29.

50 7 22
                                    

Hal pertama yang Ezra lihat saat pertama kali membuka mata adalah punggung Ronan. Kejadian semalam benar-benar di luar dugaan. Bermula dari obrolan singkat di dalam bar, ciuman dadakan, lalu blowjob di toilet bar,  berakhir dengan keduanya melepaskan hasrat di kasur rumah Ronan. Gila. Selama ini Ezra tak pernah membayangkan akan tidur dengan Ronan meskipun Ronan pernah genit padanya.

Ronan mengubah posisi tidurnya. Kini ia menghadap Ezra. Tatapan matanya masih lemah. Senyum tipis tergambar di wajahnya.

“Good morning, Bastard!” sapa Ronan dengan nada manja. Wajah Ezra langsung cemberut. “Maafkan aku.”

Esih esuk wis gawe senewen. – Ezra

“Semalam ....”

Ezra mengerutkan dahi saat melihat Ronan menghentikan kalimat dan tersipu malu. Ronan yang menyadari Ezra terlihat jijik segera melanjutkan kalimatnya.

“Terima kasih telah menyelamatkanku.”

“Sama-sama.” Pria ini menggaruk kepalanya. “Kenapa bukan Nando yang menyelamatkanmu?”

“Ah! Dia, dia tidak akan melakukan itu,” jawab Ronan sambil duduk bersandar. “Pria sialan itu.”

“Hei! Kasar sekali!” bentak Ezra. Kemudian ia teringat sesuatu. “Kalau aku meniduri suami CEO tampan, kaya raya, dan arogan, bagaimana caraku mati?”

“Kalau dalam novel biasanya ditembak oleh penembak jitu,” sahut Ronan sedikit tertawa. “Ah. Dia tak akan buang-buang uang untuk hal itu.”

“Kalian pasti sedang ada masalah.”

“Ya. Masalahnya seperti dalam lagu Natal yang dinyanyikan oleh Cardi B.”

“Aku enggak tahu kalau Cardi B punya lagu Natal. Mungkin dia punya lagu itu, tapi aku tak tahu yang mana.”

“Haruskah aku bernyanyi untukmu?” tanya Ronan sambil menatap Ezra. Tanpa menunggu persetujuan Ezra, Ronan bernyanyi, “Last Christmast i gave you my ass. But the very next day, you f*cked my best friend. This year i’m f*cking your dad. I’m also f*cking your cousin.”

“Aku enggak tahu lagu itu,” kata Ezra dengan polos, tiba-tiba ia bertanya, “Did you really f*ck his dad?!”

“Enggak! Dia pasti mati di ranjang kalau itu terjadi. Aku juga enggak melakukan hal yang sama pada sepupunya. Cuma dua kalimat awal yang benar.”

“Oh.” Ezra ikut duduk seperti Ronan. “Apa kau sakit hati?”

“Ya. Mungkin Nando menikahiku agar aku berkomitmen hanya untuknya. Tapi tidak sebaliknya.”

“Kenapa tidak bercerai saja?”

“Bagaimana bisa bercerai jika setiap dia demam, dia selalu memanggil namaku.” Ronan bangkit dari duduknya. Ia melihat alat kelaminnya yang menegang. “Ah, morning wood.”

“Kita bisa main lagi.” Ezra membuka selimut yang menutupi bagian bawah tubuhnya, menunjukkan kalau ia juga sedang ereksi seperti Ronan.

“Tidak, ah! Kamu kurang kasar! Penampilan saja bad boy. Permainan malah soft boy.” Pria itu melenggang keluar kamar. “Aku mau bikin roti bakar keju lumer!”

Ezra tersenyum. Soft boy kata Ronan. Ha! Bohong sekali. Ia menggosok kedua tangan agar hangat, kemudian melingkarkannya ke batang penis yang ereksi. Perlahan ia gerakan naik turun sambil membayangkan kejadian lalu dengan sang mantan, Widi.

*

Padatnya penumpang KRL tujuan Bogor membuat Widi hampir saja tidak kebagian tempat duduk. Syukurlah ada satu tempat duduk kosong, dengan cepat Widi meletakkan kopernya di bagasi atas. Walaupun kini bisa duduk, ia tetap khawatir jika kopernya akan jatuh dan melukai orang.

His Love 3 🌈Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang