-FIGURAN-53

9.4K 1.3K 58
                                    

DOR! AYO SENAM JANTUNG KAKAK!

HAPPY READING!

TYPO BERTEBARAN!

.

Di dalam markas Vervox kini terlihat hening dan suram. Seminggu berlalu, keramaian markas berkurang.


Sudah 3 hari pula mereka waspada, dimana saat Nixe berhasil kabur dari jeratan Vervox dibantu oleh Vavtor.

Vavtor, sebuah gangster yang dulunya pernah jaya pada masanya. Vavtor juga memiliki hubungan yang sangat akrab dengan salah satu mafia yang dulunya berjaya. Kini, Vavtor kembali bangkit. Bahkan, Vervox sudah mulai mencari jejak mereka. Tidak, mereka tidak takut tersaingi. Hanya saja, Nixe kabur bersama Vavtor.

Vavtor adalah gangster terkejam yang pernah ada. Mereka brutal dan tidak takut membuat lawannya mati. Maka dari itu Vavtor sangat ditakuti oleh hampir semua orang.

DUAG!

PYARRRR!!

Jendela markas Vervox terpecah oleh serangan baru yang disengaja.

Gio berlari menuju batu yang dibalut kertas tersebut.

LO MAU NIXE? TEMUIN GUA DI LAPANGAN ARSEN. BAWA GENG SAMPAH LO ITU!

-leader Vavtor-

"Siapin anak-anak." perintah Gio sambil meremat kertas yang berada di tangannya itu.

Naza mengangguk lalu pergi begitu saja.

'Gua harap, kali ini gua bener.' batin Gio mantap.

-FIGURAN-

"Dateng juga lo anak pembunuh." ucap Andreas santai dengan celurit yang ia bawa.

"Dimana Nixe?!" sentak Resom emosi.

Lapangan Arsen. Lapangan yang berada di tengah hutan, lapangan ini dulunya adalah lapangan basket. Namun, seiring berjalannya waktu. Lapangan ini menjadi jarang dijumpai dan berakhir terbengkalai begitu saja.

"Apart gua, kenapa lo? sensi amat. Kangen ya lo ama adek gua?" goda Andreas dengan tengil.

"Bajingan!" umpat Gio ingin maju namun ditahan oleh Naza.

"Nggak usah banyak bacot, dia adek gua. Gua nggak akan sakitin dia."

"VAVTOR!"

"MAJU!"

Tanpa aba-aba Vavtor langsung menyerang Vervox dengan brutal. Dua kubu itu saling mengadu kekuatan dengan gila. Dua gangster tersebut menyerang tanpa menggunakan senjata sama sekali.

"Bajingan!" umpat Andreas di tengah-tengah pertarungannya dengan Gio.

"Takut lo?" ejek Gio pada Andreas.

"Gak!"

BUG!

BUG!

DUAG!

TAK!

KREREK!

-FIGURAN- (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang