Kembali

407 31 22
                                    

"Enggak, pokoknya mas mau pake baju yang biasa!" Teriakan Reval menggema di dalam kamar mandi.

Tubuhnya yang masih basah dan hanya berbalut handuk merogoh cepat pintu lemari yang sangat besar itu agar dapat mengambil baju kemeja miliknya. Usahanya hanya berakhir sia-sia, sebab lemari itu kembali terkunci dan kuncinya tentu telah di sembunyikan Ainun. Tawa puas penuh kelicikan begitu terdengar dari balik pintu.

"Kita mau jalan-jalan mas. Pakai baju itu, kalau gak, berarti kita gak jadi jalan-jalan!" Jawaban itu samar-samar terdengar saat langkah kaki Ainun melangkah menyusuri tiap-tiap anak tangga.

Ddrrrrtt ddrrrrtt
Ponsel Reval bergetar di atas ranjangnya. Di raihnya cepat ponsel itu untuk memastikan pesan dari siapa yang datang sepagi itu.

Berhenti atau kamu dan keluargamu akan mati!

Nomer telpon tanpa nama, mengirimkan pesan singkat itu sebagai sebuah peringatan. Sudut matanya berkerut sipit memastikan pesan itu bukanlah salah kirim. Berkali-kali Reval mencoba untuk menghubungi nomor ponsel itu, namun sambungannya selalu terputus. Tidak mau banyak berfikir, Reval melempar ponsel itu lalu meraih pakaian yang di sediakan Ainun di atas ranjang.

Sebuah kaos berkerah dengan warna putih namun berpadu hitam di sisi kanannya, juga berlengan pendek di pasangkan dengan celana kain berwarna hitam berikat pinggang. Jaket jeans tak lupa Reval kenakan sesuai dengan yang telah Ainun siapakan, sangat terlihat cocok untuk Reval kenakan. Rambut pendek juga tersisir rapi terlihat sangat identik dengan almarhum Revan kembarannya. Tatapan haru biru begitu tampak dari kedua orang tuanya saat Reval turun dari tangga menyusul mereka.

"Sudah semua kan?" Tanya papa Dista memastikan.

"Sudah, ayo! Mobilnya juga sudah di siapkan" Reval menggantikan mama Ayu untuk mendorong kursi roda papa Dista menuju luar.

Langkah mereka mengayun bersamaan, dengan mama Ayu yang menggandeng tangan Ainun di sisinya. Reval juga tidak mau kalah, diraihnya tangan mungil Ainun lalu meletakkan di sela tangannya yang masih mendorong kursi roda. Rencana hari ini adalah pemotretan untuk keluarga besarnya sesuai dengan yang Ainun inginkan.

Langkah mereka tersendat saat pintu utama di rumah itu seketika terbuka lebar. Wanita dengan tinggi 165 cm berkulit putih yang mengenakan dress maroon di atas lutut dengan high heels hitam, rambut pendek sebahu terlihat sangat cantik. Tidak lupa sebuah koper besar yang di bawakan bodyguard untuknya seperti ia baru saja tiba dari perjalanan jauh. Kaca mata hitam yang ia kenakan ia lepaskan cepat dengan mata bulat membesar untuk memastikan sesuatu.

Tubuh Reval berguncang hebat, debar jantung tak terkendali dengan kedua matanya yang mulai berkaca-kaca. Seketika wanita itu berlari cepat menghampiri mereka semua lalu merogoh tubuh kekar Reval dan memeluknya dengan sangat erat.

Deg,
Tubuh Reval yang sebelumnya berada di sisi Ainun sedikit tergeser dari tempatnya. Tangan Ainun yang semula menggenggam lengan Reval melonggar dan terlepas perlahan. Ainun menatap wanita itu cukup lama dengan sebuah kepastian di dalam kepalanya. Benar, wanita itu tidak lain adalah RESSTI, istri pertama Reval yang menurut kabar sebelumnya ia telah meninggal dalam kecelakaan pesawat. Sudah lebih dari tiga tahun lamanya, namun tidak ada yang menduga jika Ressti masih hidup tanpa jejak luka sedikitpun di tubuhnya. Semua orang menatap bingung kepadanya, sebab jika memang dia selamat hari itu, kenapa ia tidak kembali dan setelah begitu lama waktu yang terbuang, apa dia tidak merasa jika hal ini akan tentu di pertanyakan semua orang.

Tidak seorangpun bersuara, matanya hanya mentap penuh tanya pada Ressti yang kini juga terduduk bersama mereka di ruang tamu. Ressti menunggu di introgasi suaminya dan juga kedua mertuanya. Kedua manik mata Reval hingga kini masih belum sedetikpun berpaling pada wajah istrinya itu. Tentu ada jutaan pertanyaan yang menumpuk di dalam kepalanya, namun setiap ia sejenak berkedip ia hanya merasa bahwa semua ini hanya mimpi.

AINUN s.2 [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang