-46- Malam Purnama (1)

122 17 1
                                    

Lotus

Setelah malam panasku dengan rum, aku kembali melanjutkan misiku. Pagi-pagi buta, aku keluar dari kamar rum dan membiarkan Us masuk untuk mempersiapkan Rum. Aku menyembunyikan perasaanku, dan bertingkah seakan tidak ada yang terjadi. Sepertia biasanya, aku menyiapkan semua kebutuhan untuk pesta pertunangan yang akan diselenggarakan malam hari. Sejak pagi buta, semua orang sibuk, mulai dari pelayan hingga kusir kuda.

Lotus : Ohm, bawa orang-orang yang tidak memiliki sangkut pautnya dengan rencana kita, kau bertugas memastikan mereka semua keluar dengan selamat ketika aku melakukan aksiku..

Ohm : baik,(lalu pergi)

Ketika malam tiba, Aroma bunga dan kue saling beradu membuat harum aula rumah utama. Satu persatu tamu undangan datang dengan gaun terbaik mereka. Sayangnya, kali ini putra mahkota beserta istrinya tidak bisa hadir, namun Raja dan Ratu tetap hadir meskipun kemungkinan akan terlambat.

Seisi ruangan dipenuhi dengan hiasan yang indah dan romantic. Warna – warna lembut menjadi poin utama dalam dekorasi lembut namun mewah. Semua tamu kompak menggunakan warna-warna gaun yang soft, agar tidak mencolok dan menyaingin kecantikan Rum malam ini. Hah, aku juga sedang menantikan bagaimana rupanya mala mini. Apakah dia akan tampil mempesona atau tampil semakin cantik. Padahal dia lelaki, tapi aku benar-benar tergila-gila dengannya. Rasanya memikirkan bagaimana wajahnya,Suaranya, Caranya merajuk, semua membuatku rela untuk mati deminya. Dengan melihatnya mala mini, sepertinya pengorbananku akan sempurna.

Tak berapa lama, tuan D'licht dan Rum masuk dengan gaun yang begitu indah. Kedatangannya disusul oleh Jimmy dengan setelah jas yang senada dengan gaun Rum. Dapat kulihat dengan jelas, bagaimana ia memaksa untuk tersenyum, sementara matanya memperlihatkan kesedihan dan kemarahan. Rasanya aku ingin memeluknya, dan membiarkannya merebahkan tubuhnya di pelukanku.

Jhone : Selamat malam semuanya, selamat datang di acara pertunangan putri kesayanganku Rose dengan Jimmy si penasihat kerajaan. Ini menjadi kehormatan besar bagi kami, untuk menyelenggarakan pesta ini dan berbagi kebahagiaan dengan semua orang. Saya sangat berharap Raja dan Ratu dapat memberi pesan dan nasihat bagi sepasang kekasih yang akan segera mengikat menjadi satu hati ini. (bahagia sembari mengangkat segelas wine)

Ratu : tentu saja, dengan senang hati saya akan memberikan pesan yang indah untuk kedua sejoli ini. aku sangat mengenal Jimmy, dia adalah orang yang kompeten,baik dan bertanggung jawab. Sedangkan nona Rose, adalah seorang gadis cantik, cerdas dan penuh dengan pesona. Sungguh pasangan yang sempurna, aku berharap kalian akan langgeng hingga tua nanti. Tentunya, aku berpesan untuk rose, agar selalu mendukung dan mencintai Jimmy dengan segenap hati. karena aka nada banyak 'ombak' dan 'luka' yang mungkin akan menyertai perjalanan kalian setelah ini. (sembari menatap tajam ke arah Rum, lalu beralih seolah – olah tidak melakukan apa-apa)

Jelas, kata-kata itu mengandung ancaman, dan dari raut wajah Rum terlihat jelas bahwa dia memahami maksud dari Ombak dan luka itu dengan pasti. Sementara tuan Jhone hanya tertawa seakan tengah bahagia melihat kebodohannya. Tiba-tiba saja, tatapan rum teralih ke padaku yang berada jauh di belakang tamu. Aku tahu pasti, tatapan seakan ingin memakiku itu terlempar bebas menujuku. Aku hanya mencoba menunduk, ketika kami tanpa sengaja saling menatap.

Sesi selanjutnya, Jimmy akan memasangkan cincin ke jari manis Rum, begitupun sebaliknya. Mereka melakukannya dengan mulus, namun ketika beralih ke sesi selanjutnya, Rum tentu menolak. Aku berjalan mendekati Jimmy dan Rum sebagai seorang kepala pelayan yang professional.

Lotus : Sesi selanjutnya, silahkan tuan Jimmy mencium nona rose sembari memeluknya. (menahan emosi dan mencoba tetap tenang)

Apakah aku rela melihat kekasihku dicium orang lain? Sama sekali tidak. Tapi aku tidak punya pilihan, waktunya belum tepat untuk menyerang saat ini, masih ada beberapa jam lagi. Aku berdiri di belakang Jimmy, dan menatap mata merah Rum yang menahan emosinya sembari memandang ke arahku dengan tajam.

YOU ARE MY MARTINI (BIBLEBUILD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang