Sebelum baca nonton trailer Ghost Rooms dulu yuk hehe^○^ Hope you all like it😚
🌧🌧🌧
Gue tunggu di cafe Diamond, ya. Jam 4 sore.
Setelah mendapatkan pesan itu dari Fira, Nagara dan Rhea segera meminta surat izin keluar sekolah kepada guru piket. Mereka pergi ke cafe Diamond pukul 3 sore setelah pulang sekolah. Jarak dari sekolah ke cafe cukup memakan waktu, Nagara dan Rhea tidak boleh terlambat.
Sekitar pukul 4 kurang 15 menit mereka sampai di cafe Diamond dan langsung masuk menemui Fira. Di pojok cafe dekat dengan taman kecil, di sanalah Fira duduk. Wanita berumur 30 tahunan itu terlihat feminim dengan baju kantorannya. Sudut bibirnya terangkat begitu melihat Nagara dan Rhea mendekat ke mejanya.
"Nagara sama Rhea, ya?" Dia menyambut sambil mengulurkan tangan. Nagara dan Rhea menyalaminya sopan, kemudian duduk di saling berhadapan. "Makasih, ya, udah mau datang ke sini jauh-jauh,"
"Sama-sama, Kak." Jawab Nagara. Mengingat umur mereka yang terpaut cukup jauh.
Fira tersenyum ramah. "Makasih juga udah baca blog gue."
Nagara dan Rhea hanya tersenyum. Jujur saja mereka bingung harus mulai dari mana.
"Kalian mau pesan apa?"
"Apa aja, Kak."
Wanita itu kembali tersenyum. "Yaudah, gue pesenin menu andalan di cafe ini, ya." Lagi-lagi Nagara dan Rhea hanya mengangguk. "Pesan ini tiga ya, Mbak." Ujarnya pada pelayan cafe.
"Baik, Bu. Mohon tunggu sebentar, ya." Pelayan cafe itu lantas berjalan ke dapur.
Hening sejenak. Dehaman Fira membuka pembicaraan di antara mereka.
"Gue masih gak nyangka ada orang yang buka blog lama gue," Dia tertawa pelan, namun matanya sedikit berkaca-kaca. "Berarti ada orang yang merasa kehilangan Gavi selain gue." Sambung Fira, kepalanya menunduk.
Rhea menyodorkan tisu pada Fira membuat wanita itu tersenyum sendu. "Makasih, Rhea." Fira mengusap air matanya yang tanpa disadari jatuh. "Rasanya dulu cuman gue yang nangisin dia. Mama gue bahkan gak nangis sama sekali, dia sibuk nyembunyiin kematian anaknya sendiri dari orang-orang. Gue juga terlalu bodoh dulu."
Nagara menaruh medali perunggu Gavi di atas meja cafe. Matanya langsung bercucuran air mata begitu melihat medali itu dan memeluknya. "K-kak Gavi maaf..." ucapnya di sela tangis yang kian menjadi. "Ma-maaf... Maafin Fira..."
Rhea berpindah tempat duduk, pindah ke samping Fira, lalu merangkul bahu wanita itu yang terlihat rapuh. "Udah, Kak, jangan nangis. Kak Gavi sedih lihat Kakak nangis kayak gini,"
KAMU SEDANG MEMBACA
GHOST ROOMS [SELESAI]
Teen Fiction(Ghost series #4) Ada sepuluh pintu misterius di asrama terbengkalai dekat sekolah. Lalu, dengan bodohnya Rhea dan Nagara membuka pintu yang tak pernah tersentuh selama puluhan tahun itu. Teror pun dimulai, namun ingat peraturan ini; Membuka satu pi...