Modeling

381 39 45
                                    

"kamu kemana aja seharian. Suami pulang bukannya di sambut malah hilang kelayapan"

Tubuh keduanya masih bersandar di dinding ranjang sebelum tidur. Setelah beberapa hari Reval tidak pulang, kali ini ia pulang dengan tetap membawa pekerjaannya ke rumah. Mungkin Reval sedikit jengkel karena sebelumnya saat ia pulang Ainun selalu menyambut bahkan siap di sisinya. Namun hari ini Ainun pulang sedikit terlambat jadi Reval hanya menemukan papa Dista di rumah.

"Cekrek" Ainun memfoto suaminya itu tanpa kamera dan hanya bermodalkan tangan kosong yang di buatnya seolah-olah tengah memotret dengan kamera asli.

"Ainuuun, mas lagi ngomong serius" melepas laptop yang ada di pangkuannya seraya menatap samar gadis cantik yang ada di balik tirai itu.

"Maas, aku udah izin ya. Aku udah kirim pesan, tapi mas gak balas. Sekarang apa lagi salahnya? Lagian aku cuma ikut mama ke butik, aku bosen tau di rumah. Kamu juga jarang pulang, Tanti juga gak ada. Menurut kamu, aku harus gimana?" Ainun menggerutu tak kalah kesal.

"Aku tau mas sibuk. Dan aku fikir mungkin saja mas masih bisa balas pesan dari aku. Tapi, bahkan baca aja mas gak sempat" menoleh ke arah lain.

"Kenapa kamu gak telfon?"

"Percuma maaas, coba mas cek sendiri handphonenya" Ainun bersiap-siap untuk tidur.

Reval sedikit bingung, namun ia coba membuka handphonenya lalu memastikan ucapan yang di katakan istrinya itu benar.

My wife 👸 - 10 panggilan tidak terjawab. Dan 5 pesan belum terbaca.

Reval melirik ragu. Kedua daun bibirnya tertutup merapat, ia bahkan menggigit bibir dalamnya karena kebingungan.

"Gimana? Apa aku masih saja salah?" Tanya Ainun yang sudah memejamkan matanya karena mengantuk.

"Hehe,, maaf ya. Mas meeting banyak hari ini. Kamu mau__"

"Aku ngerti mas. Tidur aja, besok lanjutin kerjanya. Nanti mas sakit kalau gak istirahat" Ainun memupuk ranjang yang ada di sebrang tirai itu untuk mempersilahkan Reval tidur.

....

Pagi hari seperti sebelumnya. Ainun menyiapkan sarapan untuk suaminya. Ia tidak duduk bersama, namun malah sibuk melayani suaminya itu. Meski sudah masuk hari libur, Reval tampak sudah rapi sedari tadi.

"Ini kan hari libur. Kamu mau kemana pagi-pagi gini?" Papa Dista mengajukan tanya yang membuat Reval tersedak.

Huk, huk,
"Pelan-pelan" Ainun memberikan segelas minuman untuk Reval sambil mengusap punggungnya.

"Kerjaan Reval numpuk banget pa. Ini mau balik ke rumah sakit buat set up semuanya, ada klien yang akan datang juga. Jadi Reval, yaa,,,papa tau sendiri lah" sebuah kebohongan lagi-lagi dilakukan Reval.

Papa Dista hanya menatap datar. Meski sempat tertahan, namun papa Dista tidak melanjutkan ucapannya. Ia tau putranya itu telah berbohong. Dan yang ia khawatirkan adalah Ainun yang akan kecewa jika mengetahui kebenarannya.

"Ainun. Berhubung Reval di sini, izin sekarang aja" Mama Ayu sedikit mengingatkan.

"Oh iya. Mas, aku boleh ikut mama ke butik gak. Katanya ada cabang baru, dan jenis pakaiannya lebih syar'i. Aku mau coba liat. Boleh ya" merayu.

"Boleeh, pergi aja. Lagian kamu kan juga pasti bosen di sini"

"Kalau gitu Papa juga ikut. Kalau Ainun pergi, papa gak punya teman main domino di sini" sembut papa Dista cepat.

"Waah, seru dong. Ayo pa, nanti kita coba baju couple di sana sama Papa" Ainun menjawab penuh semangat.

Semua orang turut bahagia mendengarnya. Terkecuali Rani yang menatap datar keadaan.

AINUN s.2 [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang