnya. Secara perlahan dia kembali membuka bola matanya. Manik mata Bagas tertuju ke arah bentang kanvas hitam yang terbentang luas. Bintang kecil terlihat menyembul.

"Are you okey, my girl?"

Pikiran Bagas tertuju ke Lia. Hanya gadis itu yang bisa membuat Bagas seperti ini. Lia mampu menyita pikiran Bagas. Gadisnya benar-benar berhasil membuat Bagas gila. Bagas mengacak rambutnya kesal.

"Lo kenapa sayang? Lo kenapa menghindar dari gue?"

***
"Dari mana, Bang?" Kevin menghentikan langkahnya. Cowok berperawakan tinggi itu menoleh. "Dari luar. Mata lo sembab lagi, lo nangis lagi? Kenapa?" tanya Kevin.

Kevin sangat khawatir dengan Lia. Dia tidak mau kalau Lia Kenapa-kenapa. Lia tidak menggubris Kevin, dia malah menyalakan kompor untuk memasak mie. Kevin menghela napasnya pelan. Cowok itu menghampiri Lia. Tangan Kevin terangkat merapikan rambut Lia.

A&B | Kita Belum Usai [Ending]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang