GELAP

457 33 0
                                    

Tangan Ainun yang masih sibuk membersihkan juga mengobati beberapa luka gores pada tangan papa Dista di kejutkan kehadiran Reval yang sangat tiba-tiba.

"Biar aku saja" tutur Reval dengan sedikit menggeser Ainun di sampingnya.

Pakaian putih khas dokter masih melekat indah pada tubuh tinggi dan kekar Reval. Dia mungkin lupa melepaskannya saat menerima panggilan telepon dari Bodyguard tadi. Saat itu juga, Ainun memilih mundur dari hadapan semua orang di dalam sana sambil masih mengusap air matanya. Sejenak terhenti, Reval menoleh ke arah belakang untuk melihat Ainun yang ternyata sudah pergi menjauh.

Siang itu, Ainun yang masih terdiam di dalam kamar mandinya seraya mengobati lukanya sendiri. Saat keluar ia bertemu dengan Reval di dalam kamarnya namun ia memilih untuk menghindar. Reval yang sebelumnya ingin mengajukan tanya pada kondisi Ainun saat itu, tidak di hiraukan Ainun dan hanya berpaling tanpa menoleh sedikitpun. Dan saat Reval akan menyusulnya Ainun telah masuk ke dalam kamar Revan lalu menutup pintu kamar itu.

Di lain tempat,

"Lia. Apa In pernah menghubungimu?" Tanya Yusuf pada Adelia di dalam kamarnya.

Sejenak mengambil nafas.

"Dua hari lalu aku buka perban kepalanya. Dan aku liat juga di sudah cukup membaik" ucap Adelia sendu.

"Alhamdulillah"

Selang beberapa saat, Adelia mengajukan pertanyaan yang cukup membuat Yusuf terkejut mendengarnya.

"Mas Yusuf mau pergi jenguk dia gak?" Tanya Adelia untuk berusaha menghibur suaminya.

Yusuf yang sebelumnya tengah sibuk dengan ponselnya kini menoleh dan menatap bingung Adelia.

"Maksud Lia sekalian silaturahim sama Tante Ayu. Udah lama juga aku gak kesana. Sekalian aku ke nalin ke kluarga kak Reval" sambung Adelia yang masih menyibukkan diri membereskan kamarnya.

"Kamu kenal dekat kluarga itu?" Tanya Yusuf yang penasaran dengan hubungan istrinya dengan kluarga Reval.

Dengan cepat Adelia menjelaskan semuanya tentang hubungannya dengan kluarga Adinata. Setelah itu, merekapun berangkat ke rumah Adinata dengan Umi Dania dan Hanan yang ikut serta.

"Istana yang lebih mirip gedung penyiksaan" gumam Yusuf dalam mobilnya ketika mereka tiba di depan rumah keluarga Adinata.

"Kenapa mas?" Adelia yang duduk di samping Yusuf sedikit mendengar ucapan itu namun sedikit samar.

"Rumahnya bagus" jawab Yusuf singkat.

Mama Ayu yang sudah berdiri di ambang pintu untuk menyambut kehadiran mereka tampak senang dan ramah. Bagai penyambutan seorang raja, para pelayan juga bodyguard berbaris dan ada juga yang bertugas membukakan pintu mobil milik Yusuf.

"Tante udah lama gak ketemu sama kamu De. Semenjak kamu nikah, jadi jarang main ke rumah kayak dulu" tutur Mama Ayu ketika mereka ada di ruang tamu yang megah nan luas itu.

Beberapa cangkir teh juga kopi terhidang beserta beberapa cemilan dan cake buatan koki langsung di rumah itu.

"Iya tante, maaf ya. Ade juga lumayan sibuk sejak kak Re merangkap di rumah sakit. Jadi Ade yang cover sisa tugas yang gak sempet kak Re selesaiin" jawab Adelia setelah menyeruput kopi miliknya.

"Jadi ini suami kamu ya. Ganteng seperti yang sering kamu ceritakan ya" ucap Mama Ayu meledek.

"Ah, tantee" Adelia tersipu malu.

Yusuf yang sebelumnya tidak fokus dan beberapa kali melihat ke arah sekeliling ruangan itu untuk mencari keberadaan Ainun, hanya tersenyum tipis mendengar penuturan itu.

AINUN s.2 [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang