POV Rum
Mataku masih tertutup, tapi dingin merayap di tubuhku. Terlebih lagi, punggungku terasa sakit, perut, dan pantatku terasa perih. Rasanya seperti semalaman aku habis melayani ribuan pelanggan di bar. Aku merasakan tangan besar berada di pinggulku, memelukku dari belakang, nafasnya jelas terasa di leherku.
Aku membuka mataku pelan, ah, aku tidak ingin mengingat kegilaanku semalam. Aku melirik pada tubuh kekar Lotus yang tertidur karena kelelahan di belakang punggungku. Sial!!!
Bagaimana bisa aku tidur dengan lotus, meskipun aku masih memakai baju lengkap, tapi bagian bawahku sudah polos tanpa sehelai benang. Aku meraba bagian belakang pantatku, dan ada cairan yang keluar, aku mengangkat tanganku dan jelas aku melihat, sperma bercampur darah segar. Rasanya aku ingin menggorok leherku sendiri sekarang, aku lelaki, dan sekarang aku kehilangan keperjakaanku. Kenapa aku tidak bisa menahan diri jika berhubungan denga alcohol.
Tangan kekar Lotus menarik tubuhku ke dalam pelukannya dengan erat, hingga wajahnya berada tepat di pundakku. Aku ingin meninjunya berkali-kali, tapi aku yakin, aku juga yang memulainya. Kebiasaan mabukku benar-benar meresahkan, aku bisa menggoda dan begitu bernafsu, bahkan aku pernah hampir mencium Us dulu saat masih di sekolah. Melihat masa laluku, sepertinya aku sendiri yang terjun ke dalam lubang kesengsaraan ini.
Aku melepas rangkulan tangan Lotus, dan mulai beranjak dari Kasur. Kakiku lemas, hampir saja aku terjatuh ketika mulai berjalan. Aku duduk sejenak di kursi tempat kami makan malam semalam. Sembari memakai rokku. Aku sudah tidak menemukan dimana celana dalamku, mungkiin sudah terlempar ke salah satu tempat. Ah, bahkan untuk duduk rasanya cukup sakit. Aku berjalan pelan menuju kamarku, sambil berpegangan pada dinding dan apapun yang kutemui selama berjalan ke kamar. Aku bergegas ke kamar mandi, dan membersihkan kekacauanku semalam.
Rum : aku bodoh, memang, kenapa kau hilang kendali? Kenapa kau tidur dengannya? Apa kau benar-benar lupa siapa dirimu? Apa karena rambut panjang ini? Apa karena pakaian itu? (sambil memukul-mukul kepala)
Aku berendam di air hangat, sekalian meredakan rasa nyeri di seluruh tubuhku. Sekitar 20 menitan, seseorang mengetuk pintu kamarku dengan lembut. Aku beranjak dari bak mandiku, mengambil jubah mandiku. Aku berjalan pelan ke pintu kamarku, membuka pintunya sedikit, dan sosok Lotus yang kikuk muncul dibaliknya.
Lotus : hmm... apa kau baik-baik saja? Aku menemukan bercak darah di sprei.
Rum : Apa kau melihat wajahku baik-baik saja?
Lotus : Aku akan membelikanmu obat, kau tenang saja, okay. Aku akan berlari secepat mungkin,
Rum : he.em.. (lemas)
Mendengar jawabanku, dia langsung bergegas pergi untuk membeli obat, yang entah obat apa yang akan dia beli.
Aku merebahkan tubuhku di atas kasurku, masih dengan memegang perut dan punggungku yang terasa nyeri. Rasanya tubuhku memanas, apa aku mulai demam? Ah sialan, aku benar-benar kehilangan harga diriku, bagaimana aku bisa menikmati permainan semalam, sementara aku bermain dengan Lotus. Apa benar aku masih straight? Aku menutup mata, mencoba berfikir dengan sisa kesadaran dan kewarasanku, bahwa aku masih memiliki jati diri.
Aku mendengar suara langkah kaki dan ocehan yang menyertainya, sangat tidak asing di telingaku. Sosok itu masuk ke dalam kamarku, dengan santai dan bebas.
Rum : Ah, Us.. (dengan suara serak dan lemah)
Us : eh, kenapa kau pucat sekali? Kenapa kau berbaring di atas Kasur seperti ini? (melempar tasnya, dan bergegas mendekatiku)
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MY MARTINI (BIBLEBUILD)
FanfictionRum (Biu) adalah seorang lelaki yang harus menyamar menjadi putri bungsu dari keluarga D'licht untuk bertahan hidup dan mendapat pengakuan dari ayahnya. namun, tak disangka ia malah jatuh cinta dengan seorang kepala pelayan, Lotus (Bible) yang tern...