Perdebatan itu mengakhiri semuanya. Karena meski ragu, keduanya masih tidak bisa mengakui perasaannya masing-masing secara jujur.
Reval yang pagi itu sudah siap dengan kemeja blue dark nampak tampan dan berwibawa. Tidak berselang lama, Ressti memeluk mesra dari arah belakang.
"Makasih ya mas"
"Hmm" senyum tipis turut mengiringi jawaban singkat itu.
"Malam ini kita jangan langsung pulang. Kita jalan-jalan aja ya. Lagian kan kita jarang punya waktu berdua" tubuh gadis itu masih saja menempel kuat di punggung Reval.
"Bisa, kamu mau kemana?" Berbalik.
"Terserah"
....
Ainun yang keluar dengan gamis namun tanpa hijab dan cadar hanya menampakkan rambut panjang terurai. Tidak lupa, sebuah jepitan rambut yang mengalun di bagian belakang dengan merekat separuh dari rambutnya ternyata pemberian Reval malam itu. Gamis yang panjangnya hingga dapat menyapu lantai berwarna army terpakai indah.
Baru saja ia berbalik, Ainun sudah di hadapkan pada apa yang selalu ia takutkan terjadi. Reval dan Ressti. Tubuh keduanya bertaut mesra.
"Ya Tuhan, cantiknya" batin Reval yang tertegun.
"Ayo mas, nanti kita telat" Ressti menarik paksa Reval menjauh.
Hanya senyum keterpaksaan yang terpahat di wajah gadis yang berparas timur tengah itu. Setelah hembusan nafas panjang, ia menyusul kepergian mereka.
"Eeh, kalian jadi pergi?" Tutur Mama Ayu yang menyambut mereka di ruang makan.
"Ainun kamu gak siap-siap juga?" Papa Dista menyela.
"Kali ini biar aku sama mas Re berdua aja. Lagian Ainun juga gak keberatan. Ya kan?" Papar Ressti meyakinkan. Menoleh ke arah Ainun yang tetap melangkah melewati mereka.
Hanya anggukan juga senyum tipis stelah tubuhnya berbalik untuk menjawab. Semua orang lagi-lagi tidak bisa menjawab. Seolah semuanya di bungkam paksa.
"Lagi pula ini kan untuk pasangan" ada ekspresi berbeda yang Ressti tunjukkan saat menegaskan ucapannya itu.
"Kalau begitu. Ainun sama papa aja, kita bisa jadi best couple di sana"
Ucapan Papa Dista membuyarkan keadaan yang canggung itu. Tidak lupa juga, suara tawa ragu dari semua pelayan turut mengikuti tawa papa Dista.
"Kalau aku punya pasangan, berarti aku juga boleh ke sana?" Ainun akhirnya membuka suara. Wajahnya ia tegakkan tanda menantang.
"Kamu punya selingkuhan?" Ressti tidak mau mengalah.
"Iiiih, sudah laaah" kesal Reval.
"Tidak punya pasangan tidak boleh ke sana"lanjutnya.
"Kalau aku punya?" Tegas Ainun.
"Terserah!"
Langkah itu membuayarkan suasana. Meski samar, namun Ainun masih mendengar suara dari lelaki yang kini masih berstatus menjadi suaminya. Sempat mendekat ke arah ujung ruangan di tepi jendela. Tirai putih transparan di kikisnya sedikit untuk melihat kedua orang itu. Ada lagi hal yang membuat hatinya kian remuk. Saat Reval membuka pintu mobilnya untuk Ressti. Hal itu tentu tidak pernah di lakukannya pada Ainun. Terlebih Ainun bahkan sudah membuat persyaratan agar setidaknya ia bisa di perlakukan lebih layak seperti itu. Namun hasilnya nihil.
Siang. Keadaan cukup ramai di rumah milik keluarga Ardian. Kedatangan Reval dan Ressti cukup menjadi pusat perhatian. Terlebih ustadz Yusuf yang tidak melihat keberadaan Ainun bersama mereka. Wajah marah dan geram kian terlihat jelas saat Reval memperkenalkan Ressti kepada semua orang di sana dengan sangat bangga. Bahkan tubuh gadis itu masih saja menempel erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
AINUN s.2 [On Going]
RomanceKisah bermula setelah pernikahan megah nan mewah itu. Perasaan yang perlahan mulai tumbuh di antara keduanya ternyata menjadi Boomerang. Karena sumpah yang Reval utarakan sebelumnya mungkin saja akan membuatnya harus berjuang melindungi sang istri d...