⚠️⚠️ Suicide, 17+⚠️⚠️
Nagara sampai dengan napas yang tersekat-sekat.
Pintu darurat dijaga oleh tiga laki-laki di pintu darurat. Ketiganya merupakan anggota osis, Nagara kenal betul karena dulu dia adalah ketuanya. Di sekitar tangga darurat ramai oleh orang, itu alasan mengapa pintu ini dijaga sebegitu ketatnya. Karena apa yang ada di balik pintu darurat itu bukan hal yang pantas untuk dipertontonkan.
"Minggir," nadanya dingin, mengusir ketiga laki-laki yang serba salah.
"Gak bisa, Nagara. Kita ditugasin sama Guru buat ja--"
"Minggir gue bilang!" suara Nagara meninggi, membuat semua orang di sana terkesiap.
Ketiga orang itu semakin serba salah, mereka takut pada guru juga pada Nagara yang tidak biasanya marah-marah begini.
"Nagara, maaf banget ta--"
"GUE PACARNYA, MEMANG LO BAKAL DIEM AJA KALAU LO DALAM POSISI GUE?!"
Perkataan Nagara kali ini membungkam mulut ketiganya. Perlahan mereka membuka jalan dan mempersilahkan Nagara untuk masuk ke dalam rooftop--tempat di mana Rhea hendak bunuh diri.
Napas Nagara tertahan sejenak, sesak, dan berat dalam bersamaan. Kepalanya pusing mendadak. Ia melangkahkan kaki dengan langkah bergetarnya. Nagara dapat melihat ada beberapa guru yang menjaga, dan seolah mengerti, mereka membuka jalan untuk Nagara.
Deg
Dunia Nagara seolah berhenti sejenak.
"Datang juga," Gadis yang tengah duduk di tepi gedung itu menyapa Nagara, senyum misteriusnya tercetak. "....pacar gue."
Tangan Nagara terkepal. Matanya memanas dalam waktu yang lama, namun ia harus tetap mengontrol diri di tengah situasi seperti ini.
"Lo siapa?"
Rhea tertawa pelan. "Gue? Pacar lo lah." Rhea menepuk dadanya.
"Gue rasa bukan," balas Nagara. Sekali lagi Nagara bertanya di batas kesabarannya. "Lo siapa?"
Sudut bibir Rhea kembali tertarik.
"Shea..."
"Lo juga bukan dia," Nagara membalas cepat. Kakinya melangkah mendekat, namun terhenti saat Rhea kembali bersuara.
"Berhenti! Atau cewek ini mati?"
Nagara mengerang kesal. Tersisa tiga langkah lagi Nagara bisa meraih gadis itu.
"Ayolah, Nagara. Dulu lo suka banget sama gue bukan?"
"Enggak." Nagara menatap tajam sosok Rhea yang sekarang ini. "Karena lo bukan Shea ataupun Rhea."
Hening sejenak. Rambut Rhea yang tertiup membawa bau shampoo yang Rhea gunakan pagi ini tercium oleh Nagara. Angin di atas gedung tiga lantai ini memang besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
GHOST ROOMS [SELESAI]
Novela Juvenil(Ghost series #4) Ada sepuluh pintu misterius di asrama terbengkalai dekat sekolah. Lalu, dengan bodohnya Rhea dan Nagara membuka pintu yang tak pernah tersentuh selama puluhan tahun itu. Teror pun dimulai, namun ingat peraturan ini; Membuka satu pi...