50. Orang yang tepat?

918 131 20
                                    

"Mana anggota lo yang berengsek?"

Seorang cowok bertubuh jangkung mencengkeram pakaian yang dikenakan Arka. Sorot matanya menghunus tajam memasuki netra hitam Arka. Pandangannya mengedar hingga berhenti di seorang cowok yang baru saja memarkirkan motor.

Kevin menghempaskan Arka begitu saja hingga tubuh Arka menabrak tembok. Ketika sudah berada di depan Bagas, Kevin tidak ragu untuk memukul wajah Bagas sekuat tenaga. Kevin saat ini sedang tidak baik-baik saja.

"Kenapa lo bikin adek gue sakit hati!" teriak Kevin tepat di depan wajah Bagas. "Lo kalau udah enggak sanggup sama Lia bilang sama gue! Enggak usah dengan cara lo malah selingkuh sama temennya Lia," geramnya.

"Gue sama sekali enggak selingkuh--"

"Enggak usah ngelak!"

Satu bogeman mendarat dengan sempurna di pipi Bagas. Kevin mencengkeram kaos hitam yang Bagas kenakan sehingga Bagas hampir tercekik. Awalnya Bagas memilih diam. Namun, lama kelamaan dia menendang perut Kevin hingga Kevin tersungkur.

Kevin kembali berdiri menghampiri Bagas. Kali ini dia memperlihatkan postingan terbaru di akun gosip SMA Bramasta. Bagas terus mengumpat dalam hati kala matanya menangkap postingan yang berhasil membuat rahangnya mengeras. Dia sendiri heran kenapa admin akun gosip SMA Bramasta lancang memosting foto yang bisa menimbulkan perang dunia.

"Itu semua salah paham, Bang."

"Banyak bacot lo! Gue kecewa sama lo!"

Napas Bagas kian memburu. Peluhnya kian bercucuran membasahi dahi dan leher. Cowok itu pun memandang Dimas dengan tatapan tajam seperti ada aura dendam.

"Maju sini, Dim! Jelasin semuanya!"

"Maju Dim, lo harus bisa meredakan ini semua."

Dimas mengangguk. Cowok itu mengikuti saran Noval. Dimas sendiri kini merasa bersalah karena sudah menyebabkan hubungan sahabatnya hampir hancur. Saat ini hanya ada penyesalannya yang ada di dirinya.

"Bang, gue yang sudah nyuruh Bagas nganterin pulang."

"Lo juga yang nyuruh cewek itu peluk Bagas?"

Dimas menggeleng. Dia sama sekali tidak pernah menyuruh Salsa untuk memeluk Bagas karena Dimas tahu hal tersebut bisa bikin Lia sakit hati dan Bagas risih.

"Salsa tiba-tiba peluk gue, Bang--"

"Terus lo biarrin?" Bagas mengangguk. "Berengsek lo!"

"Gue juga terpaksa, Bang. Soalnya waktu itu Salsa lagi kedinginan jadi mau enggak mau--"

Ucapannya terjeda lantaran Kevin menampar pipi Bagas sekuat tenaga. Rasa sakit kian menjalar di pipi Bagas. Cowok itu berdesis ngilu lantaran tamparan itu berhasil membuat luka yang ada di bibir Bagas semakin perih.

"Asalkan lo tahu disaat Salsa kedinginan disaat itu juga Lia ketakutan! Dia takut lo kenapa-kenapa karena enggak bisa dihubungi!" murka Kevin.

****
Raja terus mencomot keripik kentang seraya menyaksikan drama komedi bersama Lia di ruang tengah. Cowok itu sesekali menyuappi Lia. Sudah tiga puluh menit Raja menemani Lia menonton film drama komedi dan hasilnya kini Lia kembali tertawa.

"Lia," panggil Raja membuat Lia menoleh.

"Kenapa?"

"Lo cantik kalau ketawa," kata Raja. "Jangan nangis biar cantiknya enggak hilang," lanjut Raja.

Jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Lia sudah tidak kuasa menahan kantuknya hingga dia tidak menyadari kalau dia tertidur bersandar di pundak Raja. Karena dikhawatirkan Lia bakal sakit kepala akhirnya Raja pun membiarkan pahanya digunakan sebagai bantalan untuk Lia. Senyum manis terukir dari bibir Raja. Tangannya terangkat mengusap lembut rambut Lia dengan penuh kasih sayang. Setetes bulir bening tiba-tiba menimpa wajah Lia. Raja buru-buru menyeka bulir bening yang membasahi pipinya.

A&B | Kita Belum Usai [Ending]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang