H-81

488 44 33
                                    

Pagi di meja makan.
Seperti sebelumnya, Ressti selalu bersikap manja di sisi Reval. Sedangkan Ainun masih setia duduk di samping papa Dista sembari menyiapkan setiap kebutuhan mertuanya itu. Tidak jarang Ainun juga menyuapinya.

"Hari ini kita jalan-jalan yuk" ajak Mama Ayu bersemangat.

"Iya, papa bosen tau"sambut papa Dista mendukung.

"Iya mas. Aku juga gak punya persediaan barang yang lengkap di sini. Ayoo!!!" Ressti juga ikut memohon.

Reval menatap ke segala arah. Dan hanya tersenyum miring dengan sedikit anggukan kecil tanda persetujuan. Hanya Ainun yang tidak bersuara. Ia tidak yakin akan bisa ikut. Karena tentu ia hanya akan menjadi lalat di antara Reval juga Ressti nantinya.

"Kamu juga ikut kan?" Reval menatap datar ke arah Ainun.

Hanya lirikan sejenak, Ainun kian tertunduk untuk berfikir.

"Aaku__" tersendat.

"Semuanya akan pergi. Tidak ada penolakan?" Reval menekan suaranya agar lebih tegas.

....

Beberapa rombongan mobil mewah yang terdiri dari mobil Reval yang duduk bersama Ressti, papa Dista dan mama Ayu, lalu Ainun yang satu mobil dengan Tanti dan selebihnya adalah mobil pengawal. Mobil-mobil itu tidak lama telah sampai di Mall terbesar di kota itu. Namun, ada yang cukup aneh. Sebab ini adalah hari libur namun Mall itu malah sepi pengunjung. Bahkan tidak ada satupun motor atau mobil yang terparkir di sana. Senyap dan sepi.

Reval yang mengenakan setelan jas seperti dulu terlihat sangat romantis ketika ia membukakan pintu mobil untuk Ressti. Dan yang lain termasuk Ainun hanya di layani oleh bodyguard yang lain. Hal itu jelas terlihat. Perbedaan posisi Ainun di dalam keluarga juga hati Reval. Meski Reval sempat menoleh, namun lagi-lagi ia di kalahkan oleh sikap Ressti yang selalu manja padanya.

Mall itu sepi bukan karena tutup. Namun Reval membooking Mall itu untuk keluarganya. Meski tidak ada yang tau, namun Reval melakukan itu hanya agar Ainun lebih leluasa untuk berbelanja. Terlebih lagi tidak akan ada lawan jenis yang bisa melihat istrinya itu.

"Mas, kok sepi ya?" Ressti masih menggandeng mesra tangan suaminya itu.

"Apa jangan-jangan mas sengaja booking tempat ini buat aku?" Sambung Ressti percaya diri.

Ainun yang menyusuri tempat itu dan berada di belakang mereka tentu jelas mendengarnya. Meski ia tidak bergeming, namun dari sudut bibirnya, senyum itu terus tertarik paksa. Reval yang tidak kunjung memberi jawaban kian menikam perasaan istrinya yang juga ada di belakangnya.

"Kita coba baju di sini yuk!" Ressti kembali menarik paksa tubuh Reval memasuki toko baju di Mall itu.

Semua orang sibuk mencoba beberapa pakaian namun tidak dengan Ainun yang hanya duduk menonton di sofa dekat dengan kasir.

"Kamu gak mau coba baju juga?" Reval mendekat dan kokoh berdiri di hadapan Ainun. Tangannya terlipat menunggu jawaban.

"Enggak. Kalian aja"

"Kenapa? Kamu gak suka barangnya? Jelek? Atau mau merek yang lain?" Reval duduk berlutut.

"Enggak. Di sini jenis pakaiannya pendek semua"

Sedikit memonyongkan bibirnya, Reval mengangguk lalu bangkit dan melangkahkan pergi begitu saja.

"Gimna? Cantik gak?"

Ressti yang baru keluar dari dalam dressing room berputar-putar di hadapan semua orang untuk menunjukkan kecantikannya. Dress polos berwarna krim selutut di pakainya.

"Cantiknya, masyaallah" Mama Ayu dan papa Dista menjawab kompak.

"Cantik"

Reval sebenarnya tidak berfokus pada Ressti yang terus mengagungkan kecantikannya di hadapan Reval dan semua orang. Namun meski menjawab, nyatanya itu untuk pujian pada Ainun yang berada di belakang Ressti.

AINUN s.2 [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang