Bagian 61 : You Never Know

5.2K 575 114
                                    

Jadi ini sudut pandang dari Nagara, ya. mungkin kalian bertanya-tanya, selama ini Nagara ke mana? Ngapain aja? di part ini bakalan dey jelasin ya😉🫶

 mungkin kalian bertanya-tanya, selama ini Nagara ke mana? Ngapain aja? di part ini bakalan dey jelasin ya😉🫶

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

1 minggu sebelumnya...

"Gak bosen apa lo baca email itu beribu-ribu kali?" Nafi yang baru keluar dari kamar mandi bertanya. Ketika sahabatnya itu sudah diam dan fokus pada ponsel atau laptopnya, berarti orang itu sedang membaca ratusan email dari seorang gadis beberapa tahun lalu.

Alfa mengangguk setuju. Tangan panjangnya lalu mengambil bantal dan melemparkannya pada Zidane yang sedang sibuk menyusun balok uno. Alhasil, balok itu runtuh dalam sekali serangan.

"Sialan lu!" Zidane mengumpat kesal.

"Pasti lagi kangen tuh! Kalau kangen 'kan dia suka baca emailnya, terus datangin diem-diem! Payah!" ledek Alfa pada laki-laki yang tidak menggubris sama sekali celotehan sahabatnya.

Zidane bangkit dari permainannya. "Kenapa sih lo gak datangin aja dia langsung, terus tunjukin muka lo, bilang kalau lo masih idup, masih cinta, masih kangen, masih mau sama-sama? Gak cape apa lo lima tahun ini cuma lihatin dia dari jauh? Gue aja cape harus tutup mulut gini dan rahasiain semuanya!" ujar Zidane menggebu-gebu.

Alfa tertawa. "Lah percuma, sekarang si Rhea-nya aja mau nikah. Udah sebar undangan juga, kan, dia?" Nafi menepuk pundak Alfa cukup keras, menegur laki-laki itu untuk tidak terlalu blak-blakan. "Apa? Bener 'kan, gue?"

Semua orang menatap Nagara yang terdiam menatap latar laptop.

Hening. Kamar Nafi benar-benar hening.

"Kalau seandainya..." Nagara membuka suara, namun matanya masih ada di layar laptop. "Setelah gue bangun dari koma lima tahun lalu, terus gue datangin dia dan bilang kalau gue gak mau lepasin dia. Apa keadaannya bakalan berubah sekarang?" Nagara menatap ketiga sahabatnya.

Kali ini, ketiga orang itu yang terdiam.

"Mungkin," Nafi menjawab. "Tapi gue paham alasan lo ngelakuin itu selama ini, karena gak mau nyakitin dia lebih banyak, kan?"

Nagara bergeming sebagai jawaban.

Email pertama yang Nagara baca adalah email terakhir yang Rhea kirimkan.

Nagara kesakitan membaca email demi email yang Rhea kirimkan padanya. Cerita gadis itu tanpa dirinya di sisinya saat itu. Nagara tidak berhenti menangis membacanya saat itu, sambil terus merutuki dirinya yang pergi. Ratusan email balasan Nagara, namun hanya berakhir di draf karena Rhea memblokir semuanya.

GHOST ROOMS [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang