Rum
Aku mengikuti langkah kaki lotus yang penuh dengan teka teki, mengapa suasana antara kami seakan menjadi aneh. Kami tidak bertengkar, tidak ada masalah, tapi aku merasa ada sesuatu yang menggangu hati dan pikiran Lotus. Aku tak berani bertanya, aku hanya sanggup menerka bagaimana riuh pikirannya. Seorang lelaki dengan punggung lebarnya, yang hari ini terlihat begitu rapuh, sedikit membungkuk lemah.
Lotus : Kita berlatih di tempat baru, aku ingin suasana baru.. (wajah lotus menoleh sedikit ke belakang)
Rum : itu ide yang bagus, kemana kita?
Lotus : Kau akan tau, aku menemukan tempat ini kemarin..
Sesekali aku mendengar suara hembusan nafas dalam, seakan ia tengah menahan sesuatu yang berat. Ah sial, mulutku terasa gatal, aku ingin menanyakan semua kekhawatiran ini tapi... kenapa begitu takut aku mendengar jawabannya. Pada akhirnya, aku kembali hanya mengikuti langkah kakinya.
Kami berjalan cukup jauh dari desa, mulai sedikit mendaki ke sisi lain bukit. Sepanjang perjalanan, sesekali aku bermain dengan Lotus agar mencairkan suasana, dan senyumnya sedikit demi sedikit kembali lagi. Aku merangkul lengannya yang kekar, dan mencium pundaknya. Dia menatapku dengan lembut, dan dengan cepat dia mengecup keningku, sekejap pipiku memerah.
Rum : kenapa tiba-tiba mencium keningku..
Lotus : Aku jatuh cinta lagi padamu, aku ingin jatuh cinta setiap detiknya, hanya padamu..
Rum : Hanya padaku?
Lotus : He.em.. hanya padamu, satu-satunya padamu..
Rum : Meskipun hidup kita tidak seperti pasangan yang lain, yang akan memiliki anak kandung, atau memiliki cucu...
Lotus : Aku hanya ingin melihatmu, di akhir hidupku. Melihat senyummu, mendengarmu memanggil namaku, dan melihatmu bahagia..
Rum : Kenapa hanya melihatku bahagia? Bukankah kita akan bahagia bersama... (tersenyum)
Lotus : (Diam)
Senyum itu tiba tiba memudar lagi, apakah dia masih belum yakin dengan dirinya?
***
Angin sepoi-sepoi menyambut kedatangan kami, di hamparan bunga berwarna merah yang menyeruakkan harum. Aku berlari dengan bebasnya di tengah hamparan bunga yang bermekaran itu. di tengah hamparan Bunga itu, tumbuh dua pohon besar yang saling berdekatan, dengan salah satu yang mulai menguning. Aku menatap dalam pada dua pohon tua itu, seakan mereka damai dalam kedamaian, hanya mereka berdua.
Lotus : mereka seperti kita berdua,
Rum : iya, kau harus berjanji untuk bersamaku selamanya.. sampai kita menua, dan tutup usia bersama
Lotus : (mengangguk) yah.. aku berjanji..
Tangan lotus memeluk pinggangku lalu menarikku ke dalam peluknya. Dia memetic beberapa bunga lalu menaruhnya di rambutku yang mulai panjang kembali. Aku memutuskan memanjangkan rambutku, tanpa menggunakan rambut palsu yang dipasang di rambut asliku. Sekarang rambut asliku yang memanjang sendiri. rambut panjang ini sebagai doa tak berujungku akan hubungan dan rasa diantara kami. Lotus menciumku dengan lembut, sembari memelukku dengan erat.
Beberapa saat aku merasakan semua benar-benar aneh, dari caranya memelukku, bagaimana suara nafasnya, dan ciumannya.
Rum : Lotus, sebenarnya ada apa? Kenapa kau aneh..
Lotus : Ayo latihan..
Rum : Lotus..? (memegang pedang yang diberikan lotus)
Tanpa aba- aba, Lotus menyerangku dengan cepat. Dia mengayunkan pedang dengan cepat, dan membuatku sesekali terdesak. Aku melangkah mundur beberapa langkah, dia memperlihatkan teknik andalannya, yang katanya tidak akan diajarkan padaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MY MARTINI (BIBLEBUILD)
FanfictionRum (Biu) adalah seorang lelaki yang harus menyamar menjadi putri bungsu dari keluarga D'licht untuk bertahan hidup dan mendapat pengakuan dari ayahnya. namun, tak disangka ia malah jatuh cinta dengan seorang kepala pelayan, Lotus (Bible) yang tern...