1.

146 17 13
                                    

2034

*

Pesanan dua kodi cake pop bertema semangka yang sudah selesai dibuat segera dibawa oleh Widi menuju etalase pajang. Banyak mata menatap ke arah cake pop yang cantik itu. Widi senang sekali, ini akan menjadi ajang promosi gratis. Bisa saja pesanan cake pop akan membludak esok hari, kan?

Widi kembali ke dapur untuk menyelesaikan pai buah mini yang akan disajikan hari ini. Ia mengambil satu loyang pai mini dan krim pastry yang sudah dibuat. Seorang asisten dapur membawakan potongan buah stroberi, anggur, dan kiwi untuknya.

“Terima kasih,” ucap Widi sambil memakai sarung tangan. Ia ambil satu pai mini, lalu mengisinya dengan krim pastry, dan menghias bagian atasnya dengan stroberi, anggur, dan kiwi. Ia melakukannya berulang kali sampai selesai. “Zoh!”

Seorang asisten dapur yang dipanggil namanya langsung menoleh. “Ya, Pak!”

“Tolong bawa pai ini ke etalase pajang, ya. Lalu cek masih berapa banyak kukis yang kita punya,” suruh Widi.

“Baik.” Zoh mengambil pai dalam loyang dan membawanya ke luar dapur menuju etalase pajang.

Ronan memasuki dapur dan terkejut melihat Widi di sana. Ia meraih satu donat yang sudah dihias dengan cokelat, lalu menghampiri sahabatnya. “Aku kira kau belum pulang dari kursus membuat kue di Perancis.”

“Aku sudah pulang sejak dua hari yang lalu. Bagaimana rasanya sepuluh hari mengurus Sugar Gems sendirian?” tanya Widi sembari memberikan senyum mengejek.

Ronan langsung cemberut. “Sangat melelahkan.”

Sugar Gems adalah bakery cafe milik Ronan dan Widi. Usaha ini dibangun setahun yang lalu di bawah bimbingan Nando. Sugar Gems menyediakan berbagai macam roti, cake, kukis, minuman olahan teh, kopi, dan susu. Kalau kau tanya siapa yang mengusulkan nama Sugar Gems, Widi akan langsung menunjuk Ronan.

Ronan tidak melanjutkan kalimatnya lagi. Ia asyik menikmati donat sambil menatap Widi. Sebenarnya Ronan hendak menyampaikan sesuatu pada lelaki kecil itu, tapi ia lupa apa yang harus disampaikan. Tiba-tiba ia berseru, “Oh! Aku ingat!”

“Apa, sih? Mengagetkan saja!” bentak Widi pada Ronan.

“Tiga hari yang lalu, aku sedang menggantikan Elsa menjaga kasir saat makan siang. Tiba-tiba ada seorang lelaki tampan memesan es kopi Vietnam dan dua potong mango cheesecake,” cerita Ronan dengan wajah ceria.

“Lalu?”

“Lelaki itu menunjukkan fotomu dan berkata ingin bertemu denganmu. Aku bilang kau sedang cuti. Aku suruh dia untuk datang sekitar tiga hari lagi sebelum pukul 01.00 siang jika ingin bertemu denganmu.”

Awalnya Widi tak peduli dengan cerita Ronan. Tapi setelah tahu bahwa lelaki itu mencarinya, ia jadi penasaran juga. “Apakah kau bertanya siapa nama lelaki itu?”

“Aku lupa tidak bertanya.”

“Siapa, ya?” gumam Widi.

“Kalau kau mau, kita bisa menunggunya di konter kasir sambil menggantikan Elsa. Elsa biasanya akan makan siang sekitar pukul 12.00.”

Widi melirik jam dinding di dapur. Satu jam lagi waktu kerjanya akan berakhir. Kemudian ia menggeleng pelan.

“Kenapa?”

“Aku masih punya pekerjaan yang harus diselesaikan.”

“Baiklah. Aku pergi dulu.”

Widi mengangguk. Ronan segera pergi dari dapur untuk menggantikan Elsa di kasir. Tak lama Zoh datang dan memberikan sebuah catatan pada Widi.

His Love 3 🌈Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang