22.

46 7 14
                                    

Sebelum kelas dimulai Widuri mencari Kolya ke berbagai tempat yang sering pemuda itu datangi. Rasa penasaran tentang sosok sang ayah, Ivan, dan Widi yang berada dalam satu foto membuatnya rela kelelahan keliling kampus demi bertemu dengan Kolya. Widuri yang sedang dalam keadaan menstruasi berhenti sejenak di taman. Ia mengeluh karena perutnya begitu sakit. Di tengah-tengah menahan sakit, ia mulai mempertanyakan kenapa harus mencari Kolya demi penjelasan tentang foto tersebut. Apakah hanya karena kepo atau memang ini penting demi kelangsungan hidupnya?

Sosok Kolya lewat di depannya, Widuri segera memanggil pemuda itu.

“Kolya!”

Pemuda itu berhenti melangkah. Ia balik badan dan menatap sosok Widuri yang begitu pucat.

“Apa kau baik-baik saja?” tanya Kolya.

“Tentu saja.”

Melihat Widuri yang begitu terseok-seok menuju dirinya, Kolya segera mendekat dan memapah gadis itu untuk kembali duduk.

“Duduklah.”

“Aku ingin tahu sesuatu.”

Kolya mengerutkan dahi. “Apa?”

“Kemarin kau bawa setumpuk foto. Kita bertabrakan. Aku membantumu mengumpulkan foto-foto itu. Ada satu foto grup, di dalam sana ada wajah orang-orang yang aku kenal.” Widuri sampai terengah-engah menjelaskan tujuannya. “Bolehkah aku melihat foto itu lagi? Aku, aku juga ingin kau menjelaskan peristiwa apa yang sedang terjadi di sana. Tolong jelaskan padaku.”

Lelaki Rusia itu terdiam sejenak. Wajahnya yang semula terlihat bingung, berubah penuh keterkejutan. Tanpa sadar ia menggelengkan kepalanya.

“Kenapa?” Widuri mulai mengambek.

“Itu, itu bukan acara yang penting.” Kolya bangkit dari duduknya. “Sebentar lagi kelas dimulai. Aku duluan.”

Walaupun Widuri memanggil namanya, Kolya tak peduli. Ia sudah tahu semua yang terjadi dalam foto itu dari William. Ia tahu apa yang terjadi antara Ezra, Jon, dan Widi. Ia juga tahu apa yang terjadi antara Ezra dan Kenny.

Bagaimana bisa aku menjelaskan semua ini padamu? Lebih baik kau tidak tahu. – Kolya

*

“Ugh!”

Sarah menyandarkan kepalanya ke sofa dengan kasar. Ia melirik ponsel di tangannya lagi, pesan-pesan di kotak masuknya semakin banyak berasal dari satu orang. Widuri.

Gadis berkerudung itu bercerita tentang foto yang Kolya cetak. Setelah itu memberondong kotak masuk di akun media sosial milik Sarah dengan banyak pertanyaan.

Apakah itu acara makan malam dalam suasana Natal?

Acara itu diadakan tahun berapa?

Apakah ayah kita saling mengenal?

Siapakah orang-orang yang ada di sana?

Tentu saja Sarah enggan menjawabnya karena tak tahu foto apa yang dimaksud. Ia mengirimkan pesan pada Kolya dan bertanya foto apa yang dimaksud Widuri. Namun, Kolya belum membalasnya.

Gadis pirang itu hampir saja tertidur ketika ponselnya berdering.

“Sarah!” teriak seseorang di seberang sana. Sarah sampai menjauhkan ponsel dari telinganya. “Putrinya Ezra menghubungiku! Dia bertanya tentang sebuah foto! Foto apa, sih? Aku kan enggak mengerti!”

“Jangan berteriak seperti simpanse, Will!” bentak Sarah. Ia membetulkan posisi duduk. “Aku juga tak tahu foto apa. Aku sudah bertanya pada Kolya. Dia belum membalas.”

His Love 3 🌈Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang