-35- Prahara Asmara para Nona (3)

144 22 1
                                    

POV Rum

Aku terduduk, terdiam, semua kata-kata yang dimuntahkan oleh bajingan-bajingan itu tentang Moon membuatku mual. Kenapa dia menutupi semuanya sendirian? Seakan tidak terjadi apapun, dia tersenyum dengan polosnya. Sebagai lelaki, rasanya aku ikut bersalah pada apa yang terjadi pada Moon, karena aku tidak bisa melindunginya.

sebuah piring penuh kue kering disuguhkan di depan mataku, yang masih menahan amarah. Pandanganku terlempar pada senyuman manis, kakak perempuanku itu. tanpa sadar, air mata keluar begitu saja melihat silau wajahnya yang ceria penuh kepalsuan itu. berkali –kali aku mengusap air mataku,bahkan menampar pipiku sendiri. Moon terlihat panic melihatku bertingkah aneh, dengan cepat memelukku dengan wajah khawatirnya.

Moon : Ada apa Rose? (suaranya lembut)

Rum : (menggelengkan kepala)

Bajingan, Bajingan... rasanya aku ingin berteriak dan memukul mereka semua yang menyakiti Moon. Tapi, aku tidak bisa melakukannya karena gaun sialan yang harus kupakai ini. Moon memegang tangan kiriku yang mengepal dengan kuatnya, dan mengecupnya pelan.

Moon : Apa terjadi sesuatu rose? Katakan, walau aku payah, tapi aku tetap kakakmu... (mengelus rambut panjang Rum dengan pelan)

Tiba –tiba jentingan suara gelas dibunyikan, tanda putri mahkota yang ingin mengumumkan sesuatu. Terdengar ramai tepuk tangan dari segala penjuru taman, tertuju pada sosok Maya dan putri mahkota.

Putri Mahkota : Pesta ini sebenarnya diselenggarakan untuk merayakan keberhasilan Rose bersama kelompoknya dalam misinya ke daerah timur. Aku berharap rose bisa maju ke depan dan menerima hadiah dari kerajaan, tanda kehormatan untuk kerja keras anda.

Aku tidak bisa menolak keinginan dan titah dari putri mahkota, meskipun ini diluar dari bayanganku. Aku berjalan dengan pelan dan seanggun mungkin, menata perasaan dan hatiku yang masih shock. Ketika tubuhku telah sampai di hadapan putri mahkota, aku memasang senyuman semanis mungkin. Maya memberiku sebuket bunga, sementara putri mahkota memberiku sebuah kotak berisi Pin kehormatan. Aku rasa, aku sama sekali tidak pantas mendapatkan ini semua, tapi aku juga tidak mungkin menolaknya.

Rum : Kak, apakah ada pin serupa untuk Lotus? (bisikku pada maya)

Maya : Tenang, aku sudah menyiapkannya. Kau bisa memberikannya nanti, (tersenyum)

Setelah prosesi penyerahan hadiah, para pemusik kembali memainkan musiknya. Aku berjalan kembali ke tempat dudukku, tapi aku sama sekali tidak melihat sosok moon. Bayangan burukku datang, apakah moon dalam bahaya?

Baru saja aku akan melangkah mencari Moon, Emi, Nara, Hana, rinni dan Kanna datang menghalangi langkahku. Dengan cepat mereka berlima menyeretku yang masih membawa bunga dan kotak pemberian dari Putri mahkota. Mereka membawaku kea rah taman tempat para bajingan tadi berkumpul.

Emi : Hey, tuan Rey.. lihat siapa yang kubawa..

Rum : Sialan!!! (teriak)

Emi : Bagaimana kalau kita bermain – main dengannya? Pasti dia tidak akan bisa mengangkat wajahnya lagi, (memegang wajah Rum dengan kasar)

Nara : Mau dijadikan seperti Moon? Atau para pelayan-pelayan itu,

Emi : Apa bedanya, mereka hanya mainan kita. Salah Moon sendiri, dia membela pelayan rendahan seperti mereka..

Rey berjalan dengan tenangnya mendekatiku, lalu mengambil Bunga dan kotak hadiah itu, lalu membuangnya. Dengan lancang, dia menumpahkan minuman yang dia bawa kepadaku dan membuat tubuhku dipenuhi dengan bau alcohol.

Rum : Kenapa kau tega melakukan itu pada Moon? Dia adikmu sendiri.. (geram)

Rey : Aku tidak pernah menganggap dia adikku, toh, kami beda ayah..

YOU ARE MY MARTINI (BIBLEBUILD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang