Rum
Sepeninggal Lotus, aku mulai menyendiri di dalam kamarku, seakan-akan tengah merangkai bagaimana cara aku menemui lotus nantinya. Aku meringkuk, memeluk erat selimut tebal di atas kasurku. Tangisku sesekali masih terdengar, namun sudah tidak ada air mata yang jatuh. Yah.. penyesalan itu mengikatku begitu erat dalam relung terdalam, aku benar-benar sudah terjatuh.
Us datang menemaniku, hanya sesekali. Dia membiarkanku tenggelam dalam kesendirianku. Tapi akhirnya aku harus tetap berdiri kembali, tepat ketika Jeff dan Ohm membawa peti peninggalan terakhir Lotus. Mataku menatap kosong pada peti kayu berukuran sedang itu. aku menggapai peti itu, dan memeluknya dengan erat. Entah aku masih sanggup atau tidak membukanya, namun elusan lembut us membuatku berani untuk membukanya.
Satu set pakaian yang dikenakan lotus, masih lengkap dengan bercak darahnya. Kemudian, dua anak panah yang menancap di dadanya, secarik kertas, sebuah buku jurnal, dan kwitansi. Aku membaca secarik kertas itu dalam hati :
Dear Rum kesayanganku,
Jika kau sudah membaca tulisan ini, maka aku mungkin sudah dibakar dalam kayu api. Ah... aku sudah menuliskan semua rahasiaku di dalam buku jurnal pribadiku. Sebenarnya daripada menulisnya, aku ingin menceritakannya langsung padamu. Bagaimana ekspresimu mendengar kenakalan masa kecilku? Kapan aku jatuh hati padamu? Bagaimana aku hidup? Atau darimana nama lotus ini muncul.. aku ingin membuat pengakuan, yang mungkin tak akan bisa kau maafkan.
Aku minta maaf, kau pasti mengutukku atas pilihan jahat yang kuambil ini. tapi aku bersumpah, aku sudah mencoba sebisaku, namun hanya ini pilihan yang bisa kuambil. Aku tak sanggup melihat akan banyaknya anak-anak yang akan merasakan hidup sepertiku, anak korban perang.
Memang tidak mudah, tapi aku yakin kamu bisa. Kau adalah cahaya baru bagi negeri ini, mekarlah dengan segala doa doa dan restu dariku. Aku mencintaimu Rum
Dari Lotus
PS : Ah, ada kwitansi untukmu.. ambilah hadiah terakhirku. Mungkin tidak mahal, tapi cukup untuk mengobati rindumu.
Kertas itu gemetaran di tanganku, aku mencoba masih menguatkan hatiku. Baru kemarin, tubuh itu terbakar, tapi rasanya begitu kosong. Aku menaruh kertas itu diatas meja, lalu mengambil kembali secari kwitansi yang mengatas namakan Hendrick Van Jock dengan pemesanan sebuah hadiah tak lekang masa. nama yang aneh untuk sebuah barang, apa yang sebenarnya dipesan oleh Lotus. Toko itupun berada di tengah kota, dekat dengan rumahku yang dulu. Apa kau ingin aku mengingat kembali, darimana aku berasal?
Aku menaruh kembali kwitansi, lalu mengambil sebuah guci yang didalamnya berisi abu milik lotus. Guci itu ditaruh di sebelah peti kayu, dengan ornament sederhana namun masih terkesan mewah.
Ohm : Mau ditaruh dimana guci itu, yang mulia? (sopan)
Rum : Us, taruh ini di samping ranjang tidurku, di atas meja itu. (menunjuk sebuah meja kecil di dekat ranjang)
Us : Baiklah, (mengambil guci itu, lalu menaruhnya sesuai dengan permintaan Rum)
Ohm : kami undur diri, tugas kami sudah usai, bersamaan dengan wafatnya lotus.
Rum : Tidak, tugas kalian yang sesungguhnya baru saja dimulai. Ayo kita bersama – sama membangun negeri ini, dan balas dendam pada mereka yang sudah merenggut nyawa lotus. Kita harus mewujudkan harapan lotus.. (meneteskan air mata)
Jeff : pembunuh bayaran dan mata-mata seperti kami, lahir akan kerasnya perang masa lalu dan ketimpangan sosial. Pastinya, lotus juga menginginkan kedamaian dan keadilan dinegeri ini.
Ohm : Kau benar, kita yang sudah merasakan gelapnya kemiskinan dan kesengsaraan adalah orang-orang yang paling tahu, bagaimana memakmurkan rakyat.
Jeff : Kami menunggu perintah dari yang mulia, (berlutut bersama dengan Ohm)
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MY MARTINI (BIBLEBUILD)
FanfictionRum (Biu) adalah seorang lelaki yang harus menyamar menjadi putri bungsu dari keluarga D'licht untuk bertahan hidup dan mendapat pengakuan dari ayahnya. namun, tak disangka ia malah jatuh cinta dengan seorang kepala pelayan, Lotus (Bible) yang tern...