Bagian 10 : Ghost Running

5.8K 949 36
                                    

Sebenarnya, Rhea sedikit tidak nyaman berdiri di depan asrama tua ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebenarnya, Rhea sedikit tidak nyaman berdiri di depan asrama tua ini. Selain karena masalah itu, hantu-hantu di luar asrama pun tidak kalah seram dan mengganggu. Memang tidak semua, tapi tetap saja Rhea merasa risih diperhatikan terus seperti sekarang.

"Ini mana sih, kok belum ada tanda-tanda orang datang jemput kita atau apa gitu?" Ujar Luna, mulai pegal karena hampir sepuluh menit mereka berdiri di depan asrama tua ini. "Terus kok cuman kita doang? Masa cuman kita doang yang daftar? Si Bunga temen sekelas kita juga daftar, kan?"

Dona mengangguk seraya kepalanya bergerak gelisah menatap sekitar. Bulu kuduknya meremang sedari tadi. "Rhe, gue merinding banget, banyak ya di sini?" Tanyanya pada Rhea.

"Ya, gitu deh."

"Deket gue gak ada, kan?"

Rhea menatap Dona dan sekitar mereka, "Gak ada."

Tanpa sengaja tatapan Rhea jatuh pada satu hantu di dekat pohon beringin sana. Wujudnya wanita, rambutnya panjang, bajunya berwarna putih lusuh, sebelah wajahnya tidak terlihat karena tertutup rambut. Dia sedang duduk di atas dahan pohon beringin itu sambil menunjuk-nunjuk ke satu arah, tepatnya pada bagian belakang asrama tua itu.

"Kenapa? Ada sesuatu?" Tanya Luna, saat melihat gelagat aneh dari Rhea.

"Hm. Mbak kunti di sana nunjuk-nunjuk ke arah belakang asrama tua itu,"

"Suruh ikutin kali, ya?" Tanya Dona.

"Bisa jadi." Balas Rhea sedikit ragu. Trauma saja saat dulu dia dengan bodohnya mengikuti Viya hingga masuk ke dalam asrama terkutuk itu.

"Yaudah ayo! Pegel kaki gue nih lama-lama."

Dona menarik lengan kedua temannya menuju bagian belakang asrama yang letaknya dekat dengan kebun-kebun rindang nan gelap. Saat semakin masuk ke sana, ada sebuah ruangan kecil berukuran 3×3. Dindingnya berwarna biru tua yang catnya sudah mulai mengelupas, dedaunan menjuntai menutupi di beberapa area. Lampu di depan ruangan kecil itu menjadi satu-satunya penerangan di tengah gelapnya area itu.

"Kok tempatnya serem sih?" Bisik Luna. Nyalinya mulai menciut, badannya semakin rapat pada Rhea.

"Siapa suruh masuk club horor!"

"Horor sih horor, tapi gak gini juga!" Luna bergidik ngeri.

Rhea menarik napas pendek, "Jadi masuk gak nih?"

"Jadi lah!" Balas Dona, lalu menatap kedua temannya. "Udah di sini, masa gak ja--"

Kriett...

Pintu berwarna biru tua itu terbuka perlahan bersamaan dengan hembus angin yang entah kenapa tiba-tiba terasa menusuk kulit.

Bulu kuduk ketiga gadis itu meremang seketika.

"Kabur aja gak sih?" Bisik Luna. Kakinya siap-siap untuk berlari.

Dona menelan ludahnya kasar. "Ide bagus."

GHOST ROOMS [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang