"Assalamualaikum" Paman Rizal.
Tok, tok, tok
Ketukan pintu terdengar dari arah luar rumah bibi Ria. Ima yang sebelumnya duduk di depan TV bangkit dan membuka pintu seraya menjawab salam."Waalaikumussallam"_Ima
"Eeeh, Pamaan" sambung Ima terkejut.
Semenjak kepergian Ainun dari rumah itu, paman Rizal kini harus berjuang sendiri untuk menemui mantan istri dan anaknya. Meski kehadirannya tentu mendapat penolakan beberapa kali, namun paman Rizal tidak mau menyerah begitu saja. Perlahan, bik Ria memberi izin Ima untuk bertemu dengan ayahnya meski tidak lama.
Waktu terus berlalu, meski tidak banyak mendapat respon dari istrinya, paman Rizal terus mencoba dengan segala cara untuk membuat bibi Ria bisa menerimanya kembali.
"Kamu kenapa?" Tanya paman Rizal membuka topik pembicaraan.
"Aku rindu sama In" wajah sedih dan lesu ia tunjukkan tanpa ragu.
"Kalau gitu, kita temui saja dia"
"Eeh, enggak enggak. Buat apa? lagipula ini cuma perasaan aku aja"
"Atau kita minta bantuan Ustadz Yusuf gimana?" Bujuk paman Rizal.
Sebenarnya bik Ria setuju atas usulan itu. Tapi dia kembali ragu jika saja Ainun tidak lagi mau bertemu dengannya. Dengan sekali lirikan matanya, bik Ria menarik nafas panjang dan menggeleng sebagai penolakan. Jauh di dalam lubuk hatinya, bik Ria merasa sedikit resah dan sangat khawatir dengan keadaan Ainun saat ini.
Di tempat lain,
Yusuf yang tengah termenung di balkon kamarnya hanya menatap kosong halam rumahnya. Peci hitam di atas meja tak lagi ingin ia kenakan. Karena selain cintanya yang telah hilang, keinginan hidupnya juga sudah tidak lagi tersisa.
"Mas, gak pergi ke masjid hari ini?" Tanya Adelia sembari memebereskan sisa minunan yang ada di meja di dekat Yusuf.
Yusuf seolah berada di dunia lain saat itu, karena tidak mendengar pertanyaan istrinya. Mata yang tak kunjung ia kedipkan seolah tidak lagi berfungsi, membuat Adelia yang penasaran akhirnya menepuk pundaknya untuk menyadarkannya dari lamunan.
"Mas?"
Tubuh yang tergerak cepat, juga pandangan yang semula kosong kini tersadar dengan cepat. Wajah bingung dan tatapan penuh tanya kini mengarah tepat ke wajah Adelia.
"Udah selesai main ke pantainya?" Sambung Adelia dengan menaikkan sebelah alisnya seolah bertanya.
"Maksud kamu apa?" Tanya Yusuf keheranan.
"Hhhh, mas ini yaa. Badan dimna, fikiran kemana" cemberut kesal.
Yusuf yang faham maksud perkataan istrinya hanya terdiam tanpa jawaban. Dan tanpa peduli, Yusuf kembali terpaku di tempatnya dan tidak menghiraukan keberadaan Adelia di sana. Sejenak tertahan, Yusuf bangkit dari duduknya dan meninggalkan Adelia begitu saja. Namun, posisi Adelia yang dekat dengan Yusuf membuat mereka bertabrakan dan membuat Adelia yang sebelumnya memegang sebuah cangkir teh menjatuhkannya tanpa sengaja.
Prraak,
Cangkir teh itu jatuh dengan beling yang berserakan ke segala arah."Astagfirullah" ucap keduanya bersamaan.
"Maaf, maaf mas. Lia gak sengaja" lanjut Adelia sedikit panik.
Yusuf yang tidak terlalu mendengar penuturan Adelia kini hanya mematung di tempatnya. Ada perasaan aneh yang merasuki perasaannya ketika itu, khawatir dan gelisah tanpa sebab. Namun, dalam fikirannya hanya ada Ainun dan itu membuat Yusuf tidak bisa berkonsentrasi pada keadaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AINUN s.2 [On Going]
RomanceKisah bermula setelah pernikahan megah nan mewah itu. Perasaan yang perlahan mulai tumbuh di antara keduanya ternyata menjadi Boomerang. Karena sumpah yang Reval utarakan sebelumnya mungkin saja akan membuatnya harus berjuang melindungi sang istri d...