Borgol

300 31 22
                                    

Sssst..
Tubuh juga langkah Ustadz Yusuf tertahan. Ia bahkan sampai berbalik arah lalu bersembunyi di balik tembok tepat di persimpangan lorong. Jantungnya terus berdetak kencang saat ia berusaha bersembunyi dari kedua orang yang ia lihat. Tampaknya Papa Dista tengah berjalan sambil mengobrol dengan seseorang yang sangat ustadz Yusuf kenal. Lelaki yang bertubuh jenjang dan kekar itu tidak lain adalah Tomi sahabatnya.

Langkah kedua lelaki itu tampak seirama dan sama cepat saat melewati ustadz Yusuf. Tidak terdengar jelas apa yang tengah mereka perbincangkan, namun ada sedikit ketegangan diantara keduanya. Sorot mata, hingga mimik wajah dan gestur tubuh mereka seperti tengah memperdebatkan sesuatu.

Beralih dari itu, Ustadz Yusuf kembali mencari keberadaan Reval. Ia cukup khawatir kali ini, sebab apa yang ia pikirkan mungkin saja benar. Jadi setidaknya ia harus bertindak cepat untuk menemukan keberadaan Reval sebelum mereka berdua.

"Astagfirullah..
Reee,, ree
Kamu di mana siiih" gerutunya dalam perjalanan.

Sesaat kemudian, ponselnya tiba-tiba berdering. Tanpa menghentikan langkahnya, ustadz Yusuf mengangkat panggilan telepon itu yang tidak lain dari sang istri.

"Hallo,
Assalamualaikum"

"Waalaikumussallam.
Apa ada info terbaru?" Tanya ustadz Yusuf secara langsung.

"Belum mas. Kak Reval masih belum bisa di hubungi.
Mas, sudah tau maksud kedatangan Tomi?"

"Semoga ini cuma pikiran mas aja. Tapi mungkin ini adalah masalah serius"

"Jadi mas sudah ketemu sama Tomi?"

"Enggak!
Mas cuma liat dia lagi bicara sama om Dista. Tapi mas gak denger apa yang mereka bicarain"

"..." Dokter cantik itu hanya menyimak sambil terus berpikir.

"Gini aja. Kamu terus coba hubungi Reval, atau Tante Ayu. Karena siapa tahu mereka lagi berdua sekarang!
__

Biar Tomi jadi urusan mas. Dan mas akan coba untuk cari tau sama Tomi sambil mengulur waktu. Oke"

"Baik mas..
Kalau sudah tau. Kabari Lia secepatnya ya!"

"Siap sayang"

"Ya udah. Assalamualaikum"

"Eeetss, gitu doang?" dalam keadaan panik saja, ustadz Yusuf masih sempat menggoda istrinya.

"Apa?
Gitu doang?"

"Coba ulang yang mas bilang barusan!"

"Gitu doang!"

"Iiiis,,,
Buuukaan! Tapi yang sebelumnya lagi!"

"Ya apaa?"

"Cantik-cantik kok pelupa"

"Ya terus apa maas?" mulai kesal.

"Yang itu loo!!
__

S. A. Y. A. N.G !" mengeja dengan jelas dan tegas.

"Ooh,,
Ya Allaaah. Lia pikir apa"

"Ya udah ayo cepat bilang!"

"Sekarang?" balik menggoda.

"Jangan mulai deeh!
Keburu Tomi nemuin Reval nanti. Udah ayo buruan!!!"

"Hmm ...
Iya SAAYAANG!"

kedua bibir manisnya melipat erat dengan wajah bahagia. Ustadz Yusuf berusaha menyembunyikan kebahagiaan itu di hadapan semua orang. Meski sedikit malu-malu, rupanya ustadz Yusuf sangat menantikan kata-kata itu sedari dulu. Sehingga kini bibirnya bahkan sampai mengatup menahan senyum yang semakin merekah.

AINUN s.2 [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang