Tubuh Reval bersandar samar pada sebuah dinding di persimpangan lorong rumah sakit itu. Tatapannya beralih setelah mendapati ustadz Yusuf juga Ainun tengah bercengkrama di sana. Ada perasaan aneh yang tengah beradu dalam dadanya, namun ada hal yang tidak bisa membuatnya mencekat mereka berdua.
Beberapa saat sebelumnya,
Ainun yang sengaja datang ke rumah sakit dan tanpa sengaja bertemu dengan ustadz Yusuf lalu berjalan bersama. Namun, karena dr. Adelia juga Reval sedang meeting, mereka berdalih duduk menunggu di bangku yang ada di lorong dekat ruangan kerja Reval."Kamu baik-baik aja kan?" Pertanyaan itu terlontar dari ustadz Yusuf seolah belum percaya pada apa yang di lakukan Reval sebelumnya.
"Abang, aku selalu baik-baik aja kok" menjawab santai.
"Kamu gak mau sedikit berbagi keluh kesah sama abang?"
"Abang tenang laah, aku gak apa-apa"
"Abang tau, tapi yang abang gak habis fikir, kenapa kamu tidak melawan? Kenapa In?" Tanya ustadz Yusuf menekan.
"Kamu takut? Kalau kamu takut, biar abang yang selesaikan buat kamu" melanjutkan ucapannya.
"Abaaang, udah lah. Itu udah gak penting lagi"
"Kamu cinta ya sama Reval?" Pertanyaan itu menggema dalam gendang telinga ainun juga Reval yang ternyata sudah menguping percakapan mereka sedari tadi.
"Dia itu suami aku, jadi buat apa melawan, dosa tau" mengelak.
"Laki-laki seperti dia, apa kamu yakin dua juga punya rasa?" Kembali mempertegas pertanyaannya.
"Kamu yakin?" Pertanyaan Ustadz Yusuf sejenak tertahan nafas sesaknya.
"Di mana kamu meletakkan dia dan di mana kamu meletakkan aku di dalam hati kamu?" Suara pelan namun jelas di dengar keduanya.
Suasana itu membeku sejenak, namun keduanya tersadar setelah mendengar penuturan dari Ainun.
"Aku tau dengan jelas, HATIKU ADALAH DI MANA SUAMIKU BERADA" kini ainun bernafas lega dengan semua kejujuran yang telah ia katakan.
Reval yang sebelumnya pasrah dengan jawaban yang ia fikirkan, pandangannya seketika terangkat tidak percaya.
"Dan, aku tidak akan meninggalkan suamiku dalam keadaan apapun"Lanjut Ainun dengan menatap lugas wajah lelaki yang sangat mencintainya itu.
"Kecuali dia mencintai wanita lain" semakin menjelaskan tujuan ucapannya, dan mengakhiri pertemuan itu dengan cepat setelah ucapannya selesai di utarakan.
Kepergian ustadz Yusuf yang secara tiba-tiba membuat Reval berlari untuk bersembunyi dari mereka. Lalu dengan perasaan bahagia, Reval menghampiri istrinya yang masih duduk menunggu.
"Hai cantik, kenapa duduk di sini?" Reval menyapa hangat.
Beranjak dari duduknya, Ainun menatap jelas suaminya itu.
"Aku, nungguin mas" malu-malu.
"Kenapa gak nelfon? Mas kan gak tau kamu di sini. Nanti kalau mas langsung keluar, kamu nunggu sendiri lagi di sini"
Menuntun Ainun masuk ke dalam ruangannya. Reval tidak lagi bisa mengawal perasaannya.
"Aku kangen" jawab Ainun cepat. Tangannya meremas kain gamis syar'i berwarna hitam dengan wajah tertunduk malu-malu.
Langkah keduanya berhenti sebelum masuk kedalam ruangannya. Reval berbalik untuk memastikan ucapan itu dengan wajah kaku.
"Kangen baca komik" memotong tatapan Reval padanya.
"Okeee, itu sudah cukup sebagai alasan" mengangguk pelan namun berusaha menahan senyumnya.
....
Duduk termenung, perasaan bosan kian merasuk ke dalam jiwanya. Langkah Reval sejenak membuat Ainun melempar pandangan ke arahnya. Sebuah komik yang Reval sembunyikan dari balik tubuhnya mendapat perhatian Ainun.
KAMU SEDANG MEMBACA
AINUN s.2 [On Going]
RomanceKisah bermula setelah pernikahan megah nan mewah itu. Perasaan yang perlahan mulai tumbuh di antara keduanya ternyata menjadi Boomerang. Karena sumpah yang Reval utarakan sebelumnya mungkin saja akan membuatnya harus berjuang melindungi sang istri d...