GUN

327 35 37
                                    

"sebelum saya memulai permainannya. Akan ada beberapa aturan dan opsi yang harus anda tau"

Dengan kemarahan yang semakin memuncak, Reval perlahan mengepalkan tangan kanannya seraya menatap tajam. Sebab ucapan lelaki yang telah menyandra semua keluarganya.

"Terserah. Saya tidak peduli dengan omong kosong anda.
Tapi, lepaskan mereka semua sebelum saya lebih jauh dalam bertindak!" Tegasnya.

"ATURAN PERTAMA!
Setiap rahasia yang akan saya ungkapkan kebenarannya, anda boleh mengadili sendiri pelakunya. Tapi kalau tidak, maka anak buah saya yang akan melakukannya.

ATURAN KEDUA!
Permainannya hanya akan berhenti jika saya yang menginginkannya.

ATURAN TERAKHIR
Akan saya jelaskan di akhir permainannya"

Seolah tidak peduli, lelaki misterius itu melanjutkan ucapannya. Kini perhatiannya beralih pada gadis yang memiliki rambut pendek sebahu bergaun merah. Langkahnya perlahan mendekat dengan sorot mata tak teralihkan.

Aaaa,,
Teriakan menggema saat lelaki misterius itu menampar Ressti dengan sangat kuat.

"Pukulan itu hadiah perpisahan dari saya untuk wanita murahan.
__

Dan untuk dokter Reval. Saya ingin mengajukan satu pertanyaan.
Menurut anda, alasan apa yang paling tepat untuk seseorang yang telah pergi selama 3 tahun lalu tiba-tiba kembali?"

"..."masih kebingungan. Reval terus berusaha memikirkan maksud dari ucapan lelaki itu.

"Apa benar dia pergi karena mati dalam kecelakaan pesawat?
__

Wanita sialan ini sudah menipu anda dokter. Menipu saya dan adik saya!
Apa dokter masih tidak bisa melihatnya?!" Jelasnya yang semakin menggebrak.

"Mati?
Kecelakaan pesawat?
Apa maksud anda sebenarnya?" Setelah beberapa lama terdiam. Reval akhirnya mengajukan tanya.

Ressti yang masih berusaha melepaskan ikatan pada tangannya seketika terdiam. Apa yang ia takutkan terjadi justru akan segera terjadi. Kedua manik matanya memelas dan memohon untuk di ampuni pada lelaki yang ada dihadapannya kala itu.

"Dokter tidak liat?
Dia bukan wanita baik-baik!
Dia PENIPU!" Mengakhiri ucapannya dengan teriakan.

"CUKUP!!!
Jangan membentak istri saya!" Tegas Reval.

Mendengar itu, lelaki misterius yang sebelumnya menatap sinis ke arah Ressti seketika berubah. Ia berbalik dan mulai tertawa terbahak-bahak atas sikap Reval.

"Ha,ha,ha,,,
Ternyata memang bodoh.
Saya fikir wanita jalang ini yang pandai berbohong. Tapi karena anda yang mudah di tipu"

"Reval!
Jangan membela pembunuh itu!" Setengah berteriak. Papa Dista menyela untuk mempertegas kebenciannya.

"Papa stop!
Jangan memperkeruh suasana. Papa gak tau apa-apa"

"Kamu yang gak tau apa-apa"

"Okee,,okee
Kita percepat saja kalau gitu" melempar sebuah pistol ke arah Reval. Lelaki itu berniat untuk membuat sebuah pilihan.

"Saya sudah malas berurusan dengan laki-laki begok seperti anda.
__

Jadi karena saya sudah memberikan satu kebenaran, anda harus mulai berfikir mulai sekarang!

Bawa pemeran figuran berikutnya!" Laki-laki misterius itu memberi isyarat pada anak buahnya.

Selang beberapa saat, Ustadz Yusuf yang terlihat babak belur dengan kedua mata yang telah di tutup sebuah kain kini di seret oleh 2 orang dengan paksa. Semua mata kembali di buat terpaku dengan bulatan sempurna pada pupil matanya. Ainun tentunya di buat terkejut dan takut setengah mati. Namun, Reval masih mencoba untuk terus berfikir dari semua hal yang tengah terjadi.

AINUN s.2 [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang