Bersyandaaaaaa😋😋
The wedding day...
Rhea menghembuskan napas lega begitu sang penata rias mengatakan bahwa sesi makeup mereka telah selesai. Rhea meregangkan punggungnya yang sedikit sakit, hampir tiga jam lamanya Rhea harus duduk di hadapan cermin seperti ini, meskipun beberapa kali ia terkantuk-kantuk.
"Wah, cantiknya..." puji penata rias berkerudung coklat itu. Wanita itu mengusap rambut Rhea yang digulung rapih sambil tersenyum. "Coba mbak lihat ke cermin,"
Rhea menuruti perkataan sang penata rias, menatap dirinya berbalut baju pengantin berwarna putih di cermin berukuran besar.
"Cantik, kan?"
Sudut bibir Rhea terangkat, kemudian mengangguk. "Terima kasih, Mbak."
"Sama-sama, Mbak Rhea."
Terdengar suara pintu dibuka, sontak Rhea menoleh ke belakang untuk melihat sosok yang baru saja membuka pintu. Senyum Rhea merekah begitu melihat wajah sahabat-sahabat masa SMA-nya datang dengan wajah terharu.
"Rheaaa!" Dona langsung menghambur ke pelukkan Rhea, tentu saja Rhea membalasnya dengan erat, Rhea juga sangat merindukan sahabatnya ini.
"Rhe, lu cantik banget sumpah!" Luna mengusap air matanya, lalu memeluk Rhea erat. "Gak nyangka banget lu yang duluan nikah."
Rhea terkekeh mendengar itu. Beralih Rhea memeluk Siera yang kini sudah menjadi seorang dokter, sama halnya seperti tunangan Siera saat ini—Nafi.
"Lo cantik banget, Rhe. Selamat, ya." ujar Siera.
"Makasih. Cepet nyusul! Hehe..." Rhea terkekeh di akhir kalimat.
"Doain aja, ya."
"Pasti."
Selanjutnya keempat perempuan itu melepas rindu satu sama lain. Mereka bercerita banyak, tidak jauh dari kehidupan sehari-hari mereka setelah lulus kuliah, tentang pekerjaan, berkencan, dan masih banyak lagi.
"Rhe, foto yuk!" ajak Luna.
Mereka lalu merapat agar seluruhnya masuk ke dalam jangakauan kamera ponsel. Setelah mengambil beberapa gambar, Luna mempostingnya di instagram.
"Jangan lupa tag gue!" ujar Dona.
"Iya-iya!"
Rhea dan Siera tertawa. Luna dan Dona tidak berubah sejak dulu, mereka selalu saja meributkan hal-hal yang tidak perlu diributkan.
"Lo ke sini bareng Kak Nafi?" Rhea bertanya pada Siera.
Siera mengangguk. "Ada Alfa sama Zidane juga."
Rhea terdiam sejenak, sebelum memperlihatkan senyum kecil lagi. "Dia gak ada, ya?"
Siera langsung mengerti maksud kata 'dia' yang dimaksudkan oleh Rhea merujuk ke arah mana. Perempuan itu lantas mengangguk kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
GHOST ROOMS [SELESAI]
Jugendliteratur(Ghost series #4) Ada sepuluh pintu misterius di asrama terbengkalai dekat sekolah. Lalu, dengan bodohnya Rhea dan Nagara membuka pintu yang tak pernah tersentuh selama puluhan tahun itu. Teror pun dimulai, namun ingat peraturan ini; Membuka satu pi...