Vote comment-nya jangan lupa woy!!
Satu minggu berlalu sejak kehebohan foto Rhea dan Langit tempo hari. Berita itu kini mulai mereda. Dan Rhea sudah kembali ke sekolah sejak tiga hari yang lalu. Rhea kini tidak terlalu memikirkan itu lagi, baginya semua itu hanyalah masa lalu. Biarkan jadi pelajaran.
Siang ini cuaca cukup terik. Atmosfer di dalam kantin terasa panas dan sedikit pengap. Rhea tertawa saat Dona meluncurkan sebuah lelucon yang selalu ditimpali Luna. Rhea dan Siera jadi bagian yang tertawa saat kedua orang itu membuat lelucon.
"Lu yakin mau milih si Juni buat jadi ketos periode ini?"
Dona mengangguk yakin atas pertanyaan dari Luna. Pasalnya, Juni--calon ketua osis periode ini, merupakan teman komplek Dona.
"Yakin 100% gue!"
"Orangnya gimana emang?" Siera bertanya santai sambil melahap bakso.
"Baik! Apa ya, aktif gitu lah kata emaknya pas waktu SMP tuh. Dia juga banyak ikut lomba tahu pas masuk sini."
"Oh, ya?"
"Iya! Kalau menurut gue sih, dibandingkan sama si Rafael, lebih mending si Juni."
"Rafael baik sama aktif juga ah. Tapi ya gitu, dia suka agak cringe. Sering bercanda, kadang gak tahu tempat juga bercandanya. Kalau udah serius kayak orang yang beda dah seriusan!" Luna menambahkan.
Siera menoleh pada Rhea. "Lo mau pilih siapa, Rhe?"
"Rahasia."
Dona menyikut lengan Rhea pelan sambil mencibir. "Idih, pake rahasia-rahasiaan segala!"
Rhea hanya tertawa. Jus alpukat favoritnya sudah tak tersisa.
Oh, iya. Untuk hubungan Rhea dan Nagara berjalan baik setelah pengakuan Nagara tempo lalu. Status mereka yang sudah berubah tidak ada yang tahu selain Tuhan, Rhea, dan Nagara. Rhea yang meminta untuk tidak menyebarkan tentang hubungan mereka, termasuk kepada teman-temannya. Rhea hanya belum siap. Jika nanti Rhea sudah siap untuk memberi tahu semuanya, Rhea akan mengatakannya langsung.
"Hubungan lo sama Kak Nafi gimana, Ra?" Luna tiba-tiba bertanya.
Siera yang sedang meneguk air mineralnya sampai tersedak mendengar pertanyaan mendadak itu. Gadis itu lalu menatap Luna sambil mengusap bibirnya yang basah. "Gimana apanya?"
"Gue tahu Kak Nafi lagi deketin lo, dan lo juga suka sama dia. So, apa yang kalian tunggu lagi selain jadian?"
"Gak tahu ah!" Siera membuang muka merah padamnya ke arah lain.
"Ih, salting!"
Gadis-gadis itu tertawa meledek salah tingkahnya Siera yang tampak lucu.
"Kalau lo, Rhe?" Rhea mulai deg-degan. Kini gilirannya dapat pertanyaan. "Hubungan lo sama Kak Nagara gimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
GHOST ROOMS [SELESAI]
Fiksi Remaja(Ghost series #4) Ada sepuluh pintu misterius di asrama terbengkalai dekat sekolah. Lalu, dengan bodohnya Rhea dan Nagara membuka pintu yang tak pernah tersentuh selama puluhan tahun itu. Teror pun dimulai, namun ingat peraturan ini; Membuka satu pi...