Seolah tidak mau menyerah begitu saja, kali ini Reval kembali dengan segala bentuk persiapan. Setelah kepergian Ainun dari rumahnya 5 hari yang lalu, Reval datang kerumah Ainun dengan keyakinan penuh.
Kali ini, meskipun Ainun menolak dengan segala ucapannya, Reval tidak akan lagi pergi. Itu semua karena Reval tau akan waktu yang tersisa benar-benar tidak banyak. Dan seperti yang di inginkan istrinya dulu, ia tidak akan pergi terkecuali waktunya memang sudah habis.
Sebuah tenda besar yang berada di halaman rumah itu tampak memenuhi setiap ruas jalan. Kali ini Reva juga tidak lagi bersama dengan pelayan ataupun bodyguard nya. Hal itu tentu di sadari Ainun, namun memilih untuk tidak perduli. Akan tetapi, saat malam hari tiba, tepatnya pukul 1 malam, hujan turun dengan derasnya. Karena perasaan, gadis cantik itu mengintip melalui celah tirai untuk memastikan sesuatu.
"Astagfirullah" batinnya yang mulai terusik dan tidak tega.
Tenda yang di tempati Reval saat itu ambruk dan hancur berantakan karena hujan lebat. Bukannya berteduh, Reval justru bersikeras memperbaiki tenda itu meski harus basah kuyup. Sudah berjam-jam lamanya, tenda itu tak kunjung selesai di perbaiki. Rasa kecewa mungkin sudah sedikit berkurang ketika melihat tangan suaminya terluka akibat goresan besi penyangga tenda.
Tidak berfikir panjang lagi, dan karena entah apa yang membuat tubuh Ainun bergerak cepat keluar untuk menghampiri suaminya. Bahkan Reval yang terkejut hanya mengikuti langkah istrinya ketika ia di tarik masuk ke dalam rumah.
"Aku bosen ngomong. Lebih baik setelah ini kamu langsung pulang!" Ucap Ainun saat mengobati lukanya.
"Enggak" suara menggoda.
Dengan kasar dan sengaja, luka yang baru saja Ainun balut di tekan karena geram dan kesal.
"Aa,,aaaa
Jahat banget jadi orang!"Langkah Ainun yang berjalan menuju kamarnya tiba-tiba saja jatuh dan terpeleset. Ada sedikit genangan air yang tidak sengaja terinjak karena adanya kebocoran.
Bruk,
"Aduuuh,,""Astaga,,,
Bangun-bangun!!!" Menghampiri."Mmm,,ini nih, kena karma kaan! Durhaka sama suami ya gini" ledek Reval setelah membantu istrinya berdiri.
"Iiiisss"
Setelah masuk ke dalam kamarnya, Ainun melempar kasar sebuah selimut pada tubuh Reval.
"Kamu hanya boleh tinggal malam ini. Kamu tidur di kamar itu!" Menunjuk kamar kecil yang bersebelahan dengan kamarnya.
Tidak ada jawaban, namun Reval tidak juga berniat menuruti ucapan istrinya itu. Sambil melangkah dengan hati-hati, Reval masuk dan bersiap-siap tidur.
Pagi menjelang,
Ainun yang hari itu tidak pergi ke masjid ataupun bekerja karena merasa kurang enak badan akhirnya tertidur kembali setelah selesai solat subuh di dalam kamarnya. Entah kenapa akhir-akhir ini ia sering merasa pusing, mual, sakit kepala, cepat merasa lelah dan mengantuk hingga sering sekali gemetar di beberapa bagian tubuh seperti tangan dan kaki. Atau mungkin saja ini adalah efek samping dari obat yang ia konsumsi seperti yang di katakan dr. Adelia sebelumnya.Tok tok tok,
"Ainun, ayo bangun kita sarapan!" Seru Reval dari luar kamar. Namun, karena tidak kunjung ada jawaban Reval masuk tanpa permisi.Saat itu ia melihat istrinya masih tertidur di atas sajadah dan masih mengenakan mukena putih yang tampak lusuh dan sedikit robek. Meski sempat tidak enak hati untuk membangunkan istrinya itu, akan tetapi karena waktu hampir menunjukkan pukul 10 pagi, Reval perlahan mendekat. Di raihnya tubuh Ainun sambil sedikit menggoyangkannya agar istrinya terbangun. Namun, seolah terbius, justru Ainun sama sekali tidak bergerak. Karena penasaran Reval membuka mukena putih itu untuk memastikan sesuatu. Keadaan cuaca yang masih terbilang cukup sejuk dan dingin justru membuat Ainun basah karena keringat.
KAMU SEDANG MEMBACA
AINUN s.2 [On Going]
RomanceKisah bermula setelah pernikahan megah nan mewah itu. Perasaan yang perlahan mulai tumbuh di antara keduanya ternyata menjadi Boomerang. Karena sumpah yang Reval utarakan sebelumnya mungkin saja akan membuatnya harus berjuang melindungi sang istri d...