Bagian 25 : Room No. 5

5.7K 910 131
                                    

PLAY SONG :

Rossa - Jangan Hilangkan Dia

"Kali ini gue yang buka pintunya," ujar Nagara begitu sampai di depan pintu nomor lima

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kali ini gue yang buka pintunya," ujar Nagara begitu sampai di depan pintu nomor lima. "Gue gak mau hal yang sama kejadian lagi kayak kemarin." Lanjutnya.

Rhea mengangguk paham. Dia berjalan ke ujung lorong dan bersembunyi. Sementara itu di pintu masuk asrama tua, ada teman sekamar Rhea dan juga teman sekamar Nagara. Mereka semua memaksa ingin ikut, katanya ini termasuk ke dalam kegiatan club mereka. Padahal mereka semua itu penakut. Menunggu di pintu masuk saja sudah ketakutan, apalagi masuk ke dalam sini, mana berani mereka.

"Hati-hati, Kak!" teriak Rhea di ujung lorong. Nagara mengangguk, kemudian perlahan memutar knop pintu.

Krek

Pintu itu terbuka. Hal yang pertama yang Nagara lihat di dalam sana adalah genangan air. Air berceceran di lantai membuat tempat ini lembab sekali. Tetapi Nagara masih belum melihat sosoknya, hingga akhirnya Nagara memutuskan untuk melangkah masuk, sepatunya menginjak genangan air yang lantainya sedikit licin dan berlumut.

"Permi...si..." Nagara menghentikan langkahnya, dia melihat sosok itu kini tengah diam di ujung ruangan.

Kali ini, sosoknya laki-laki.

Wajahnya sangat pucat. Seluruh tubuhnya kebasahan dan mengeriput. Matanya merah kontras dengan wajahnya yang pucat.

Detik itu juga, perasaan Nagara semakin tidak enak. Kaki laki-laki itu mundur beberapa langkah dengan hati-hati, namun kecelakaan tidak dapat dicegah.

Bruk!

Nagara terjatuh, bokongnya menjadi korban kerasnya lantai. Hantu laki-laki itu berlari dengan keluar kamarnya dengan cepat dan pergi entah ke mana. Nagara segera bangkit sambil mengelus bokongnya yang kesakitan, dengan langkah yang sedikit tertatih dia menghampiri Rhea.

"Rhe, lo gak papa?"

"Kok lo di sini, Kak?" tanya Rhea bingung. Biasanya Nagara berlarian ke lantai atas. "Hantunya mana? Gak ngejar?"

"Kabur, hantunya kabur."

Mata Rhea melotot kaget. "Kok bisa? Yaudah, ayo kita kejar, takutnya dia ngelakuin hal aneh-aneh!"

Perkataan Rhea langsung diangguki Nagara. Mereka berlari mencari keberadaan hantu yang untungnya meninggalkan sebuah jejak. Sebuah jejak basah di sepanjang jalannya. Langkah Nagara dan Rhea dibawa ke sebuah tempat, pintu masuk asrama tua.

"Dia gak mungkin bisa keluar 'kan, Kak?" tanya Rhea begitu sampai di pintu. "Soalnya ada... HAH KE KE MANA LIDINYA?!" Rhea berteriak.

"Aduh!" suara Alfa mengaduh membuat perhatian Nagara dan Rhea langsung tertuju padanya. Alfa bangkit, dia baru saja jatuh terdorong sesuatu yang tak terlihat. "Pantat gue sakit anjir!"

GHOST ROOMS [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang