Kehidupan macam apa yang seperti ini?
Kenapa tidak ada satu tempatpun untuk aku singgah sejenak?
Aku tidak melakukan apa-apa. Tapi merasa sangat lelah.
Kenapa tidak ada jeda untuk perasaan seperti ini?
Tapi apa kali ini adalah waktunya?
Iya, waktu untuk beristirahat.
Entah apa aku harus merasa lega, atau sedih. Tapi lebih dari itu, setidaknya aku tidak lagi hidup sendirian atau harus kehilangan orang-orang penting seperti dulu.....
Bruk!
Tubuh mungil itu akhirnya roboh dan menimpa tanah dingin di bawahnya. Kedua mata cantik itu masih terbuka dengan sedikit kesadaran yang perlahan melemah. Darah yang mengalir dalam tubuhnya kini menerobos keluar dari mulutnya. Gaun putih pemberian suaminya juga tak luput dari cairan merah yang masih saja mengalir dari luka tembak di dada kanannya.Bersamaan dengan itu, orang-orang yang sebelumnya mencari keberadaan ustadz Yusuf tiba di sana. Tomi dan puluhan orang yang tampak seperti gengster datang dengan membawa senjata masing-masing. Hingga tidak menunggu waktu, mereka mengahajar juga mengejar orang-orang jahat itu.
Di sisi lain, laki-laki paruh baya yang berusia lebih dari setengah abad, tengah melangkah dan setengah berlari ke arah tubuh gadis mungil yang sudah tergeletak tak berdaya. Dia mengerahkan seluruh tenaga untuk segera sampai. Hingga tangisnya saja ia tahan agar tidak melemahkan semangat juangnya.
Dari pandangan yang sudah sangat samar, Ainun masih mencoba bertahan hidup untuk melihat dan juga memastikan kedatangan seseorang itu. Sampai di detik berikutnya, ia dapat melihat dan mulai merangkai senyum terbaiknya.
Papa Dista ternyata mampu melawan penyakitnya hingga kini ia mampu melangkahkan kedua kakinya dengan sempurna. Dengan perasaan hancur, ia meraih tubuh menantu kesayangannya itu dan memeluknya erat.
"P,,pa,pa
Ak,,u m,asih bole,,h jadi putri pa,pa kan?" Ucap Ainun yang hampir tidak sadarkan diri dalam dekapan Papa Dista. Karena meski darah tetap mengalir dari dalam mulutnya, ia hanya berusaha untuk memastikan hal yang ingin ia miliki selama ini."Iya, sayang.
Mau sampai kapanpun, kamu akan tetap jadi putri papa" dengan sedikit terisak, Papa Dista dengan tatapan kasih sayangnya terus berusaha membuat Ainun tetap sadar.Huk,,
Muntahan darah mengakhiri perbincangan itu. Kini Ainun benar-benar sudah tidak sadarkan diri di atas pangkuan Papa Dista.Dengan cekatan, Reval yang telah menyadari keadaan itu merobek gaun putih untuk menutup luka di dada istrinya. Tidak hanya itu, ia juga melakukan pertolongan pertama dan mengusahakan penyelamatan terbaik untuk Ainun. Tangan, baju dan seluruhnya hampir penuh dengan darah yang masih saja belum berhenti keluar. Namun tidak sampai di situ, papa Dista menghubungi ambulans di rumah sakit terdekat agar Ainun segera mendapat tindakan medis.
Langkah gontai terlihat semakin dekat kearah mereka. Laki-laki yang memiliki lesung pipi itu kian mendekat namun dengan keadaan yang sama-sama lemah.
Dalam benaknya, ingatan saat ia mengajak Ainun yang sudah ia anggap seperti adiknya untuk makan dan berbuka bersama datang menghantui. Ia menatap kosong keadaan Ainun yang berada dalam dekapan Reval suaminya. Kondisinya terlihat sangat mengkhawatirkan hingga ustadz Yusuf dibuat tidak lagi bisa berkata-kata.
Tubuhnya perlahan jatuh dan bersimpuh dengan segala bentuk kenangan bersama gadis bermata indah itu. Tatap matanya masih tidak berubah meski ia berusaha untuk menyadarkan diri. Ia tidak bisa menerima kenyataan yang tengah ia saksikan sekarang.
"In,"tuturnya dengan suara yang terdengar sedikit bergetar. Kedua manik matanya semakin berubah nanar dengan air mata yang semakin memenuhi tempatnya.
Namun apa yang ia dapat. Hanya kekosongan dengan sedikit isak tangis sebagai pengiring. Tidak ada sedikitpun respon dari Ainun. Hanya wajah yang semakin berubah pucat dengan detak jantung yang melemah.
KAMU SEDANG MEMBACA
AINUN s.2 [On Going]
RomanceKisah bermula setelah pernikahan megah nan mewah itu. Perasaan yang perlahan mulai tumbuh di antara keduanya ternyata menjadi Boomerang. Karena sumpah yang Reval utarakan sebelumnya mungkin saja akan membuatnya harus berjuang melindungi sang istri d...