Rum
Pada hari itu, selama menunggu Us mengambil keperluan yang kuminta, aku menunggu sembari memandang lekat pada lukisan sosok Lotus. Lukisan yang tidak terlalu besar, namun cukup untuk menangkap segala ketampanan lelaki itu. ah.. siapa lelaki nakal di dalam lukisan itu? andai lotus disini saat ini, aku ingin menggodanya dengan kata-kata itu. tanpa sadar, aku menitikan air mata dan menahan rasa sedihku, seakan tengah menelan sebotol penuh obat yang pahit. Lelaki tua pemilik toko hanya melihatku dari kejauhan, ia ingin menghiburku, namun ia sendiri tidak berani berbuat lancang yang mungkin tanpa sengaja menyakiti perasaanku. Lelaki itu benar-benar tahu seperti apa posisinya.
Tak berapa lama, Us datang dengan membawa dua tas besar di kedua tangannya. Suara nafasnya memburu, seakan sudah begitu lama ia berlari untuk menyiapkan permintaanku. Aku melihat ke arahnya, dan tersenyum.
Us : Aku akan mendandanimu... kau harus tampil sempurna..
Lelaki tua itu mengarahkan kami ke ruang ganti,
Pemilik toko : anda bisa menggunakan ruangan ini sepuas anda, saya akan menyiapkan segala keperluannya.. (lalu keluar dari ruangan)
Us segera mengeluarkan gaun dan segala aksesoris yang kuminta. Gaun biru yang dulu kupakai ketika bersama dengan Lotus di taman Bunga mawar, dan gaun yang akhirnya membuatku menjadi dekat dengannya.
Rum : kau masih menyimpannya..
Us : tentu saja, aku menyimpannya.. ini gaun yang paling indah..
Rum : Yah... gaun yang sangat indah.. (murung)
Dia mendandaniku dengan hati hati, rasanya aneh ketika aku kembali memakai gaun dan aksesoris mahal. Ketika mataku bertemu dengan cermin, aku melihat rose (versi rum) yang dulu, seseorang yang menggebu-gebu, dan bodoh. Andaikan saja, dulu aku tidak menerima permintaan tuan Chan untuk datang ke kediaman keluarga D'licht, apakah kau tidak akan mati Lotus?
Waktu berlalu, tanpa kusadari Us sudah selesai mendandaniku dan menyuruhku untuk melihat di cermin dengan seksama.
Us : Rum, lihatlah.. rose telah kembali..
Rum : sejak awal aku bukan rose, aku rum.. tapi aku tidak bisa memungkiri, aku bahagia ketika menjadi rose.
Us : Rose yang mempertemukan kita kembali, setelah sekian lama kita saling sibuk dengan jalan hidup masing-masing... Rose pula yang membuatku mengenal seperti apa kejamnya intrik dalam gelar bangsawan..
Rum : Aku ingin berterima kasih pada rose, karena sudah menjadi bagian dari diriku.. karena dia aku bisa bertemu dengan Lotus, mengenal dan mencintainya.
Us : tahan.. jangan menangis, kau akan membuat luntur riasannya...
Aku mencoba menahannya, tapi rasanya semua kenangan berdatangan satu persatu, menghantamku. Kenangan di aula ketika dansa dimulai, atau ketika keberangkatan kami ke desa schatz dan desa petani. Semua kenangan itu berputar di kepalaku, seakan akan memanggil untuk kembali menundukkanku pada duka.
Yah, ini adalah saatnya. Aku berdiri dari kursi di depan meja rias, dan berjalan keluar menuju tempat dimana aku akan dilukis. Lelaki tua itu telah bersiap dengan kanvas yang berukuran sama dengan lukisan lotus, sesuai dengan keinginanku. Aku berjalan dan berdiri di hadapannya, lelaki itu tertegun hening dengan kuas yang menggantung di tangannya.
Pemilik toko : Sungguh cantik, keindahan apa ini..
Rum : Ini saya pak, Rum.. tolong lukis saya.. sesuai dengan perintah saya..
Pemilik toko : ah.. baik –baik,
Lelaki itu mulai membuat sketsa, sementara aku menatap lurus dengan senyum yang mengembang. Sesekali aku dapat melihat tatapan semangatnya ketika melukis wajah dan tubuhku yang dibalut dengan gaun biru nan cantik.
Setelah 2 jam, aku kembali ke ruang ganti dan mengganti pakaianku menjadi rum yang dulu, jauh sebelum mengenal Lotus. Dengan baju yang penuh robekan dan lusuh, yah, pakaian itu menjadi saksi perjuanganku hidup kasar di dalam lumpur. Setelah selesai berganti, aku memantaskan diriku kembali di depan si pemilik toko untuk siap di lukis. Tangan tua itu kembali menari diatas kanvas, lalu sesekali melirik ke arahku yang masih tegap berdiri. Matanya seakan berkaca-kaca, menatap lembut pada sosokku yang memaksa diri untuk tersenyum.
Setelah semua itu, kami memutuskan kembali ke istana. Tanpa terasa sore sudah menjelang, lelaki tua itu berjanji akan mengirim sendiri kedua lukisan itu ke istana. Aku hanya harus menunggu paling lama satu minggu, karena melukis kembali sosok Lotus tidaklah mudah. Kereta kuda yang semenjak tadi menunggu di depan toko, sudah bersiap untuk membawa tubuhku kembali ke dalam penjara emas itu.
Di dalam kereta kuda, us dan aku hanya terdiam.
Us : Kau meninggalkan dua sosok di masalalumu... di dalam lukisan itu? (menggenggam tangan Rum )
Rum : Aku meninggalkan diriku yang tidak dewasa, dan penuh dengan kekurangan di dalam lukisan itu. mulai hari ini, kau akan melihat Putra mahkota Rumania yang akan segera menjadi raja di negeri ini. seseorang yang berbeda dari yang dulu, hidup dalam masa yang baru, namun hatinya telah mati.
Us : Rum .. (khawatir)
Rum : Hanya dengan cara itu, aku bisa bertahan untuk tetap hidup.. karena alasanku bahagia sudah mati..
Us : (menghela nafas)
Us
Jika ada yang bertanya, bagaimana keadaan Rum setelah kematian Lotus? Yah, Rum juga sudah mati dari dalam. Aku benar-benar bisa melihatnya dengan jelas, sorot matanya dengan jelas memperlihatkan kekosongan itu. bahkan ia sudah melepaskan semuanya sebagai Rumania, dan hanya akan hidup sebagai putera mahkota. Aku tidak bisa apa-apa, bahkan jika aku bisa, aku ingin Rum membagi rasa sakitnya padaku. Biarkan aku juga merasakan kesunyian di hatinya.
Aku mengelus-elus pundaknya sepanjang perjalanan, sementara dia hanya menatap kosong pada jalanan yang kita lewati. Sesampainya di istana, Rum dengan cepat mengambil pedangnya dan berlatih di tempat para ksatria. Kehadirannya seketika mengejutkan semua prajurit dan ksatria yang tengah berlatih. Dia memerintahkan Sky dan Ohm yang sedang latihan untuk melawannya dan berlatih dengannya. Tentu, aku juga mengejar sosok Rum yang berjalan dengan cepat itu.
Ohm : Yang mulia, anda masih belum pulih...
Rum : LAWAN AKU SEKARANG... PEGANG PEDANGMU.. (teriak)
Sky : Kendalikan dirimu yang mulia...
Tanpa mendengar satu patah katapun, Rum segera mengayunkan pedangnya dan menyerang Ohm serta Sky secara bergantian. Kemampuan Rum memang bagus, semua itu berkat latihan dengan Lotus, tapi dia bahkan belum makan apapun sejak tadi pagi. Aku hanya bisa mengawasi Rum dari kejauhan dan berharap ia tidak terluka.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MY MARTINI (BIBLEBUILD)
FanfictionRum (Biu) adalah seorang lelaki yang harus menyamar menjadi putri bungsu dari keluarga D'licht untuk bertahan hidup dan mendapat pengakuan dari ayahnya. namun, tak disangka ia malah jatuh cinta dengan seorang kepala pelayan, Lotus (Bible) yang tern...