Jangan lihat!

600 40 6
                                    

Langkah cepat dan terburu-buru kian mengarah ke ruangan yang di arahkan seorang perawat pada Ainun. Sebelumnya memang Ainun yang tengah berada di dalam kamar Revan tengah mencoba gamis berwarna maroon yang juga selaras dengan jilbabnya. Tanti yang mengetuk pintu dari arah luar terdengar sangat tergesa-gesa. Atas perintah Reval sebelumnya, Ainun yang juga menjadi terburu-buru membuatnya tidak berfikir dua kali lalu mengambil map yang dimaksud dan berangkat dengan di antar bodyguard kepercayaan Reval menuju rumah sakit.

Langkahnya kini terhenti setelah ia menemukan keberadaan Reval tepat di depan ruang rapatnya. Meski mereka tidak banyak bicara, namun dari apa yang ia lihat, Reval memang terpana untuk kesekian kalinya melihat sang istri.

"Ruang aku ada di lantai atas, ada keterangannya. Kamu tunggu di sana, dan jangan coba-coba keluar sampai aku selesai rapat. Ngerti?!" Perintah Reval, lalu masuk meninggalkan Ainun di sana.

Setelah mendengar itu, Ainun hanya menurut patuh lalu berjalan menuju lantai dua ruan kerja Reval. Tanpa ia sadari, saat melewati sebuah ruangan yang terdapat dr. Adelia juga ustadz Yusuf di dalamnya, Ainun hanya terfokus pada ruang kerja milik Reval.

"Ooh, ini ruangannya" sedikit berdecak kagum.

Meja kerja yang terdapat tumpukan buku dan beberapa alat medis tersusun rapi di atasnya. Meski ruangan itu sangat besar dan luas, namun terlihat kosong dan mati. Tidak ada hiasan atau pajangan sebagai pengisi, namun hanya tersedia kursi juga meja sederhana untuk tamu atau pasien yang menunggu untuk di periksa. Cat pada dindingnya juga tampak bersih berwarna putih akan tetapi terlihat mati tak berisi.

Pada meja kerjanya juga terdapat bingkai foto berukuran kecil sebagai pengisi lainnya. Foto itu berisi gambar sepasang pengantin dengan pose mesra. dr. Reval dengan mendiang istrinya tampak bahagia dan sempurna sebagai pasangan.

"Eh, itu siapa ya?" Seorang perawat wanita menatap bingung pada Ainun yang berada di dalam ruang kerja dr. Reval.

Beberapa perawat yang melintas juga ikut terdiam di luar ruangan itu sembari memperhatikan gerak gerik Ainun di dalam.

"Kalian sedang apa?" Tanya dr. Adelia pada semua perawat itu.

Semua perawat itu seketika terkejut akan kehadiran der. Adelia yang muncul tiba-tiba.

"I, i, iitu" jawab salah seorang dari mereka dengan menunjuk ragu ke dalam ruangan yang pintunya lupa di tutup oleh Ainun.

"Oooh, kenapa? Dia berhak di sana. Dia itu istri dr. Reval, apa ada masalah?" Jawab dr. Adelia dengan santai setelah melihat keberadaan Ainun di dalam ruang kerja milik dr. Reval.

"Lagian kalian tidak ada pekerjaan lain, atau tidak ada pasien yang sakit makanya kalian nongkrong di sini?" Pertanyaan menohok itu dr. Adelia ucapkan karena tidak suka pada tindakan para juniornya.

Seketika semua perawat itu bubar dan kembali dengan tugasnya masing-masing. Sedangkan dr. Adelia melanjutkan langkahnya menuju ruang rapat menyusul keberadaan Reval di sana.

2 jam telah berlalu, namun Reval belum kunjung datang. Ainun yang terduduk lesu di kursi tampak sangat lelah dan kelaparan. Pagi tadi ia tidak sempat menikmati sarapan paginya karena Reval yang memintanya untuk membawakan map itu sesegera mungkin ke rumah sakit.

Di ruang rapat, beberapa kali Reval memperhatikan jam pada tangannya. Ia sendiri sudah menghitung waktu karena merasa sangat lama. dr. Adelia yang tengah memperhatikan tingkah Reval ketika menerangkan beberapa materi dalam rapat itu sedikit tersenyum licik.

"Baiklah, jika tidak ada yang perlu ditanyakan. Rapat ini kita tutup"

Wajah Reval berubah semringah mendengar ucapan itu. Tanpa berpamitan seperti biasanya, Reval malah keluar dengan terburu-buru setelah memebereskan mapnya. dr. Adelia mengerti itu lalu menutup rapat dengan sedikit gelak tawanya.

AINUN s.2 [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang