Bagian 53 : Don't cry too deeply

4.2K 539 61
                                    

jangan lupa vote dan comment ya!🫶

..

"Kenapa, Den? Kok senyum-senyum gitu?" Bi Sulis bertanya sambil membereskan piring-piring yang baru saja dicuci

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa, Den? Kok senyum-senyum gitu?" Bi Sulis bertanya sambil membereskan piring-piring yang baru saja dicuci. Wanita paruh baya itu menatap Nagara bingung di tempatnya.

"Gak apa-apa, Bi. Hehe..." Nagara menggaruk belakang lehernya salah tingkah, lalu melanjutkan makan.

Bi Sulis hanya mengangguk-anggukan kepala saja.

Nagara bisa gila lama-lama jika terus memikirkan kejadian dua hari lalu, dimana Rhea tiba-tiba mengecup bibirnya meskipun dalam waktu yang sangat singkat. Nagara tidak tahu seberapa merah pipinya bahkan sampai ke telinga. Nagara juga tidak tahu seberapa cepat detak jantungnya saat itu, yang pasti itu lebih kencang daripada seharusnya.

Laki-laki yang kini hanya menggunakan pakaian santai itu—kembali tersenyum sambil mengunyah makanannya.

Bi Sulis lagi-lagi menggeleng bingung melihat tingkah Nagara yang banyak tersenyum akhir-akhir ini.

Drett drett

Ponsel Nagara bergetar di atas meja makan. Nagara mengambil ponselnya dan langsung membaca pesan dari Rhea.

Rhea : Kak gue otw RS!

Nagara : Oke. hati-hati, Rhe. Dianter pak sule?

Rhea : Iyaaaa, biasalah Mama yang minta mana bisa nolak.

Nagara : Oke deh, hati-hati ya. Kabarin kalau udah sampe RS.

Rhea : Okeyy🫰

Nagara kembali menaruh ponselnya dan melanjutkan makan siangnya.

**

Nagara terbangun dari tidurnya ketika mengalami mimpi buruk yang selalu meneroronya selama ini. Hampir tiga minggu ini, mimpi menyesakan itu tidak pernah datang lagi, kemudian malam ini kembali datang dan menimbulkan reaksi aneh setelah bangun.

Ia meraba kasur, mencari keberadaan ponsel yang biasa ia taruh di dekatnya. Nagara membuka kolom percakapan dengan Rhea, namun tidak ada pesan baru. Terakhir Rhea mengirimkan pesan jika gadis itu sudah sampai di rumah sakit. Nagara bangkit dan bersender pada kepala ranjang. Saat jarinya hendak memencet tombol panggil, seseorang lebih dulu menelepon Nagara.

Itu panggilan dari Dona.

"Halo?" sapa Nagara. Matanya melirik jam dinding, waktu menunjukan pukul 8 malam.

GHOST ROOMS [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang