POV Lotus
Malam semakin larut, tapi bayanganku masih menyisakan sosok Rose dalam pandanganku. Mataku menatap langit-langit kamar, mengelus bantal yang biasa dipakai Rose, dan menghirup sisa aroma tubuh Rose yang masih tertinggal. Bahkan, untuk berpisah sesaat saja masih terasa begitu berat bagiku. Rose, hanya dia yang membuatku tidak peduli apa itu gender, yang kutahu aku mencintainya.
Hampir setengah hidupku, kujalani di dalam panti asuhan. Tidak ada cinta kasih dan sayang, hanya kerja keras dan pukulan yang kurasakan. Masih ingat dibenakku, bagaimana suster di panti selalu memukuliku dan menghukumku hanya karena memakan sepotong roti dari meja. Dunia kekerasan sudah menjadi kehidupanku sejak usiaku belasan, berawal dari mencuri, merampok, dan menjadi seperti saat ini. Kematian silih berganti datang padaku, dan membuat hatiku dingin seperti es. Rose, yang mengenalkanku pada apa itu cinta, yang tumbuh tanpa kusadari. Awalnya, kukira aku hanya akan bermain-main dengannya seperti aku bermain dengan nona Maya atau gadis-gadis bangsawan lainnya. Tidak, dia berbeda, dia mencuri hatiku lebih dulu, bahkan tanpa ia menyadarinya. Tariannya, senyumnya, wajahnya, sikapnya, semua bagiku special.
Lotus : (bergumam) Oh ayolah.. hati.. bekerjasamalah.. ini demi kebaikan Rose,
Bayanganku kembali, dan 'dia' pasti tidak akan melepaskan Rose jika dia tahu, Rose adalah alasanku memundurkan waktu eksekusi. Ah.. aku harus bagaimana menghadapi kegundaan ini?
Baru sejenak aku tenggelam dalam frustasi dan pemikiran liarku, suara ketukan datang berkali-kali. dari ketukan itu, kudengar kepanikan yang tergambar jelas. Aku bergegas membuka pintu kamar, dan mendapati sosok Us dengan raut wajah gelisahnya.
Lotus : ada apa? (keheranan)
Us : Tolong, Rose.. dia demam tinggi.. (terbata-bata)
Demam tinggi? Apa karena luka di kakinya? Aku segera berlari menuju kamar Us, bahkan sebelum aku sempat menghela nafas. Terlihat, sosok lelaki berambut panjang yang tertidur dengan keringat yang mengucur disekutur tubuhnya, wajahnyapun mulai pucat.
Lotus : Bukannya kau sudah mengoles obat? (duduk di sebelah Rose)
Us : Iya, tapi tidak tahu kenapa, dia jadi demam tinggi, bahkan beberapa kali sesak nafas.
Lotus : Cepat, panggil dokter... siapapu,,minta tolong pegawai disini..
Us : Bagaimana kalau mereka tahu rose...( khawatir)
Lotus : Biar aku yang urus, kau gantikan bajunya saja, aku yang akan memanggil dokter.. (bergegas keluar)
Sial, seharusnya aku merebut botol itu dari tangan Rose, andai aku tahu itu akan melukainya seperti ini. Aku berlari menuju resepsionist yang berjaga 24 jam.
Lotus : Tolong panggilkan dokter, yang siap 24 jam,.. cepat!!!
Pegawai': Baik pak, (langsung menelpon dokter)
Pegawai : Tolong segera ke penginapan kami, sekarang dok!! Ada keadaan darurat, .. (telponnya di rampas Lotus)
Lotus : Halo dok, segera ke penginapan. Istriku demam tinggi disertai sesak, dia sempat terluka, bawa beberapa antibiotic dan obat infeksi, penurun panas dan infus. Bawa semua yang ada di tempat praktek anda, aku akan membayar berapapun.. ( terburu-buru)
Pegawai : Tenanglah.. tuan..
Bagaimana aku bisa tenang? Setelah kejadian pertengkaran tadi, sekarang Rose yang sakit. Kenapa hal buruk berurutan terjadi pada Rose, apa karena dia bersamaku? Oh, jangan bilang ini hukuman atas dosa-dosaku.
Aku berdiri dengan gelisah, berjalan dengan resah di ambang pintu penginapan. Sesekali aku mengintip, melihat adakah mobil yang datang, sayangnya masih belum ada tanda-tanda. Sekitar 10 menit berlalu, dokter datang sambil mengendarai mobil tuanya. Jas putih itu berkibar bersama dengan langkahnya yang tergesa-gesa.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MY MARTINI (BIBLEBUILD)
FanficRum (Biu) adalah seorang lelaki yang harus menyamar menjadi putri bungsu dari keluarga D'licht untuk bertahan hidup dan mendapat pengakuan dari ayahnya. namun, tak disangka ia malah jatuh cinta dengan seorang kepala pelayan, Lotus (Bible) yang tern...