JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN!
HAPPY READING!
TYPO BERTEBARAN!
.
"4 map?" tanya Christina heran saat ia disodorkan 4 map berwarna merah meroon oleh Rezan.
"Benar nona,"
Christina membuka salah satu map, terdapat data-data yang membuat Christina melotot tidak percaya.
"Kau yakin dengan semua ini?" tanya Christina tak percaya dengan laporan di depannya.
"Saya yakin 100% benar nona."
Dengan tergesa-gesa Christina membuka ponselnya dan segera menghubungi Gio agar segera menemuinya.
-FIGURAN-
"C-chris?....." suara Gio bergetar memanggil nama Christina.
"Maaf, kalau gue ikut campur. Tapi ini bukan masalah sepele." balas Christina dengan serius.
Gio mendongak, menyandarkan tubuhnya pada sandaran sofa di ruangan itu.
"Lucu..." gumamnya menatap langit-langit ruangan itu dengan pandangan yang kecewa dan marah menjadi.
Christina beranjak laku duduk di samping Gio. Ia menarik Gio ke dalam pelukannya.
"Kenapa hidup gua kayak gini Chris? kapan gua kayak mereka? seberdosa itu lah gua? bahkan, gua mau senyum rasanya kayak berat banget." curahnya disandaran Christina.
"Lo bakalan bebas Gi, yakin sama gua! gue tau, lo capek. Lo lelah. Tapi, hidup lo harus tetap berputar Gi. Lo nggak bisa terus-terusan tidur kayak gini, ada saatnya lo bangun. Buka mata lo." ucap Christina sambil mengelus punggung sahabatnya ini.
"Makasih." ucap Gio tulus lalu memeluk tubuh sahabatnya itu.
"Gua harus gimana?" tanya Gio mengurai pelukannya.
"Kasih dia hukuman 567." balas Christina mantap.
Hukuman 567, adalah hukuman yang diterapkan oleh gangster Vervox. Yang diamana apras penghianat Vervox akan dikurung di sel bawah tanah dan akan diberi makan 2 hari sekali, juga hanya diberi 5 tegukan air minum dalam jangka 3 hari. Tidak manusiawi? bukankah gangster Vervox memang kejam?
"Okay." balas Gio dengan pasrah.
"Tua bangka sialan!" gumam Gio emosi.
-FIGURAN-
"Mereka kangen kita nggak ya bang?" tanya Slex pada kakaknya.
"Pasti." balas Evos pada sangat adik.
"Kira-kira rumah baru mereka dimana ya bang? udah hampir 4 tahun kita cari rumah mereka, tapi sampe sekarang belum ada pencerahan sedikit pun." ucap Slex menunduk melihat bangunan bangunan yang terlihat berlomba-lomba untuk menggagapai langit.
Evos terkekeh pelan, lalu ia merangkul bahu Slex selalu adik sepupunya itu dengan hangat. Jujur saja, ia tidak tega melihat adiknya yang rapuh seperti ini. Ia lebih memilih dijahili habis-habisan oleh Slex daripada melih sisi rapuh Slex. Mau bagaimana lagi? hanya ia tempat sandaran bagi Slex. Termasuk dirinya, yang menyandar pada Slex.
KAMU SEDANG MEMBACA
-FIGURAN- (END)
Fantasy[MURNI KARYA SAYA!] [DILARANG MEMPLAGIAT CERITA INI!] [JANGAN LUPA FOLLOW AKUN WPKU JUGA!] [WARNING! CERITA INI BELUM REVISI! ] Bagaimana jika seorang gadis yang menjadi seorang atlet karate mengalami kecelakaan beruntun dan bukannya ia berada di al...