"Oma. Mama kenpa belum jemput Ima sih? Papa juga gak pulang bareng Mama?" Lantang bocah itu.
"Opa,, kenapa?"
"Opa kenapa diem ajaaa?" Tanya Ima sekali lagi.
"Omaa, ayo kita jemput aja!!!"
Hening. Tidak tampak sedikitpun di antara mereka yang siap dengan jawaban bocah itu.
"Kalau oma sama Opa gak mau. Biar Ima sama Papa aja yang pergi" kembali berucap, wajah memaksa tiba-tiba memudar setelah mereka kedatangan tamu tak di undang.
Benar saja, wanita yang Ima lihat melakukan video call dengan Reval datang dari arah pintu utama. Tubuh gadis polos itu mematung tak bergerak. Hati siapa yang tidak hancur setelah bertemu dengan seseorang yang di anggap sebagai perusak kebahagiaan datang dengan santai tanpa beban. Semua orang terkejut setengah mati. Reval yang juga belum kunjung pulang semakin membuat keduanya semakin panik dengan keadaan.
"Oma. Kenapa orang jahat itu datang ke sini?" Tanya gadis mungil itu dengan polosnya seraya menunjuk ragu pada Ressti.
"Apa?" Ressti merengut kebingungan.
"Kamu bilang apa? Orang jahat? Kamu fikir kamu siapa hah?" Suara bentakan itu terdengar nyaring hingga menembus luar ruangan.
Reval yang baru saja tiba di depan rumah itu di buat terkejut dengan lengkingan suara istrinya. Tanya sempat menutup pintu mobilnya tubuh Reval sudah berlari secepat kilat.
"Iya. Tante orang jahat. Karena Tante mama pergi dari rumah" menjawab tanpa rasa takut.
"Imaa,, ima salah faham. Kita ke kamar aja ya!" Bujukan itu tidak di hiraukan. Mama Ayu menantap tegas ke arah Ressti yang tidak bisa membedakan cara bersikap terhadap anak kecil.
"Kurang ajar. Apa ini hasil didikan orang tua kamu? Dasar anak sialan"
"Ressti cukup!" Tegas Papa Dista yang mulai kehilangan kesabaran.
"Dia masih kecil. Dia gak tau apa-apa. Kamu jangan keterlaluan!" Lanjutnya.
"Ooh, jadi kalian mendukung sikap kurang ajarnya? Pa! Aku masih menantu di sini. Sedangkan dia tidak jelas dari mana"
"DIAAAM!!" Bentuk Reval yang berdiri di ambang pintu.
"Cukup Ressti. CUKUP!!!"
"Siapapun yang tinggal di sini adalah keluarga aku. Jadi jangan berdebat lagi!"
"Mas kamu tuh gak dengar dia ngomong apa tadi__" terpotong.
"Cukup!
Kamu yang gak tau apa-apa di sini!""Maas!" Tegasnya.
Ada perasaan kecewa oada sikap suaminya itu. Matanya menatap tajam ke arah gadis kecil itu dengan sangat sinis.
"Okee, aku baru pulang setelah beberapa bulan dan kalian sudah bersikap arogan seperti ini. Aku kecewa sama kamu mas"
Langkah Ressti terhenti ketika tengah kekar Reval menarik kembali tangannya.
"Tunggu. Semua harus di perjelas agar tidak ada yang saling menyalahkan lagi. Jadi tetap di sini!" Membujuk istrinya dengan suara yang semakin pelan. Reval kembali bingung dengan keadaan. Emosi yang meledak-ledak semakin sering terjadi padanya.
Tanpa Reval sadari, ia menggenggam tangan istrinya itu di hadapan semua orang termasuk Ima. Hal yang ia lupa adalah pemanahan Ima tentang Ressti yang merupakan orang ketiga dalam hubungan orang tuanya. Sekali lagi ia sudah mengahncurkan jati dua orang sekaligus dengan sikapnya sendiri.
Seolah faham, Ima tidak lagi membuka suara melainkan hanya melangkah pergi meninggalkan ruangan itu. Langkahnya berlalu cepat menuju kamar Revan untuk mengurung diri. Semua orang di buat membisu saat Reval yang terduduk paksa setelah menyadari kepergian putri kecilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AINUN s.2 [On Going]
RomanceKisah bermula setelah pernikahan megah nan mewah itu. Perasaan yang perlahan mulai tumbuh di antara keduanya ternyata menjadi Boomerang. Karena sumpah yang Reval utarakan sebelumnya mungkin saja akan membuatnya harus berjuang melindungi sang istri d...