28.

40 9 34
                                    

Wanita itu bernama Sulistyowati Soedarsono. Atik adalah nama panggilannya. Usianya genap enam puluh tahun. Ia adalah adik bungsu ayah Kenny, Nurdin Soedarsono. Saat Nurdin wafat, Atik menjadi orang tua bagi Kenny. Segala urusan Kenny yang ada di Indonesia diurus olehnya. Perempuan ini terlihat begitu cantik, sebuah kerudung instan warna cokelat tua yang menutupi kepala pas berpadu dengan gamis sederhana warna krem berhiaskan bunga-bunga kecil. Tidak lupa sebuah cincin kawin dan gelang rantai dengan charm mengisi jari manis dan pergelangan tangan kanannya.

“Who is your father in law?” tanya Atik.

Heinrich langsung terdiam. Untung saja Widi segera mengambil alih pembicaraan.

“Apakah Ibu ini tantenya Kenny?”

“Oh, ya. Saya.” Ia mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Widi. “Atik.”

“Saya Widi,” ujar Widi. Ketika Heinrich dan Atik bersalaman, Widi berkata, “Ini Heinrich.”

“Oh, ya. Silakan duduk.”

Kini mereka duduk bersama. Atik terlihat sangat penasaran dengan apa yang akan dikatakan oleh Widi dan Heinrich tentang Kenny. Sudah hampir dua tahun ia tak mendengar kabar keponakannya.

“Ada apa ya, Mas? Tadi kata satpam, kalian ini temannya Kenny, lalu ada masalah serius.”

Widi dan Heinrich saling menatap. Mereka bingung bagaimana cara memberi kabar bahwa Kenny sudah pergi untuk selamanya dengan cara yang menyakitkan.

“Kenny sekarang tinggal di mana, Mas? Saya sudah hampir dua tahun ndak bertemu dia. Terakhir itu saat acara nyewu bapaknya. Dia pulang ke sini, terus pergi lagi. Habis itu ndak ada kabar,” cerita Atik. “Dulu sepupunya ada yang lihat dia upload di media sosial foto tangan pakai cincin. Caption juga seperti orang yang sudah menikah. Saat sepupunya tanya, malah diblokir oleh Kenny. Semua keluarga juga diblokir. Saat dia pulang untuk cara nyewu baru kamu bisa tanya. Eh, dia malah marah. Katanya ndak usah ikut campur.”

Seorang asisten rumah tangga membawakan tiga cangkir teh manis hangat dan diletakkan di atas meja.

Monggo, diminum, Mas.”

“Apa Tante merasa ada yang aneh pada Kenny waktu itu?”

“Ada, sih. Tahun 2023 Kenny pernah cuti kuliah, dia pulang, wajahnya seperti orang yang sangat tertekan. Tapi setiap saya tanya kenapa, dia ndak pernah mau jawab.” Atik terlihat sedih saat mengenang masa itu. “Saya mau bantu dia, Mas. Kasihan anak itu. Dari kecil ndak pernah diperhatikan ibunya. Anaknya menangis, ibunya malah hura-hura di klub malam.”

“Tante, saya mau kasih kabar tentang Kenny. Tapi saya sebelumnya mau minta maaf karena kabar ini tidak menyenangkan untuk didengar.”

“Kenny? Tidak menyenangkan?” Atik langsung menegakkan duduknya.

“Ya.” Widi melirik Heinrich sebelum memberikan kabar yang dibawanya. “Kenny sudah meninggal, Tante.”

Atik terdiam beberapa saat. Wajahnya terlihat bingung, kemudian dia tersenyum dan berkata, “Ini prank, Mas?”

“Serius, Tante,” kata Widi. Ia menatap Heinrich untuk meminta beberapa dokumen kematian Kenny.

Beberapa dokumen kematian Kenny tergeletak di atas meja. Atik meraih salah satunya. Itu adalah akta kematian Kenny yang dikeluarkan oleh pemerintah Los Angeles. Di sana juga ada laporan autopsi.

Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Ya Allah, Kenny,” gumam Atik. Wajahnya mulai pucat. Ia mengambil laporan autopsi Kenny. Melihat penyebab kematian Kenny yang tak wajar, ia bertanya, “Kenapa kematian Kenny seperti ini?”

His Love 3 🌈Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang