Rum
Kehangatan terasa ke seluruh tubuhku, seakan seseorang memelukku dengan segenap jiwa dan raganya. Sayup –sayup kudengar suara hembusan nafas yang begitu familiar di telingaku. Aku tahu pasti siapa yang tengah menyandarkan kepalanya di pundakku, sembari memelukku erat. Namun berat rasanya kala aku mencoba mengangkat tanganku, sekedar untuk mengelus lembut sosok yang kucintai itu.
Mataku dengan berat kupaksa untuk terbuka, meski pelan, aku mencoba dan terus mencoba. Akhirnya aku bisa melihat kembali suasana nyata dunia, meskipun tak seindah kehidupan di dalam mimpiku. Aku melirik ke sosok di sebelahku, seakan sudah lama ia tidak merawat tubuhnya. Dia lebih kurus dari terakhir aku melihatnya. Sial, aku mencoba mengeluarkan suaraku namun terasa sulit, sehingga aku hanya diam sembari melihat lelaki kesayanganku ini. ia tertidur dengan lelapnya, sementara cahaya matahari sudah terang masuk lewat sela-sela jendela.
Tiba-tiba, suara histeris terdengar keras di sebelahku. Suara adikku ternyata masih seberisik itu. Chan melihat kearahku dengan senyum dan tangis yang mengembang, lalu memelukku dengan cepat. Teriakan Chan juga membuat Lotus terbangun dan tertegun menatap kearahku dengan air mata yang keluar dan diamnya.
Lotus : Kau.. Rum, (menangis)
Rum : A.AA..Akk.. Pulang.. (tergagap dengan suara serak)
Dua orang yang paling berharga dalam hidupku, memelukku dengan erat. Mereka tak henti-hentinya menciumku sembari terus mengelus – elusku. Sebenarnya aku tidak tahu berapa lama aku tertidur, tapi melihat bagaimana mereka begitu bahagia melihatku, sepertinya sudah sangat lama.
Setelah menerima berbagai pelukan dan luapan bahagia dari semua orang, Us akhirnya memandikanku dengan masih sesenggukan bahagia. Dia mengelap tubuhku dengan pelan, dan sesekali melihat lagi luka di punggungku. Sementara lotus meminta Ohm untuk memotong rambutnya dan mempersiapkan dirinya, karena selama aku tidak sadar, ia sama sekali tidak peduli dengan penampilannya.
RuM : Us, maaf sudah membuatmu menunggu terlalu lama.. membuat lotus sampai tidak memiliki gairah seperti itu, dan membuat semua orang khawatir.
Us : Kenapa kau minta maaf, harusnya kami yang minta maaf. Karena rencana kami, kau jadi terluka dan koma selama berminggu-minggu.
Rum : Tunggu.. kau tahu.. (terhenti)
Us : (tergagap) anu.. kau tahu, kabar terbaru selama kau tak sadar? Kau pasti ingin tahu..
Rasanya aku sedikit terhianati karena us tahu semua rencana Rum, tapi tidak mengatakannya padaku. Andai mereka memberitahukannya padaku, aku mungkin bisa membantu.. atau mungkin aku memang menyusahkan mereka karena aku lemah dan bodoh.
Rum : Us, kenapa kita pindah ke tempat ini.. ini dimana?
Us : Oh.. ini rumah di luar dari kerajaan, pedesaan kecil di perbatasan. Rose menyuruh kita untuk bersembunyi disini agar tidak terlacak oleh pihak kerajaan.
Rum : mereka mengincar kita?
Us : Pastinya, di rumah ini ada tiga orang pembunuh kepala Keluarga D'licht, seseorang yang membantu pembunuhan putra mahkota dan seorang anak yang meracik racun untuk pembunuhan putra mahkota.
Rum : Siapa yang membunuh putra mahkota?
Us : Maya, aku dan putri mahkota hanya membantu rencananya.
Rum : Lalu anak yang meracik racun itu?
Us : Itu, Chan..
Rum : Kenapa kau membuat Chan terlibat.. (bentak) uhuk..uhukk..
Us : Tenanglah.. tenanglah.. Chan sendiri yang menginginkannya. Dia tahu semuanya dan membantu karena Rose. Dia tahu, kalau orang yang membakar bar kalian dan alasan ibu kalian meninggal adalah ratu.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MY MARTINI (BIBLEBUILD)
FanfictionRum (Biu) adalah seorang lelaki yang harus menyamar menjadi putri bungsu dari keluarga D'licht untuk bertahan hidup dan mendapat pengakuan dari ayahnya. namun, tak disangka ia malah jatuh cinta dengan seorang kepala pelayan, Lotus (Bible) yang tern...