POV Rum
Sial!
Padahal sebentar lagi aku bisa beristirahat, tinggal menari sebentar dengan si brengsek ini. Kenapa malah ada pembunuh bayaran sih, menyebalkan. Si kepala pelayan yang tak kukenal itu masih menggenggam tanganku, dengan wajah cabulnya. Tatapan macam apa itu? ouh, aku benar-benar merasa sesak dengan pandangan nafsu para lelaki padaku, seandainya mereka tahu aku lelaki, betapa kecewanya mereka.
Rum : bisa lepaskan? Aku baik-baik saja (sambil menggoyangkan tanganku)
Lotus : Ah, iya.. maaf sebelumnya nona, (melepaskan genggamannya,)
Rum : aku belum tahu namamu, boleh aku tahu siapa namamu?
Lotu : Lotus, namaku lotus.
Wajah lelaki itu mendadak merah padam, seperti habis dilempar dengan saus tomat.
Rum : apakah kau merasa panas?
Lotus : disini sangat dingin, saya tidak merasa panas, (tangannya mengipasi wajahnya yang masih memerah)
Rum : Dasar, Buka bajumu! (teriakku, sembari mencoba membuka jas dan kemeja lelaki muda itu)
Lotus : Kenapa? Maaf.. itu.itu...anu.. (gugup, dan semakin memerah)
Dia mencoba menghindariku, tapi aku masih memaksanya untuk sedikit melonggarkan pakaiannya. Daripada nanti dia pingsan, kepanasan. Dengan berbagai upaya tubuh kami menjadi sangat dekat, dan aku berhasil melepaskan jas hitam khas pelayannya. Kemeja putih dengan kain yang lembut itu masih terpasang di tubuhnya yang kekar. Aku membuka sedikit demi sedikit kancing kemejanya, hingga tersisa satu kancing baju di bagian perutnya.
Sekarang dia pasti tidak akan kepanasan lagi. Aku pernah melihat salah satu pelanggan barku juga seperti itu, wajahnya memerah, tapi tubuhnya kedinginan dan kepanasan di saat yang sama, lalu beberapa saat kemudian dia akan sesak, pingsan, lalu harus di bawa ke dokter.
Rum : Kenapa kau menutup wajahmu?
Lotus : apakah anda akan melecehkanku? Aku sudah siap ... jika itu memuaskan..
Rum : HAH... (terkejud) Jangan aneh aneh ya, (salah tingkah)
Lotus : lalu kenapa anda melakukan ini? (menurunkan kedua tangan yang menutupi wajahnya)
Rum : Aku hanya pernah melihat ada orang yang pingsan dan sekarat karena wajahnya memerah, dan memiliki ciri-ciri sepertimu. Jadi aku membuka bajumu, agar kau bisa bernafas lebih bebas (cemberut)
Setelah mendengar alasan dibalik kelakuanku tadi, si kepala pelayan itu berubah tertawa terbahak-bahak dengan memegang perutnya. Sesekali dia menyeka air mata yang keluar dari matanya, dan memegang gaunku agar tidak jatuh. Apa dia tidak tahu aku khawatir padanya, kalau dia pingsan, akan sulit bagiku membawanya dengan pakaian seperti ini.
Beberapa saat kemudian, dua orang datang berlari mendekati kami berdua. Seketika Lotus membenarkan kembali pakaiannya dan memasang wajah tegas dan berwibawa, jauh dari yang raut muka yang kulihat beberapa detik yang lalu.
Moon : Rose, adikku... (teriak sambil berlari)
Bob : Lotus, (teriak pria yang berlari bersama moon)
Mereka kini berdiri di depan kami berdua, dengan wajah penuh kelelahan dan sisa kepanikan tadi.
Moon : kalian bersembunyi disini juga? Kami tadi berkeliling, untuk mencari persembunyian. Wah, para pembunuh bayaran itu benar-benar kejam.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MY MARTINI (BIBLEBUILD)
FanfictionRum (Biu) adalah seorang lelaki yang harus menyamar menjadi putri bungsu dari keluarga D'licht untuk bertahan hidup dan mendapat pengakuan dari ayahnya. namun, tak disangka ia malah jatuh cinta dengan seorang kepala pelayan, Lotus (Bible) yang tern...