“Tolong bantu dorong ini, Ken.”
“Biasanya kamu dorong sendiri bisa, kan? Kenapa sekarang minta aku untuk dorong?”
“Ayolah.”
Kenny masih menatap Heinrich yang mulai cemberut. Sebuah pesawat ringan berwarna putih bergaris biru berada di antara mereka. Pesawat yang mampu menampung dua orang itu hendak disimpan pada tempatnya. Biasanya Heinrich dengan mudah memindahkan pesawat itu sendirian.
“Itu kan enggak berat.”
“Ya, sih. Tapi mengerjakan sesuatu bersamamu lebih menyenangkan.”
“Contohnya?”
“Berumah tangga.”
Pipi Kenny merona. Ia mengangguk setuju dan mulai mencari posisi untuk membantu Heinrich memindahkan pesawat bersama. Setelah pesawat berada di tempat yang seharusnya, keduanya duduk bersandar pada dinding hanggar. Menatap seisi hanggar yang begitu menakjubkan. Sebuah pesawat jet pribadi, tiga buah pesawat ringan, berbagai keperluan pesawat lengkap ada di sana.
“Apa harta yang banyak memberikan kebahagiaan?” tanya Kenny sambil menatap jet pribadi Nando yang mewah.
“Ya. Tapi tidak setiap saat. Kamu terlahir dari keluarga kaya raya, masa enggak tahu jawaban dari pertanyaanmu?” Heinrich mengusap rambut kekasihnya. “Kalau kamu punya banyak harta, kamu lebih mudah untuk mencapai sesuatu, standar kehidupan pasti lebih tinggi, tapi belum tentu bisa puas. Rumahmu di Indonesia sangat nyaman, hotel bintang lima saja kalah. Berapa kali kamu mengeluhkan kamar hotel yang kita pesan saat liburan? Padahal kamu yang pilih kamar paling mahal di sana.”
Wajah Kenny begitu sendu. Heinrich langsung merangkul dan mengelus bahunya.
“Kamu mengantuk, ya? Bagaimana kalau kita pulang sekarang?”
“Ya.” Kenny menguap sejenak sebelum bangkit dari duduk. Tangannya digandeng oleh Heinrich selama berjalan. Ketika melihat sosok Widi berjalan ke arah mereka, keduanya langsung berhenti melangkah. “Hai, Mas Widi.”
Widi berhenti tak jauh dari tempat Kenny dan Heinrich berdiri. Wajah terlihat sangat menyeramkan.
“Kau!” ucap Widi dengan lantang sambil menunjuk Kenny. “Kenapa kau libatkan anak-anak dalam masalah kita?!”
“Masalah kita?” Dahi Kenny berkerut. Awalnya ia bingung dengan maksud ucapan Widi. Kemudian ia berkata, “It’ not kita. It’s about me and Ezra.”
“Terus kenapa kamu bilang ke anakku tentang apa yang Ezra lakukan padamu?!” tanya Widi dengan sangat marah.
“Supaya anakmu tidak bernasib sepertiku!”
“Ezra enggak akan mungkin melakukan itu pada William.” Widi melembutkan suaranya setelah Kenny berteriak padanya.
“Dulu aku juga berpikir seperti itu! Aku berpikir dia enggak akan melakukan itu padaku!” teriak Kenny sambil berjalan mendekati Widi. “Kamu enggak tahu rasanya jatuh cinta pada orang yang membuatmu menderita seumur hidup. Dia memaksaku! Dia gunakan tubuhku! Dan dia menyebut namamu berulang-ulang saat melakukannya!
Lima tahun! Setelah lima tahun aku tahu kalau dia enggak pernah bisa mencintai aku. Kamulah alasannya. Setelah aku mulai bahagia dengan orang lain, dia merebut orang itu juga dariku.”
Kenny menangis dan perlahan berlutut di lantai. Kuku tangannya mencakar setiap kulit tubuh yang terlihat. Kenangan buruk itu berputar dalam kepalanya. Kenny mulai berhalusinasi. Ia melihat sosok dirinya saat remaja yang sangat rapuh dan menyedihkan. Wajahnya pucat, tatapan matanya kosong, bibirnya merekah dan terdapat bekas darah di sana. Ia memakai kaos merah dan celana pendek biru tua yang biasa dikenakan untuk main badminton.
![](https://img.wattpad.com/cover/317717789-288-k273906.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
His Love 3 🌈
RomansaApakah kau akan terus mencintai seseorang yang punya masa lalu sangat buruk?