Bagian 44 : Sweet Dream

5.6K 850 152
                                    

Part ini panjang banget. Semoga semangat kalian tidak loyo baca ini😉

 Semoga semangat kalian tidak loyo baca ini😉

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Mau ke mana, Ga?"

Nagara yang sedang menggunakan jaketnya menoleh pada Alfa yang bertanya. "Mau balik ke rumah sebentar, mau ambil barang."

"Oh..." Alfa mengangguk mengerti. "Hati-hati bro."

"Oke."

Sebelumnya Nagara sudah menelepon supir pribadinya di rumah, supir yang sudah mengantar jemputnya dari paud sampai kini menginjak bangku SMA. Namanya Pak Marno, umurnya sekitar 60 tahun, beliau sudah menjadi orang kepercayaan dikeluarga Nagara.

Nagara berjalan menuju parkiran sekolah, dimana Pak Marno sudah menunggu. Namun, saat langkahnya melewati gudang alat di dekat asrama putra, Nagara mencium asap rokok dari arah sana. Ini bukan kalinya pertama Nagara memergoki para murid laki-laki merokok di area sekolah yang cukup tersembunyi. Nagara berjalan mendekat, tangan yang hendak mendorong pintu gudang itu tertahan saat samar-samar terdengar percakapan di dalam sana.

"Emang bener si Langit jadian sama si Rhea?"

"Kagak, eh, belum deh."

Nagara yakin itu suara Halim, teman terdekat Langit di sekolah ini. Nagara cukup kenal dengan suaranya karena Langit dan Halim sering sekali melanggar pelanggaran osis, mereka sering berhadapan dengan Nagara-ketua osis SMA Praba.

"Tapi... kayaknya hari ini mereka bakalan jadian sih," Halim tertawa pelan. "Asik dah dapet teraktiran."

Teman bicara Halim ikut tertawa. "Paling-paling lu dapet nasgor kantin!"

Tawa Halim terdengar sampai di balik pintu tempat Nagara berdiri mendengarkan. Nagara tidak ingin lagi mendengar pembicaraan lainnya, masalah juga menegur, toh mereka juga pasti akan melakukannya kembali saat Nagara pergi.

"Si Langit kok bisa suka sama si Rhea?" pergerakkan kaki Nagara kembali terhenti, dia selalu penasaran jika menyangkut dengan Rhea. "Rhea bukan tipe Langit kayaknya. Langit 'kan sukanya yang bohai hahaha..."

"Emang kata siapa si Langit suka?"

Kening Nagara berkerut bingung seraya menajamkan pendengaran.

"Lah, terus itu kenapa mereka mau jadian kalau gak suka?"

"Si Rhea tuh jadi bahan taruhan Langit sama si Gio! Langit mana mau ngejar-ngejar gitu kalau bukan hadiahnya motor item kesayangan si Gio!"

Tangan Nagara terkepal kuat. Buku-buku jarinya sampai memutih. Tanpa pikir panjang lagi Nagara mendorong pintu gudang itu hingga terbuka lebar. Rahangnya menegang menahan amarah. Tatapannya menusuk tajam pada Halim yang terkaget melihat kedatangan Nagara.

"Eh, Gar!" Halim sok dekat, padahal Nagara adalah kakak kelasnya yang merangkap jabatan sebagai ketua osis. "Mau ikut ngerokok juga lo?"

Nagara mendekat dengan langkah panjang, lalu menarik kerah baju Halim hingga sesak. Tangannya yang terkepal di sisi celana gatal ingin menonjok muka Halim sekarang juga.

GHOST ROOMS [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang