-FIGURAN-20

36.4K 4.3K 441
                                    

.
BAAA!!!

ADA YG NUNGGUIN???

NGGAK ADA?

YAKIN???

YAUDAH KU NGAMBEK!!!!

KOK ALAY YA?😭

BODO AH LANGSUNG BACA AJA YUK!

HAPPY READING!

TYPO BERTEBARAN!!!!

💃🏻

.
.

Di kelas XII MIPA A terdapat seorang siswi cantik yang sedang melamun. Matanya menatap kosong ke arah papan tulis yang dihiasi oleh rumus-rumus fisika yang sangat menyebalkan. Tidak! ia tidak melamunkan rumus IPA yang sedang berkolaborasi dengan Matematika tersebut tapi ia memikirkan sebuah rencananya yang tidak berjalan dengan lancar.

Ia adalah Christina. Sedari tadi tatapan Christina tidak lepas dari papan tulis tersebut, terkadang ia juga mencoret-coret bukunya dengan asal akar pikirannya kembali tenang dan menjalankan rencananya dengan mulus.

Tapi apa? kenapa? kenapa rencananya gagal! ugh! ini menyebalkan! sangat menyebalkan!

Ia sangat benci saat rencana yang sudah ia atur dengan rapi bubrah begitu saja! ia sangat tidak menyukai itu!

"Kenapa plotnya bisa gini sih?! anjir otak gue juga kenapa sih?! disaat gue lagi butuh ide dia malah lemot! saat gue nggak butuh ide eh dia cepet banget tanggapnya!" gumam Christina kesal sambil mencoret-coret kembali lembaran bukunya.

"Seharusnya si Medlina itu nggak bar-bar kayak kemarin! si Gio juga! seharusnya dia kan marah besar karena si Muthia luka!" gumam Christina saat mengingat kejadian tempo hari yang membuatnya kesal setengah mati.

"Gue nggak bisa diginiin! gue nggak bisa! gue nggak bisa diginiin anying!!!" ucapnya pelan sambil menggelengkan kepalanya tidak terima.

Kejadian kemarin dimana Muthia yang pingsan karena kepalanya terbentur ke tanah membuat sma merdeka seketika menjadi heboh! ada yang senang ada juga yang kasihan terhadap Muthia.

Medlina juga setelah kejadian tempo hari itu ia masih bisa bersekolah seperti biasanya. Bahkan gadis itu kini tambah menjadi-jadi terhadap Gio.

"AARRRGGGGHHH MONYET! ASU!" teriak Christina kesal sambil melemparkan pena yang sedari tadi ia pegang ke sembarang arah.

"Aduh!" pekik seorang pemuda dengan pelan.

"Eh!" ucap Christina dengan refleks lalu ia dengan cepat beranjak dari bangkunya dan mendekati pemuda yang menyandang gelar sebagai kekasihnya.

"Kamu nggak papa kan?" tanya Christina sambil mengelus dahi Naza yang terlihat memerah.

"Sakit tau!" ucap Naza sok tersakiti.

"Halah!" ucap Christina yang tau Naza hanya mendramatis saja. Dengan kesal ia menabok dibagian yang memerah tadi membuat Naza dengan refleks memundurkan wajahnya dari jangkauan Christina.

-FIGURAN- (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang