Baby Boy

353 35 35
                                    

Tubuh lusuh Reval kini duduk dan bersandar pada dinding di luar ruang kerjanya. Paper bag yang ia bawa sebelumnya ia letakkan di samping tubuhnya. Tubuh meringkuk menahan tangis juga sesaknya. Bahkan setelah mendapatkan kesadaran akan keadaan yang terjadi justru membuat Reval semakin tidak bisa mengontrol emosinya sendiri. Dengan tangisnya yang tak kunjung usai, lelah yang ia rasakan semakin menghujam mentalnya.

Puk,puk,,
Pukulan keras terus mengarah pada dada kiri bagian jantungnya. Rasa sakit dan nyeri membuat Reval semakin panik. Ia sangat kesulitan dalam menerima kenyataan ini, sebab ia tidak pernah bertemu ataupun mengetahui tentang kondisi sang istri sebelumnya. Itu sebabnya ia berfikir, bahwa Ainun hanya sedang tidak ingin bertemu dengannya dan bukan karena dalam kondisi koma.

Dari kejauhan, dokter Adelia yang sebelumnya akan datang menemui Reval di tahan oleh Mama Ayu.

"Biar Tante yang bicara sama Reval!" ucapnya sembari menahan langkah dokter muda itu.

Melihat itu, Dokter Adelia hanya mengangguk pelan dengan senyum tipis. Ia memilih untuk memberikan waktu kepada keduanya. Apa lagi orang yang paling mengerti tentang perasaan Reval saat ini adalah ibunya sendiri. Dan mungkin dengan begitu, Reval akan lebih tenang dan faham dengan keadaan yang sebenarnya.

Dalam langkahnya, Mama Ayu terus mengusap air matanya sembari mencoba mengukir senyum. Ia tidak mau, jika Reval semakin terpuruk jika ia sendiri bersedih di hadapannya.

"Bangun Nak!
Kita bicara di dalam ya" lembut. Suara itu sedikit menenangkan perasaan Reval yang kian kalut.

Reval tidak menjawab. Ia hanya menurut patuh dengan mengikuti perkataan orang tuanya. Mereka memilih untuk berbicara di dalam ruang kerja Reval agar tidak menjadi bahan tontonan orang banyak di luaran sana. Sesampainya mereka di dalam, Mama Ayu di buat kagum dengan disain ruangan yang sudah berubah total. Dari cat, dekorasi ruangan hingga beberapa pajangan yang telah banyak berubah. Tidak hanya itu, ruangan itu bahkan telah dipenuhi oleh banyaknya perlengkapan bayi yang telah tersusun rapi namun tampak memenuhi seisi ruangan.

Setelah mengarahkan Reval untuk duduk dan bertenang, Mama Ayu melihat ke arah sekeliling ruangan. Selain perasaan haru dan pilu, ia juga merasa bingung karena sebenarnya sejak kapan Reval mempersiapkan semuanya. Apa dia tidak sadar, sejak Ainun di bawa ke rumah sakit dalam keadaan terluka parah itu, Ainun sudah keguguran? Atau apa Reval lupa bahwa mereka telah bercerai sebelumnya dan bagaimana mungkin Ainun bisa hamil? Namun, lepas dari itu semua, mama Ayu kembali beralih fokus pada purta semata wayangnya.

Di sisi lain, dokter Adelia juga ustadz Yusuf tampak berdiri di depan pintu yang terbuka lebar. Mereka tengah menyimak apa yang terjadi pada Reval saat itu. Namun, mereka juga turut di buat terkejut saat melihat ruang kerja Reval telah berubah manjadi ruang bermain anak-anak. Dari hal itulah, mereka juga sadar akan Reval yang benar-benar tidak terurus kondisinya semenjak ia di pisahkan dari Ainun. Mereka juga sadar, bahwa orang yang paling terluka selama ini adalah Reval. Hal itu juga kembali membuat Ustadz Yusuf merasa bersalah atas sikapnya selama ini. Karena tidak sepantasnya ia bertindak lebih, apa lagi mereka masih sah suami istri.

Reval yang tampak duduk bersandar seketika terkejut. Ia kemudian terburu-buru memeriksa sesuatu pada paper bag besar itu, mengorek hingga mengeluarkan semua isinya. Namun ia tidak menemukan apa yang ia cari. Ia pun mencari dan meraba setiap kantong pada kemeja juga celana yang tengah ia kenakan saat itu.

"Ada apa nak?
Kamu cari apa?" mama Ayu juga ikut di buat bingung.

Hingga saat salah satu tangannya berhenti bergerak pada kantong belakang celananya. Reval merogoh sebuah foto kecil di dalamnya dengan sedikit senyum bahagia.

"Ketemu"

Reval yang sebelumnya berdiri kembali duduk di samping orang tuanya. Tangannya terus memegang secarik foto tanpa memudarkan senyum pada kedua ujung bibirnya. Melihat apa yang dimaksud oleh putranya, sontak saja mama Ayu berlinang air mata. Ia bahkan langsung memeluk tubuh Reval tanpa ragu untuk sekedar menguatkannya.

AINUN s.2 [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang