Paket Rahasia

520 37 4
                                    

"kenapa dia gak pernah buka cadarnya?" Batin Reval yang sedikit melirik Ainun yang tengah tertidur di sampingnya.

"wait, kenapa aku peduli soal itu?" masih membatin dengan fikirannya sendiri.

Dengan sedikit memainkan matanya, manik mata Reval bergulir melirik gadis cantik dengan tudung dan cadarnya yang tertidur dengan posisi menghadap dirinya. Sesekali ia menatap bingkai foto berukuran besar di depan ranjangnya.

"Enggak. Dia memang cantik, tapi kamu yang tercantik. Aku gak akan mungkin berpaling, kamu tenang aja sayang" gumam Reval yang menjelaskan kondisinya pada foto mendiang istrinya.

Seketika gerakan Ainun memudarkan lamunan Reval saat itu. Dengan cepat juga Reval berpura-pura tidur membelakangi Ainun. Entah jam berapa Reval mulai tertidur, namun kini ia kembali terbangun oleh suara Ainun yang membangunkannya untuk solat subuh seperti biasanya.

"Ainun, kamu mama perhatikan sudah sebulan kamu di sini, tapi kenapa bajunya itu-itu aja"

Ucapan itu tentu mengejutkan Ainun. Reval yang juga tengah menikmati sarapan yang di hidangkan Ainun juga sempat melirik untuk memastikan ucapan mama Ayu.

"Jangan bilang kamu gak punya baju lain?!" Kini papa Dista menyela untuk memastikan.

Ainun juga tidak mampu menjawab pertanyaan itu sekali lagi. Ia hanya tertunduk malu dan ragu pada semua orang yang ada di ruangan itu.

"Astagfirullahalaziiim, Tanti kamu kenapa diem aja. Kamu kerja atau enggak sih?" Marah mama Ayu pada Tanti yang berada tidak jauh dari mereka.

"Maaf Nyonya. Akan saya__" ucapan Tanti terpotong oleh Ainun.

"Bukan gitu ma. Aku ada baju, cuma warnanya emang semuanya sama" jawab Ainun membela asistennya.

"Berapa?" Tanya Mama Ayu.

"Ti,,iga lagi di cuci. Sama ini" ragu menjawab.

"Allahuakbaaaar. Kamu gak salah ngomong kan?"

"Maksud mama, bisa-bisanya kamu cuma pakai 4 baju. Kamu ngehina mama atau gimana? Kamu gak tau mama punya butik dan puluhan toko baju yang sudah bercabang di beberapa kota besar. Tapi Putri mama cuma punya 4 baju. Astagfirullah" sambung mama Ayu yang benar-benar tidak menyangka dengan semua itu.

"Ya Allah, bukan gitu ma. Tapi baju aku itu juga masih bagus semua, Lagian kan Ainun gak pergi kemanapun. Jadi gak harus punya baju banyak" berusaha menghibur dan membela diri.

"Gak, gak, gak. ENGGAK, hari ini kamu harus ikut mama belanja baju. Mama gak mau tau!" Tegas mama Ayu.

Reval yang tertunduk menahan senyumannya ternyata di perhatikan oleh Mama Ayu.

"Mampus, kena omel juga akhirnya" batin Reval yang puas dengan ocehan Mama Ayu pada istrinya.

"Reval, kamu juga gak ada perhatian-perhatiannya sama istri. Sampai gak ke urus begini" marah Mama Ayu pada Reval.

"Revaaaal lagi yang kena"

"Lagian yang dia bilang juga bener kok. Mama aja yang ribet" sambung Reval jengkel.

"Revaal" papa Dista menyela pembicaraan mereka.

"Iya, iyaaa. Nih pake!" Sebuah black card Reval keluarkan dari dompetnya dan memberikannya pada Ainun.

Ainun hanya menatap tanpa ekspresi lalu meraih black card itu dengan sedikit ragu.

"Kamu juga ikut!" ucap Mama Ayu pada Reval.

"Maaaaa,"

"IKUT!"

"Ini apa ya? Katanya mau belanja, tapi uangnya mana?" Pertanyaan Ainun itu seketika menjadikan seluruh ruangan itu hening dan menatap ke arah Ainun.

AINUN s.2 [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang